Berita Samarinda Terkini
Mahasiswa di Samarinda Tolak Politik Dinasti, Tuntut Penyelesaian Kasus HAM via Mimbar Demokrasi
Sejumlah mahasiswa di Samarinda yang tergabung dalam Komite Rakyat Melawan, menolak politik dinasti dan menuntut penyelesaian HAM
Penulis: Muhammad Riduan | Editor: Budi Susilo
- Tragedi Tanjung Priuk 1984;
- Tragedi Semanggi II 1999;
- Tragedi Munir 2004;
- Reformasi di Korupsi 2019;
- Salim Kancil 2015;
- dan juga Penculikan Wiji Tukul.
Maka dari itulah, kegiatan malam puncak yang diseleanggarakan tersebut bukanlah akhir dari gerakan Komite Rakyat Melawan, akan tetapi sebagai pembuka dari perlawanan pihaknya untuk kemudian ke selanjutnya.
"Bersatulah kekuatan rakyat. Hidup masyarakat tertindas. Mari bersatu dan membuat gerakan perlawanan rakyat,” tuturnya.

Dirincikannya pada mimbar demokrasi itu, melibatkan Forum Milenial Nusantara, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Samarinda, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Hukum Universitas Widya Gama Mahakam (FH UWGM) Samarinda,
BEM Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UWGM, Hubungan Internasional (HI) Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur (UMKT), Sambaliung Corner, Himpunan Mahasiswa Pembangunan Sosial (Himapsos) FISIP Universitas Mulawarman (UNMUL), BEM UNMUL, BEM Politani.
Baca juga: Nurul Arifin Tidak Alergi dengan Dinasti Politik, Sah-sah Saja Konsepnya Tidak Haram
Serta Forum Keluarga Mahasiswa Kabupaten Penajam Paser Utara (FKMKPUU) Samarinda, Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Kaltim, BEM FISIP UNMUL, Dewan Mahasiswa (DEMA) UIN Sultan Aji Samarin, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) UNMUL, Perempuan Mahardika Nyanyi Solo Leon, dan Nyanyi Solo Bellen.
(*)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.