Berita Balikpapan Terkini

Antrean Panjang di SPBU, Pertamina Tegaskan Bukan Karena BBM Langka

Selama 3 hingga 4 bulan terakhir, antrean panjang kendaraan yang ingin mengisi BBM di sejumlah SPBU kerap dikeluhkan warga kota Balikpapan

Penulis: Ardiana | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO/DWI ARDIANTO
Area Manager Communication Relation CSR Patra niaga regional Kalimantan, Arya Yusa dalam program Titik Temu pada kanal YouTube Tribun Kaltim Official bertajuk "Kemana BBM Menguap?",Kamis (21/12/2023).TRIBUNKALTIM.CO/DWI ARDIANTO 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Selama 3 hingga 4 bulan terakhir, antrean panjang kendaraan yang ingin mengisi BBM di sejumlah SPBU kerap dikeluhkan warga kota Balikpapan.

Melalui program Titik Temu pada kanal YouTube Tribun Kaltim Official bertajuk "Kemana BBM Menguap?" pada Kamis (21/12/2023), Pihak Pertamina menyebut antrean yang terjadi bukan disebabkan oleh kelangkaan BBM.

Hal ini disampaikan langsung oleh Area Manager Communication Relation CSR Patra niaga regional Kalimantan, Arya Yusa.

Ia mengungkapkan, jumlah SPBU di Balikpapan hanya sekitar 14 unit dari total luas kota Beriman hampir 500 km⊃2;. Dengan begitu, ia memperhitungkan 1 unit SPBU mengcover sepanjang 30 km.

Baca juga: Pertamina Tanggapi Persoalan Pom Mini Hingga Beberkan Modal Bangun Pertashop

Baca juga: Permasalahan Antrean Panjang BBM di Balikpapan Semakin Pelik, Pertamina: Kita Bukan Pemerintah

"Makanya saya menyayangkan, ketika SPBU tidak bertambah, demand-nya nambah. Otomatis terjadi antrean. Jadi bukan karena kelangkaan, tapi ada stok yang dibeli terlalu banyak," jelasnya dalam program yang dipandu langsung oleh Pimpinan Redaksi Tribun Kaltim, Ibnu Taufik tersebut.

Ia juga membeberkan, Kaltim mendapatkan kuota sekitar 688 juta liter Pertalite pertahunnya. Dari angka tersebut, kota Balikpapan mendapat sekitar 130 juta liter atau sekitar 20 persennya.

"Ada anggapan masyarakat/stakeholder bilang kalau kota minyak tapi sulit minyak. Sebenarnya gak sulit minyak kalau nyari non subsidi. Tapi kalau nyari yang subsidi dan penugasan pasti sulit karena ada kuotanya. Apalagi kalau yang beli adalah pendatang," ungkapnya.

Untuk diketahui, BBM pertalite merupakan barang penugasan dengan subsidi dan kompensasi. Sehingga memiliki kuota yang telah ditentukan oleh pemerintah.

"Beda dengan solar yang full subsidi pemerintah. Pertalite ini ada dari Pertamina dan pemerintah yang bayar. Jadi patungan untuk selisihnya. Meski Pertalite di harga pasar mirip dengan harga Pertamax. Bedanya hanya Rp500  saja. Akhirnya ada kuota disitu. Sehingga mau gak mau harus dibatasi, agar tidak jebol," tuturnya.

Sementara itu, terkait dengan pembangunan IKN yang menjadi magnet pertambahan penduduk di kota penyangganya, Balikpapan dan Samarinda, bagi Arya akan menjadi perhatian yang lebih.

Baca juga: Pertamina Beberkan Asal Mula Antrean Panjang BBM di Kota Balikpapan

Terlebih menurutnya, dengan jumlah penduduk dan kendaraan yang kian meningkat, serta suplai yang terbatas.

"Sementara kalau kita telat membangun SPBU atau Pertashop, itu pasti antrean makin panjang. Jadi bukan masalah stok, karena stok selalu ada," pungkasnya. (*)

 

 

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved