Berita Samarinda Terkini

Tanggul Perumahan Premiere Hills Samarinda Jebol, Semalaman Aleng Dengar Suara Pergerakan Tanah

Tanggul Perumahan Premiere Hills Samarinda Jebol, Semalaman Aleng Dengar Suara Pergerakan Tanah

Penulis: Sintya Alfatika Sari | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTIM.CO/SINTYA ALFATIKA SARI
Aleng, warga terdampak longsor di Jalan M Said Gg 6 Blok F Kecamatan Sungai Kunjang akibat jebolnya tanggul milik perusahaan Agung Podomoro Grup memandang nasib rumahnya saat ini, Jumat (29/12/2023). 

TRIBUNKALTIM.CO,SAMARINDA - Tanggul Perumahan Premiere Hills Samarinda Jebol, Semalaman Aleng Dengar Suara Pergerakan Tanah.

Kasus tanah longsor dan tanggul jebol kembali terjadi di Samarinda Kalimantan Timur.

Kembali lagi, warga menjadi korban.

Baca juga: Tanggul Jebol Sebabkan Banjir di Kelurahan Nenang PPU, Rusak Sejak April Lalu

Kali ini, tanggul tersebut merupakan tanggul pematangan lahan pada proyek Perumahan Bukit Mediterania Cluster Premiers Hills Jalan MT Haryono Samarinda.

Jebolnya tanggul ini membuat permukiman warga di Gang 6 Blok F Jalan M Said, Kecamatan Sungai Kunjang terkena limpahan tanah yang longsor.

Aleng, merupakan warga terdampak longsor tersebut memberikan kesaksiannya.

"Tadi pagi kejadiannya, tapi saya semalaman ada dengar pergerakan, setelah itu saya langsung telepon pihak perusahaannya, suruh datang ke sini semua," ungkapnya pada Jumat (29/12/2023) sore.

Peristiwa ini kemudian membuat warga panik dan terpaksa harus dievakuasi. Bahkan kejadian ini disertai dengan risiko tinggi yang mengancam keselamatan sebanyak 60 jiwa. Setidaknya 4 rumah dan 2 bangsalan terkena dampak longsoran tanah

Baca juga: Pemkot Akan Relokasi Warga Terdampak Tanah Longsor di Samarinda Seberang

"Mau gak mau kita ngungsi. Ada satu rumah bahkan hancur tak bisa dipakai lagi," tutur Aleng.

Dirinya menjelaskan bahwa pada beberapa bulan lalu, terdapat beberapa kawasan permukiman terkena imbas banjir lumpur yang diduga berasal dari proyek perumahan milik Agung Podomoro Grup.

Tanggul proyek tersebut tak mampu menahan rembesan air, sehingga warga juga sempat meminta pihak perusahaan untuk memperbesar parit.

"Kita kemarin minta paret diperbesar, karena masa air campur lumpur turun. Dulu sampai ke beberapa blok juga kena banjir lumpur," tambahnya lagi.

Hingga saat ini pun, Aleng mengaku belum ada upaya ganti rugi dari pihak perusahaan.

"Ganti rugi belum ada, bahkan saya belum pernah diundang untuk sosialisasi dan penandatanganan AMDAL, padahal saya dekat kawasan terdampak," tuturnya. (*)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved