Berita Kaltim Terkini
Jelang Pemilu 2024, Kasatpol PP Kaltim Tekankan Anggotanya Harus Netral
Jelang Pemilu 2024, Kasatpol PP Kaltim Arih Frananta Filifus Sembiring menekankan kepada anggotanya harus netral.
Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Diah Anggraeni
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Viral di media sosial video berdurasi 19 detik yang berisi tentang dukungan anggota Satpol PP Garut terhadap calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka.
Dalam video itu tampak anggota Satpol PP yang berseragam lengkap menyebut Indonesia membutuhkan pemimpin muda seperti Gibran.
Video itu juga sudah dibenarkan Kepala Satpol PP Kabupaten Garut.
Pelaku utama pembuatan video deklarasi dukungan tersebut ialah seorang tenaga kontrak berinisial CI.
CI merupakan anggota Satpol PP senior dan tergabung dalam satu regu yang bertugas menjaga ketertiban umum di kawasan pusat Kota Garut.
Baca juga: BPBD Samarinda Tuntut Percepatan Pembersihan Akibat Jembolnya Tanggul Perumahan Bukit Mediterania
Menanggapi hal itu, Kepala Satpol PP Provinsi Kaltim Arih Frananta Filifus Sembiring mengaku prihatin.
"Saya berharap tidak terjadi di Kaltim dan saya ikut prihatin ada sekelompok (pegawai), ya walaupun mereka belum PNS, forum non-ASN," ujarnya, Kamis (4/1/2024).
"Saya lihat di situ tidak ada ASN sama sekali, tapi itu juga menyalahi, karena kenapa? Kita sudah terikat pada aturan, baik ASN maupun tenaga honorer yang gajinya dibayar negara itu semestinya netral dan tidak boleh melakukan itu," sambung AFF Sembiring.
Melihat fenomena yang terjadi jelang Pemilu 2024 ini, ia berharap hal serupa tidak terjadi lagi.
Baca juga: RSJD Atma Husada Mahakam Samarinda Siap Layani Caleg Depresi Akibat Gagal di Pemilu 2024
Menurutnya, Kasatpol yang bersangkutan tentu sudah melakukan langkah akuratif bukan antisipasi lagi.
Sebagai rekan sejawat, AFF Sembiring juga mengimbau Satpol PP kupaten/kota se-Kaltim agar berhati-hati dalam bermedia sosial, apalagi momen Pemilu 2024 seperti saat ini.
"Pasti tidak ada arahan pimpinan, karena dari PNS-nya tidak mau melakukan itu, tapi kalau terjadi juga, itu ialah riak-riak di lapangan. Saya sebagai Kasatpol di Provinsi Kaltim ikut prihatin, berharap tidak terulang lagi, dan harus netral. Netralitas ini nilainya mahal, karena hati dan pikiran kita sebenarnya ingin mendukung, tetapi kita harus berkorban tidak melakukan yang melanggar aturan," jelasnya.
Baginya, para ASN pasti mendukung Pemilu 2024 mendatang dan akan menyalurkan hak pilihnya, tetapi dukungan sudah semestinya dituangkan saat berada di tempat pemungutan suara (TPS).
Sehingga netralitas sebagai ASN, khususnya sebagai anggota Satpol PP, tetap terjaga serta bisa melaksanakan tugas fungsi dengan baik sebagai penegak peraturan di daerah dan penertiban ketertiban umun jelang Pemilu 2024.
"Semua orang punya pasti pemikiran atau suka dengan salah satu paslon, itu masing-masing lah. Karena, toh bakal memilih juga. Kalau suka dalam hati lah, ketika di kotak suara bar lah (disalurkan). Kita harus netral, termasuk aparaturnya sampai ke bawah," pungkasnya. (*)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.