Berita Samarinda Terkini

Kaltim Sudah Ajukan 7 Kandidat Pahlawan Nasional Selama 4 Dekade, 6 Calon tak Lolos, Ini Daftarnya

Kaltim Sudah Ajukan 7 Kandidat Pahlawan Nasional Selama 4 Dekade, 6 Calon tak Lolos, Ini Daftarnya

Penulis: Ias | Editor: Mathias Masan Ola
TribunKaltim.co/Nevrianto Hardi Prasetyo
Kaltim Sudah Ajukan 7 Kandidat Pahlawan Nasional Selama 4 Dekade, 6 Calon tak Lolos, Ini Daftarnya. Dua pegiat literasi sejarah Kalimantan Timur asal Samarinda, Muhammad Sarip dan Nanda Puspita Sheilla saat tampil dalam talk show bertajuk “Proses Pengusulan Gelar Pahlawan Nasional yang digelar di lapangan parkir GOR Kadrie Oening Sempaja, Samarinda, Selasa (9/1/2024). 

6. Sultan Kutai Aji Muhammad Idris

7. Pejuang Republiken Abdoel Moeis Hassan

Baca juga: Wagub Hadi Mulyadi Sebut Pemprov Kaltim Siap Usulkan Oemar Dachlan Jadi Pahlawan Nasional

Belum dipenuhinya usulan pahlawan nasional itu, antara lain, disebabkan kurangnya dokumen autentik sejarah tentang perjuangan tokoh.  Sedangkan pada 2024 ini, Dinas Sosial Kaltim melakukan verifikasi kembali atas usulan nama yang pernah ada.

Berdasarkan penelitian kelengkapan dokumen, tokoh yang paling lengkap berkasnya adalah Abdoel Moeis Hassan.

Sementara itu, anak muda Samarinda, Nanda Puspita Sheila mempresentasikan sejarah perjuangan Abdoel Moeis Hassan.

Dari referensi yang ia baca, Moeis Hassan adalah tokoh Samarinda yang memimpin perjuangan politik rakyat Kaltim melawan Belanda.

“Aku baca bukunya bang Sarip. Abdoel Moeis Hassan adalah pelopor integrasi Kaltim ke dalam NKRI pada tahun 1950, keluar dari Negara RIS warisan Belanda. Sewaktu remaja, Moeis Hassan mendirikan sekaligus mejadi Ketua Rukun Pemuda Indonesia (Roepindo) di Samarinda,” tutur Nanda.

Baca juga: Ada 7 Pecahan Uang Kertas dengan Gambar Wajah Pahlawan Nasional, Ternyata ini Alasannya

Alumnus Universitas Trisakti Jakarta yang gemar membaca buku itu menambahkan, jasa penting Moeis Hassan yang lain adalah berdirinya Provinsi Kaltim pada tahun 1957.

“Pada tahun 1954 Moeis Hassan mengadakan Kongres Rakyat Kaltim untuk menuntut pembentukan Provinsi Kalimantan Timur. Beliau juga yang menyelamatkan keraton Kutai dari aksi pembakaran oleh massa yang anti-feodalisme,” ujar Nanda.

”Betul yang dibilang Nanda. Ketika menjadi Gubernur Kaltim periode 1962–1966, Moeis Hassan menyelamatkan keluarga Kesultanan Kutai dan keratonnya di Tenggarong dari upaya pembunuhan massal dan pembakaran. Hal ini juga diakui oleh tiga sesepuh Kutai yang saya interview,” pungkas Sarip.

Talk show yang dimulai pukul 3 sore ini juga menghadirkan narasumber dari Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial Dinsos Kaltim, H. Ardiansyah.

Peserta didominasi para siswa SMA Negeri 10 dan sejumlah ASN serta masyarakat umum. (*)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved