Pengamat Ungkap Gibran Jadikan Debat Cawapres Ajang Balas Dendam Saat Prabowo Diserang Anies-Ganjar

TRIBUNKALTIM.CO - Gibran Rakabuming dinilai memanfaatkan panggung debat cawapres sebagai ajang balas dendam.

Lantaran, putra Presiden Jokowi ini kerap diserang capres Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo lewat kata-kata etik.

Diketahui, Gibran Rakabuming lolos jadi cawapres Prabowo Subianto lewat putusan Mahkamah Konstitusi yang dipimpin Anwar Usman, pamannya.

Belakangan, Anwar Usman dinyatakan melakukan pelanggaran kode etik karena putusan tersebut.

Baca juga: Debat Cawapres Selesai, Cek 4 Hasil Survei Pilpres 2024 Terbaru, Ada Charta Politika, LSI, Indikator

Baca juga: Cak Imin dan Mahfud MD Kompak Kritik Food Estate di Debat Cawapres: Gagal dan Rusak Lingkungan

Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Ahmad Fauzi alias Ray Rangkuti mengatakan acara debat cawapres itu menjadi ajang balas dendam Gibran.

Mengingat Gibran selama ini kerap mendapat serangan dari Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo.

“Seperti diduga sebelumnya, Gibran akan mempergunakan debat kedua Cawapres atau ke-4 (debat Capres-Cawapres) sebagai ajang balas dendam,” ujarnya, Senin (22/1/2024).

Menurut dia, balas dendam Gibran dilakukan atas situasi debat sebelumnya yang menimbulkan banyak tangis di kalangan pemilih nomor urut 02.

Diketahui, di debat capres edisi ketiga lalu, Prabowo Subianto diserang oleh Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo.

Bahkan serangan Gibran juga dapat terlihat begitu jelas dengan mata telanjang.

“Gibran bersifat terbuka dan bahkan cenderung menyerang.

Sementara 01 (Gus Imin) dan 03 (Mahfud) lebih bersifat defensif. Banyak sindiran-sindiran 02 dilontarkan kepada 01 dan 03,” jelasnya.

Ray menilai, Gibran terlalu bersemangat untuk melakukan serangan saat sesi debat.

Baca juga: Profil/ Biodata Tom Lembong, Namanya Terus Disebut Gibran dalam Debat Cawapres, Kini Trending X

Baca juga: Outfit Gibran Jadi Sorotan di Debat Cawapres 2024, Bawa Simbol One Piece dan Naruto

Putra sulung Presiden RI Jokowi itu juga sempat mendapat teguran dari moderator yang memandu jalannya acara.

“Mungkin karena terlalu bersemangat itulah, Gibran akhirnya mendapat dua kali teguran moderator, pertama soal etika podium (tidak beranjak dari podium) dan kedua soal tata cara bertanya (menjelaskan istilah asing/akronim),” ungkap Ray.