Ramadhan 2024
Kapan Malam Nisfu Syaban 2024? Ini Amalan yang Bisa Dilakukan di Malam Nisfu Syaban Jelang Ramadhan
Kapan malam nisfu syaban 2024? Ini amalan di malam Nisfu Syaban penjelasan dari Ustadz Adi Hidayat.
Pada saat membaca atau murojaan Alquran dipahami lalu diresapi isi kandungannya hingga mendapati makna yang terkandung di dalamnya seperti menerangkan tentang ayat-ayat surga atau neraka lalu diamalkan.
3. Memperbanyak doa dan istighfar
Pada malam istimewa Nisfu Sya'ban yang memang dikenal sebagai pengampunan dosa, maka dapat dimanfaatkan dengan memperbanyak doa dan mengucap istighfar mengharapkan ampunanNya.
Ustadz Adi Hidayat berpesan dengan adanya hadist-hadits palsu, seperti menghidupkan malam Nisfu Sya'ban dengan melakukan ibadah 100 rakaat maka jangan dilakukan.
"Jangan melakukan sesuatu yang tidak ada dasar dalilnya." pungkas Ustadz Adi Hidayat.
Rahasia dan Makna Bulan Sya'ban
Bulan Sya'ban adalah bulan kedelapan dalam sistem penanggalan Islam, berada di antara bulan Rajab dan bulan Ramadhan.
Sama halnya bulan-bulan lainnya, di bulan Sya'ban umat muslim juga dianjurkan memperbanyak amalan dan ibadah kepada Allah SWT.
Sebagaimana yang dilakukan dan dianjurkan Nabi Muhammad SAW, dengan membiasakan diri meningkatkan ibadah di bulan Sya'ban.
Baca juga: Bacaan Doa Nisfu Syaban Hari Ini dan 7 Amalannya: Perbanyak Istiqfar dan Shalawat
Apa rahasia dan makna bulan Sya'ban?
Ustadz Adi Hidayat menceritakan sebuah hikayat tentang awal mula bulan Sya'ban.
Sejak zaman Jahiliyah masyarakat Arab tempo dulu berusaha untuk membentuk kelompok-kelompok kecil yang menyebar ke se;uruh tempat di wilayah padang pasir untuk mencari sumber air.
Kemudian menyiapkan tempat-tempat tertentu, penampungan-penampungan air sebagai persiapan menuju bulan kesembilan yang terik dan panas membakar sehingga berpotensi menjadikan sumur-sumur air menjadi kering dan aktivitas juga menjadi terbatas.
Ustadz Adi Hidayat menuturkan, bulan kesembilan itulah saat panas terik memancar disebut dengan Ramadhan, masyarakat menyebut dengan Ramadhan dari kata Ramadha yang berarti terik panas membakar.
"Jika kita ingin jadikan bentuknya superlative, lebih meningkat lagi, lebih membakar lagi maka tambahkan Alif dan Nun di ujungnya, maka masyarakat menyebutnya dengan Ramadhan, bulan, masa, waktu yang sangat terik membakar yang sangat panas membakar," terang Ustadz Adi Hidayat dilansir Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Adi Hidayat Official.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.