Pemilu 2024
Elektabilitas Partai Politik Terbaru Jelang Pencoblosan, Gerindra Salip PDIP, Bagaimana Nasib PSI?
Elektabilitas partai politik terbaru jelang pencoblosan, Gerindra salip PDIP, bagaimana nasib PSI?
TRIBUNKALTIM.CO - Persaingan antar partai politik menuju Pemilu 2024 makin sengit.
Diketahui, masa pemungutan suara Pemilu 2024 akan digelar 4 hari lagi, yakni 14 Februari.
Simak hasil survei terbaru partai politik terkuat di Pemilu 2024.
Terjadi persaingan sengit antara elektabilitas Gerindra dan PDIP.
Lalu, bagaimana nasib Partai Solidaritas Indonesia atau PSI yang kini dipimpin putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep?
Simak 3 hasil survei elektabilitas partai politik terbaru.
Baca juga: Terjawab Isu Media Luar Negeri Prabowo Diselidiki Imbas Beli Pesawat Tempur Bekas, Penjelasan Yusril
Median
Hasil survei Media Survei Nasional (Median) periode 30 Januari 2024-4 Februari 2024 menunjukkan elektabilitas Partai Gerindra menempati posisi teratas dengan persentase mencapai 20,4 persen.
Peneliti senior Median, Ade Irfan Abdurrahman menyebut tingginya elektabilitas Gerindra tak lepas karena faktor efek ekor jas Ketua Umum Gerindra sekaligus capres nomor urut 2 Prabowo Subianto.
"Efek ekor jas dari Prabowo membuat Gerindra pada tren positif," kata Irfan dalam konferensi pers virtual, Sabtu (10/2/2024).
Adapun survei ini dilakukan melalui wawancara tatap muka langsung terhadap 1.100 responden yang telah memiliki hak memilih.
Margin of eror lebih kurang 2,95 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Sementara posisi kedua ditempati PDI Perjuangan atau PDIP.
Elektabilitas partai besutan Megawati Soekarnoputri ini meraup angka 19,2 persen.
Beda tipis dengan elektabilitas Gerindra di posisi pertama.
Posisi ketiga dihuni Partai Golkar dengan persentase mencapai 10 persen dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di posisi keempat dengan meraup 9 persen.
Di sisi lain, temuan Median juga memperlihatkan potensi dua partai nonparlemen yang bisa lolos ke DPR RI.
Kedua partai tersebut yakni Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan Partai Gelora masing-masing meraih elektabilitas 4,2 persen dan 4 persen.
Irfan menyebut hasil elektabilitas PSI erat kaitannya dengan momen terpilihnya putra Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep menjadi ketua umum PSI.
Faktor tersebut secara tidak langsung menderek pemilih Jokowi untuk menentukan pilihannya kepada PSI.
"PSI dari dulu banyak dipilih anak muda, efek Kaesang menderek suaranya Jokowi untuk memilih PSI," ungkap dia.
Elektabilitas 10 partai politik versi Median
1. Partai Gerindra 20,4 persen
2. PDIP 19,2 persen
3. Partai Golkar 10 persen
4. PKB 9 persen
5. Partai Nasdem 7,1 persen
6. PKS 5,8 persen
7. Partai Demokrat 4,3 persen
8. PAN 4,2 persen
9. PSI 4,2 persen
10. Partai Gelora 4 persen
Baca juga: 4 Hasil Survei Jelang Pencoblosan, Terjawab Calon Pemenang Pilpres 2024, Elektabilitasnya Dominan
Indikator Politik
Hasil survei Indikator Politik Indonesia pada 28 Januari-4 Februari 2024 menunjukkan bahwa PDIP dan Partai Gerindra merupakan partai politik dengan elektabilitas tertinggi di antara partai politik Pemilu 2024.
Berdasarkan hasil survei, PDIP memiliki elektabilitas sebesar 19,6 persen.
Sedangkan Gerindra 17,2 persen.
Selisih antara dua partai tersebut masih berada dalam rentang margin of error survei lebih kurang 2,9 persen.
"Data ini, kita bisa simpulkan bahwa jarak antara PDIP dan Gerindra yang menempati peringkat pertama dan kedua teratas tidak signifikan secara statistik," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi, Jumat (9/2/2024).
Survei juga memperlihatkan bahwa elektabilitas PDI-P tercatat terus turun sejak Oktober 2023.
Saat itu, partai berlambang banteng tersebut mempunyai angka keterpilihan 24,8 persen.
Sementara itu, elektabilitas Gerindra pelan-pelan meningkat sejak Oktober 2023 ketika partai itu mendapatkan elektabilitas 14,4 persen.
Di samping itu, hasil survei ini mencatat hanya ada delapan partai politik yang memperoleh elektabilitas di atas ambang batas parlemen empat persen.
- Partai tersebut adalah Partai Golkar sebesar 12,1 persen;
- Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sebesar 9,5 persen;
- Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebesar 7,9 persen;
- Partai Demokrat 6,9 persen; Partai Nasdem 6,7 persen;
- Partai Amanat Nasional (PAN) sebesar 6,4 persen.
Baca juga: Anies Baswedan Respons soal JakLingko, Janjikan Bakal Bangun di Samarinda
"Ada dua partai yang bisa lolos bisa tidak, yatu PPP (Partai Persatuan Pembangunan), PSI (Partai Solidaritas Indonesia), termasuk juga Perindo, bisa lolos bisa tidak.
Tapi, per hari ini, PPP dan PSI di bawah empat persen parliamentary treshold," kata Burhanddin.
Menurut survei PPP memiliki elektabilitas 2,2 persen, PSI 2,0 persen, dan Perindo 1,2 persen.
Sementara elektabilitas partai politik lainnya hanya sekitar nol koma.
Sedangkan ada tujuh persen responden menyatakan tidak tahu atau tidak menjawab.
Survei ini dilakukan terhadap total 5.500 orang responden pemilik hak pilih pada Pemilu 2024 yang diambil menggunakan multistage random sampling.
Jumlah responden itu terdiri dari 1.200 orang yang berasal dari seluruh provinsi serta 4.300 orang responden di 18 provinsi yang mendapatkan oversample.
Survei ini memiliki margin of error lebih kurang 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen dengan ukuran sampel basis 1.200 responden.
Charta Politika
Survei Charta Politika memperlihatkan, elektabilitas atau tingkat keterpilihan partai politik atau parpol teratas ditempati oleh PDIP.
Dari survei nasional Charta Politika yang dilaksanakan pada 4 – 11 Januari 2024, elektabilitas Partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri itu berada di angka 22,6 persen.
"Hasilnya PDI Perjuangan menempati peringkat pertama dengan angka 22,6 persen," kata Peneliti Utama Charta Politika, Nahrudin ketika memaparkan hasil survei, Minggu (21/1/2023).
Elektabilitas selanjutnya, ditempati oleh Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra).
Partai yang dikomandoi Prabowo Subianto itu berada di angka 18,8 persen.
Kemudian, ada Partai Golongan Karya (Golkar) dengan 9,3 persen dan Partai Nasional Demokrat (NasDem) dengan angka 8,8 persen.
Lalu, ada Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan angka 8 persen, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dengan angka 6,8 persen.
Berikutnya, Partai Amanat Nasional (PAN) berada di angka 4 persen.
Selisih sedikit dengan Partai Demokrat yang berada di angka 3,9 persen.
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) berada di angka 3,6 persen, Partai Persatuan Indonesia (Perindo) di angka 2,8 persen dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di angka 1,9 persen.
Sementara itu, Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora), Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Buruh, Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) dan Partai Ummat berada di bawah angka 1 persen.
Baca juga: Fakta IKN Nusantara, Ahok Sebut Harusnya Bukan di Kaltim, Pernah Ditawari Jokowi Posisi Kepala OIKN
Ada sebanyak 8,0 persen yang menjawab tidak tahu atau tidak jawab (TT/TJ) dalam survei elektabilitas parpol kali ini.
"Jadi PDIP sebagai sebagai pengusung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Ganjar Pranowo-Mahfud MD masih unggul di elektabilitas partai politik," kata Nahrudin.
"Gerindra yang mengusung pasangan capres-cawapres, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming berada di urutan kedua di angka 18,8 persen," imbuhnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Survei Median: Elektabilitas Gerindra dan PDI-P Teratas, PSI dan Gelora Berpotensi Lolos Parlemen"
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Pengertian Putusan 'Dismissal' yang Bikin Pemerintah Tunda Pelantikan Kepala Daerah Pilkada 2024 |
![]() |
---|
Besok, Rabu 26 Juni KPU Kutai Kartanegara Siap Gelar Penghitungan Ulang Surat Suara di 43 TPS |
![]() |
---|
Polisi Awasi Pergeseran 43 Kotak Suara Jelang Penghitungan Surat Suara Ulang di Kutai Kartanegara |
![]() |
---|
KPU Kukar Jamin Tidak Ada Surat yang Rusak dalam Penghitungan Suara Ulang di 43 TPS |
![]() |
---|
Terjawab Alasan Politikus PDIP Minta KPU Legalkan Money Politic, Sebut Pemilu Kontestasi Saudagar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.