Sejarah
Sejarah 12 Februari: Hari Epilepsi Internasional, Apa Saja Gejala dan Bagaimana Penanganannya?
Inilah sejarah 12 Februari tentang Hari Epilepsi Internasional. Berikut ini penjelasan gejala terkena penyakit epilepsi dan penanganannya.
Penulis: Tribun Kaltim | Editor: Nisa Zakiyah
Saat ini, Hari Epilepsi Internasional diperingati di lebih dari 120 negara di seluruh dunia.
Sejarah Hari Epilepsi Internasional
Mengutip laman National Today, Hari Epilepsi Internasional awal mulanya merupakan gagasan dari dua organisasi epilepsi yaitu Biro Internasional untuk Epilepsi dan Liga Internasional Melawan Epilepsi.
Setiap tahun, berbagai tema dipilih untuk memperingati Hari Epilepsi tersebut guna meningkatkan pengetahuan sekaligus kesadaran masyarakat akan kebutuhan pasien epilepsi.
Baca juga: Sejarah 9 Februari: Hari Pizza Sedunia, Simak Sejarah dan Tujuan dari Perayaan Ini
Dahulu dikaitkan dengan kondisi spiritual
Berdasarkan catatan sejarah, laman National Today menuliskan bahwa epilepsi merupakan salah satu kondisi medis tertua yang diketahui oleh dunia.
Dahulu, penyakit ini seringkali dihubungkan dengan kondisi spiritual seseorang.
Pada tahun 2000 SM, sebuah teks Mesopotamia kuno menggambarkan seseorang yang menjalani pengusiran setan di bawah pengaruh dewa bulan.
Stigma yang terkait dengan epilepsi tersebut, juga digambarkan dalam sejarah.
Di Roma kuno, orang tidak makan atau minum dari piring atau pot yang sama dengan orang yang hidup dengan epilepsi.
Hingga paruh kedua abad ke-20, di beberapa bagian Afrika, epilepsi diyakini menular dan akibat kepemilikan, sihir, atau keracunan.
Saat ini, Hari Epilepsi Internasional telah diperingati oleh berbagai negara di dunia.
Sedikitnya, ada sekitar 120 negara memperingati Hari Epilepsi Internasional setiap tahunnya.
Baca juga: Sejarah 9 Februari: Hari Persatuan Wartawan Indonesia, Simak Mulai dari Asal-usul Hingga Tujuannya
Gejala Epilepsi
Dikutip dari Mayo Clinic, epilepsi adalah gangguan sistem saraf pusat (neurologis) di mana aktivitas otak menjadi tidak normal hingga menyebabkan kejang atau periode perilaku tidak biasa.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.