Berita Nasional Terkini
Terjawab Kenapa Beras Mahal dan Langka, Benarkah karena Bansos? Polisi Ungkap Penyebabnya
Terjawab kenapa beras mahal dan langka, benarkah karena bansos jelang Pemilu 2024? Polisi ungkap penyebabnya.
TRIBUNKALTIM.CO - Terjawab kenapa beras mahal dan langka, benarkah karena bansos jelang Pemilu 2024? Polisi ungkap penyebabnya.
Kepala Satgas Pangan Polri Brigjen Whisnu Hermawan mengungkapkan alasan kenapa harga beras naik.
Whisnu menjelaskan, kenaikan harga beras disebabkan oleh beberapa faktor, mulai dari cuaca hingga kenaikan biaya produksi, dan bukan karena faktor pembagian bansos yang masif jelang pemilu.
"Bila terjadi kenaikan harga beras di beberapa daerah, itu disebabkan beberapa faktor seperti gangguan cuaca, kenaikan biaya produksi, keterbatasan lahan dan air, sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan hasil produksi di beberapa daerah sentra produksi beras," ujar Whisnu saat dimintai konfirmasi, Selasa (13/2/2024).
"Namun terkait hal tersebut sudah dilakukan langkah-langkah antisipasi oleh kementerian/lembaga terkait," sambungnya.
Baca juga: Pj Gubernur Akmal Malik Rapat Inflasi di Kukar, Waspadai Kenaikan Harga Beras
Baca juga: Kabar Jokowi Minta Sri Sultan Atur Pertemuan dengan Megawati, Ini Jawaban Istana Silaturahmi
Baca juga: Terjawab Bansos 2024 Kapan Cair Tanggal Berapa? Cek Info Terbaru BPNT, PKH, PIP, Bantuan Beras 10 Kg
Whisnu menjelaskan, pihaknya tengah berupaya untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan beras.
Jenderal polisi bintang 1 ini menyatakan akan terus melakukan monitoring dan pengawasan terkait ketersediaan dan pendistribusian beras.
"Kegiatan yang dilakukan berupa monitoring di tingkat hulu, yaitu dengan memastikan tidak adanya kendala bagi petani beras dalam memproduksi hasil sawahnya, juga hingga monitoring di tingkat hillir agar tidak terjadi simpul-simpul yang dapat menghambat kelancaran jalur distribusi sampai ke konsumen," kata Whisnu.
Sementara itu, Whisnu menegaskan polisi juga akan mengecek tempat penyimpanan atau gudang beras.
Dia mengatakan, Polri ingin memastikan tidak ada oknum yang melakukan penimbunan beras. Dengan begitu, kata Whisnu, pihaknya bisa memastikan bahwa stok atau ketersediaan beras masih mencukupi untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat.
"Hal ini untuk memastikan tidak terjadinya penimbunan beras atau tindakan lain yang dilakukan oleh oknum spekulan," jelasnya.

Dikutip dari data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, harga beras hari ini sudah menyentuh Rp 14.200 per kg untuk jenis beras kualitas bawah I.
Sementara untuk harga beras kualitas bawah II menyentuh Rp 13.400, beras kualitas medium I menyentuh Rp 14.850 per kg, dan beras medium menyentuh Rp 15.750 per kg.
Seorang agen Toko Sembako Ery bernama Arif Budiman (38) turut mengeluhkan kenaikan harga beras yang merangkak naik sejak November 2023.
Saat ini, harganya tembus Rp 17.000 per kilogram. Selama menjadi agen sembako sejak 2006, kata dia, kenaikan harga beras pada Februari 2024 merupakan yang tertinggi.
“Belum (pernah sampai Rp 17.000 per kg). Ini harga tertinggi selama yang saya tahu, sejak 2006 (jadi agen), ini paling tinggi,” kata Arif kepada Kompas.com di Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (12/2/2024).
Perum Bulog Berau Ancam Blacklist Agen
Meski sebentar lagi Pemilu 2024 berlangsung, Perum Bulog masih melakukan pemantauan agar beras Bulog tidak diselewengkan sebagai sarana kampanye Pilkada 2024 berlangsung nanti.
Kepala Perum Bulog Berau, Muhammad Mukhlis mengakui, saat ini tidak ada penyelewengan tersebut. Meski, ada saja beberapa pihak yang hendak memanfaatkan beras bulog sebagai sarana kampanye.
“Memang ada yang cawe-cawe lah istilahnya. Tapi melalui agen kita,” bebernya kepada Tribunkaltim.co, Rabu (7/1/2024).
Meski begitu, pihaknya sudah mengimbau dan bersurat kepada agen, untuk mematuhi aturan agar tidak menyalahgunakan beras bulog sebagai sarana kampanye.
Pihaknya juga rutin melakukan tracking kepada para agen. Dengan jumlah pembelanjaan para agen. Biasanya, toko agen yang cenderung kecil, tidak begitu massif mengambil barang sekaligus banyak.
Baca juga: Perum Bulog Berau Siapkan 500 Ton Beras Jelang Ramadhan
Baca juga: Biaya Angkut Dianggap Mahal, Bulog Kabupaten Berau Hentikan Distribusi Minyakita
Jika agen dengan toko kecil melalukan lonjakan pembelanjaan yang sangat besar, hal itu bisa saja dicurigai oleh pihak Perum Bulog Berau.
“Kita lihat riwayat transaksi merek, kalau terlalu banyak dan tokonya kecil, bisa kita track mereka,” bebernya.
Tiap agen memiliki batasan maksimal pembelanjaan sebanyak 2 ton. Saat ini aturan dari Bapennas berubah, toko diperbolehkan belanja per dua hari atau tiga hari sekali dengan jumlah maksimal.
“Ada aturan yang berubah. Karena kita tidak bisa membiarkan stok kosong. Kalau dulu, agen hanya boleh seminggu sekali membeli 2 ton,” bebernya.
Jika ditemukan agen yang menjual beras sebagai sarana kampanye, dipastikan pihaknya akan segera di blacklist dari agen. (*)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Polri Ungkap Alasan Kenapa Harga Beras Naik, Bukan karena Bansos
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.