Pilpres 2024
Demi Makan Siang Gratis untuk Anak Sekolah, Prabowo-Gibran akan Evaluasi Subsidi LPG 3 Kg dan BBM
Demi makan siang gratis untuk anak sekolah, kubu Prabowo-Gibran akan evaluasi subsidi LPG 3 Kg dan BBM.
TRIBUNKALTIM.CO - Demi makan siang gratis untuk anak sekolah, kubu Prabowo-Gibran akan evaluasi subsidi LPG 3 Kg dan BBM.
Program makan siang gratis Prabowo-Gibran masih terus menjadi sorotan.
Kini dengan berpotensi menang di Pilpres 2024, program makan siang gratis ini kembali dibahas.
Disebut-sebut, Prabowo-Gibran akan memangkas subsidi BBM dan LPG 3 kg untuk makan siang gratis.
Benarkah demikian?
Baca juga: Prabowo-Gibran Menang, Program Makan Siang dan Susu Gratis Dinilai Hanya Prank, TKN Beri Penjelasan
Baca juga: Prabowo akan Pangkas Subsidi BBM, Dialihkan ke Program Makan Siang dan Susu Gratis
Baca juga: Bukan Prank, Terjawab Alasan Janji Makan Siang dan Susu Gratis Prabowo-Gibran Baru Sempurna di 2029
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Eddy Soeparno menegaskan pihaknya tidak akan memangkas subsidi energi seperti bahan bakar minyak (BBM) dan gas elpiji 3kg untuk program makan siang gratis.
Eddy menegaskan ini untuk mengklarifikasi pernyataannya ketika wawancara dengan salah satu media asing soal subsidi BBM dan gas elpiji 3kg bakal dipangkas demi program makan siang dan susu gratis bagi anak sekolah.
Eddy menjelaskan pernyataan utuhnya dalam wawancara itu adalah capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka akan mengevaluasi pemberian subsidi energi agar lebih tepat sasaran.
"Yang saya katakan secara keseluruhan adalah subsidi yang tidak tepat sasaran akan dievaluasi dan penghematannya dapat dialokasikan untuk pembiayaan program APBN lainnya," kata Eddy dalam keterangannya, Sabtu (17/2/2024).
"Saya tidak pernah mengatakan bahwa subsidi BBM bakal dipangkas, tapi penyaluran subsidi Energi perlu dievaluasi agar lebih tepat sasaran," imbuh dia.
Pimpinan Komisi VII DPR RI ini menjelaskan bahwa pemerintah menggelontorkan subsidi energi sebesar Rp 500 triliun di tahun 2023.
Sedangkan, Rp 350 triliun digelontorkan pada tahun 2024.

Jumlah subsidi itu, kata Eddy hanya digunakan untuk pertalite dan gas elpiji 3kg.
Menurut dia. 80 persen dari subsidi energi itu justru dinikmati oleh kalangan yang tidak berhak menerimanya, seperti masyarakat yang mampu dan industri.
"Dalam wawancara itu saya jelaskan bahwa 80 persen subsidi energi yang salah sasaran dan dinikmati mereka yang tidak berhak ini akan diatur kembali agar lebih tepat sasaran, yakni kepada mereka yang tidak mampu dan membutuhkan seperti UMKM," ungkap Eddy.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.