Berita Berau Terkini
Teliti Fenomena Hilangnya Ubur-Ubur di Pulau Kakaban, Disbudpar Berau Kembali Ambil Sampel
Teliti fenomena ubur-ubur menghilang di Pulau Kakaban, Disbudpar Berau kembali ambil sampel untuk uji laboratorium.
Penulis: Renata Andini Pengesti | Editor: Diah Anggraeni
Diperkirakan, ubur-ubur merasa terancam karena banyak wisatawan yang berenang sehingga memilih mengasingkan diri.
“Mungkin saja di pintu masuk lama itu ubur-ubur terkontaminasi, akibat kunjungan wisatawan yang membeludak," ungkapnya.
Disbudpar sendiri berencana akan melakukan pembatasan pengunjung di Pulau Kakaban dengan cara memperketat standart operating procedur (SOP) di pintu masuk baru Pulau Kakaban.
Salah satunya, ada batasan kuota wisatawan yang bisa masuk ke sana dalam satu hari.
Hal itu dilakukan guna menghindari padatnya wisatawan yang berenang.
“Jadi kalau kuota hari ini penuh, harus ditutup. Pengunjung bisa masuk kembali esok harinya. Tapi itu akan kami diskusikan untuk dirumuskan bersama," terangnnya
Samsiah menambahkan, jalur pintu masuk baru di Pulau Kakaban belum juga diresmikan, lantaran cuaca dan gelombang di perairan Berau yang masih tinggi.
Peresmian harus ditunda hingga gelombang laut lebih tenang.
Adapun jalur pintu masuk baru tersebut telah selesai sejak tahun lalu, berikut jalur bagi pejalan kaki.
Rencana besar lainnya bakal membuka jalan baru menuju danau besar.
“Karena di sana ombaknya juga masih tinggi, bahkan sampai 2 meter. Kondisi cuaca angin utara masih besar sehingga gelombang dari dan menuju Pulau Kakaban juga masih besar. Kami akan tunggu sampai air laut tenang dulu,” katanya.
"Kita harap bersama Destinasi Wisata Pulau Kakaban ini bisa pulih seperti dulu. Kami juga mengimbau kepada pengunjung untuk sama-sama menjaga keasrian alam dan habitat ubur-ubur tidak menyengat itu," ajaknya. (*)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.