Berita Berau Terkini
Teliti Fenomena Hilangnya Ubur-Ubur di Pulau Kakaban, Disbudpar Berau Kembali Ambil Sampel
Teliti fenomena ubur-ubur menghilang di Pulau Kakaban, Disbudpar Berau kembali ambil sampel untuk uji laboratorium.
Penulis: Renata Andini Pengesti | Editor: Diah Anggraeni
TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB – Hasil laboratorium terkait fenomena menghilangnya ubur-ubur tidak menyengat di Pulau Kakaban belum keluar.
Setelah sampel pertama belum membuahkan hasil, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Berau kembali mengambil sampel.
Dampaknya, destinasi wisata unggulan tersebut ditutup sementara.
Kepala Bidang (Kabid) Pengembangan Destinasi Wisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Berau, Samsiah Nawir membenarkan, Pulau Kakaban masih ditutup sementara dan tidak menerima pengunjung.
Meski demikian, ubur-ubur masih ada di sana, hanya saja tidak muncul ke permukaan.
Baca juga: Disbudpar Berau Minta Pokdarwis Segera Terapkan Tarif dan SOP di Objek Wisata Labuan Cermin
Uji laboratorium tengah dilakukan pihak ketiga, sehingga pihaknya harus menunggu lebih lama.
Belum lagi, pengambilan sampel pertama gagal yang menyebabkan pihaknya harus mengambil sampel kedua yang dilaksanakan awal Februari lalu.
“Kemungkinan satu bulan setelah pengambilan sampel kedua, kita tunggu saja sama-sama,” ucapnya kepada TribunKaltim.co, Senin (19/2/2024).
Berdasarkan hasil pantauannya, ada sejumlah ubur-ubur yang ada di pintu masuk Pulau Kakaban, tapi jumlahnya sangat sedikit.
Di samping itu, pihaknya juga telah menyiapkan jalur pintu masuk baru di Pulau Kakaban tersebut.
Di mana di sana masih banyak ubur-ubur dewasa yang terlihat. D
engan penutupan sementara itu, diharapkan lokasi atau lingkungan di sana dapat memulihkan diri kembali.
“Anakan ubur-ubur juga masih banyak, hanya saja tidak terlihat yang dewasanya,” ujarnya.
Oleh karena itu, dirinya meminta agar wisatawan tidak khawatir secara berlebih,, karena ubur-ubur tidak hilang.
Kemungkinan, kata dia, mereka hanya memulihkan diri saja lantaran masih banyak ubur-ubur di sisi lain danau.
Baca juga: Disbudpar Berau Benahi Wisata Air Panas Bapinang
Diperkirakan, ubur-ubur merasa terancam karena banyak wisatawan yang berenang sehingga memilih mengasingkan diri.
“Mungkin saja di pintu masuk lama itu ubur-ubur terkontaminasi, akibat kunjungan wisatawan yang membeludak," ungkapnya.
Disbudpar sendiri berencana akan melakukan pembatasan pengunjung di Pulau Kakaban dengan cara memperketat standart operating procedur (SOP) di pintu masuk baru Pulau Kakaban.
Salah satunya, ada batasan kuota wisatawan yang bisa masuk ke sana dalam satu hari.
Hal itu dilakukan guna menghindari padatnya wisatawan yang berenang.
“Jadi kalau kuota hari ini penuh, harus ditutup. Pengunjung bisa masuk kembali esok harinya. Tapi itu akan kami diskusikan untuk dirumuskan bersama," terangnnya
Samsiah menambahkan, jalur pintu masuk baru di Pulau Kakaban belum juga diresmikan, lantaran cuaca dan gelombang di perairan Berau yang masih tinggi.
Peresmian harus ditunda hingga gelombang laut lebih tenang.
Adapun jalur pintu masuk baru tersebut telah selesai sejak tahun lalu, berikut jalur bagi pejalan kaki.
Rencana besar lainnya bakal membuka jalan baru menuju danau besar.
“Karena di sana ombaknya juga masih tinggi, bahkan sampai 2 meter. Kondisi cuaca angin utara masih besar sehingga gelombang dari dan menuju Pulau Kakaban juga masih besar. Kami akan tunggu sampai air laut tenang dulu,” katanya.
"Kita harap bersama Destinasi Wisata Pulau Kakaban ini bisa pulih seperti dulu. Kami juga mengimbau kepada pengunjung untuk sama-sama menjaga keasrian alam dan habitat ubur-ubur tidak menyengat itu," ajaknya. (*)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.