Berita Berau Terkini

Disbudpar Berau Minta Pokdarwis Segera Terapkan Tarif dan SOP di Objek Wisata Labuan Cermin

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata atau Disbudpar Berau mengimbau pengelola objek wisata Labuan Cermin di Kecamtan Bidukbiduk menerapkan retribusi

Penulis: Renata Andini Pengesti | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTIM.CO/IKBAL NURKARIM
Suasana pengunjung objek wisata Labuan Cermin, Kabupaten Berau yang ramai dikunjungi wisatawan saat akhir pekan. 

TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata atau Disbudpar Berau mengimbau pengelola objek wisata Labuan Cermin di Kecamtan Bidukbiduk menerapkan retribusi dan standar operasional (SOP) baik pengunjung maupun pengelola.

Seiring dengan dibukanya kembali objek wisata tersebut, imbas adanya buaya yang sempat muncul sejak tahun lalu.

Kepala Disbudpar Berau, Ilyas Natsir mengungkapkan, hal itu dilakukan semata-mata untuk keamanan dan kenyamanan wisatawan yang akan berkunjung ke Labuan Cermin.

Baca juga: Wisatawan Masih Takut Berenang di Labuan Cermin Berau, Masing Terbayang Buaya

Dicontohkannya, setiap pagi dilakukan penyisiran di area Labuan Cermin. Meskipun saat ini buaya dianggap sudah tidak ada, tetapi perlu dilakukan untuk keamanan dan keselamatan.

“Penyisiran tetap harus dilakukan untuk memastikan buaya itu tidak ada,” tegasnya kepada Tribunkaltim.co, Senin (15/1/2024).

Retribusi tiket masuk sebenarnya sudah pernah diterapkan sebelum munculnya buaya.

Tapi, ketika baru diterapkan tiba-tiba muncul buaya di sana. Sehingga, Labuan Cermin terpaksa ditutup sementara.

Dibeberkannya, setelah tim gabungan menyusur beberapa kali akhirnya didapati satu buaya terakhir yang berada di sana. Bersyukurnya, buaya tersebut telah keluar dari kawasan Labuan Cermin secara alami.

Baca juga: Sudah Bebas dari Buaya, Wisatawan Labuan Cermin Berau Boleh Beraktivitas Berenang

“Jadi memang ditunggu dan tidak ditangkap. Karena sebenarnya, buaya yang datang hanya butuh minum air tawar,” bebernya.

Biasanya, buaya-buaya tersebut mencari air tawar setelah selesai melahirkan telur-telurnya. Berdasarkan penelitian, buaya membutuhkan air tawar yang banyak. Lantaran air tawar berada di Labuan Cermin, makanya banyak buaya yang bergantian datang ke sana.

“Dari dulu sebenarnya sudah seperti itu habitat alamnya. Mungkin karena pandemi Covid-19 lalu sepi, jadi banyak buaya yang bermain di sana,” ucapnya.

Terkait tarif retribusi, pihaknya telah beberapa kali berdiskusi dengan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Bidukbiduk. Namun, dikatakan mereka masih terus menggodog harga yang tepat. Minimal, kata Dia, perlu menerapkan asurasi dalam retribusi tersebut. Juga termasuk biaya operasinal dan harga perahu.

Ilyas menyarankan agar tarif masuk Labuan Cermin tidak memberatkan pengunjung. Tapi juga tetap bisa mendukung operasional. Sehingga, pengelola juga bisa memperbaiki apa yang harus diperbaiki. Supaya kawasan objek wisata tetap bisa dinikmati dengan bersih, aman dan nyaman.

Baca juga: Pengunjung Labuan Cermin Makin Menurun, Diduga Dampak Munculnya Buaya Sekitar Objek Wisata

“Minggu depan kami mau cek langsung ke lokasi dan membahas lebih lanjut apa saja yang perlu dibutuhkan di sana,” sambungnya.

Berdasarkan revisi Perda Retribusi, wisatawan domestik dikenai pajak sebesar Rp 10 ribu per orang sedangkan, wisatawam mancanegera sebesar Rp 20 ribu per orang. Pengelola Labuan Cermin tinggal menyesuaikan saja dengan tarif yang ingin diterapkan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved