Berita Nasional Terkini

Terjawab Sudah Kenapa Harga Beras Naik? Begini Kata Tom Lembong dan Penjelasan Polisi

Terjawab sudah kenapa harga beras naik? begini Co-Captain Timnas AMIN, Thomas Trikasih Lembong alias Tom Lembong dan penjelasan Polisi.

Editor: Doan Pardede
TRIBUNKALTIM.CO/NURILA FIRDAUS
HARGA BERAS NAIK - Ilustrasi Terjawab sudah kenapa harga beras naik? begini Co-Captain Timnas AMIN, Thomas Trikasih Lembong alias Tom Lembong dan penjelasan Polisi. 

Saat ini, harganya tembus Rp 17.000 per kilogram.

Selama menjadi agen sembako sejak 2006, kata dia, kenaikan harga beras pada Februari 2024 merupakan yang tertinggi.

“Belum (pernah sampai Rp 17.000 per kg). Ini harga tertinggi selama yang saya tahu, sejak 2006 (jadi agen), ini paling tinggi,” kata Arif kepada Kompas.com di Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (12/2/2024) seperti dilansir Kompas.com di artikel berjudul "Polri Ungkap Alasan Kenapa Harga Beras Naik, Bukan karena Bansos",

Thomas Lembong Duga Gara-gara Bansos

Co-Captain Timnas AMIN, Thomas Trikasih Lembong alias Tom Lembong membongkar dugaan penyebab melambungnya harga beras.

Tom Lembong menyindir aksi bagi-bagi bansos yang dilakukan Pemerintahan Jokowi di musim kampanye Pilpres 2024.

Dia menilai kurangnya ketersediaan beras yang berdampak pada melonjaknya harga tidak terlepas dari kebijakan bantuan sosial (bansos) besar-besaran yang dikeluarkan saat menjelang Pemilu 2024 beberapa waktu lalu.

"Kondisi pasar beras di Indonesia itu lagi kacau balau dan itu kalau saya menanggapi secara teknokratis, secara profesional.

Hampir pasti ada kaitannya dengan kebijakan yang diambil di saat-saat di bulan-bulan pemilu terkait bansos," jelas Tom dikutip, Selasa (27/2/2024).

Dia menyebut indikasi kebijakan bansos yang berdampak pada tingginya harga beras saat ini terlihat karena pemerintah telah menguras stok Bulog sampai 1,3 juta ton.

Dia menilai angka itu sangat signifikan sehingga membuat ketersediaan beras berkurang secara drastis.

Baca juga: Disperindag Kukar Akui Lonjakan Harga Cukup Signifikan, Sebut Warga Masih Mampu Beli Beras

"Kebijakan bansos yang ditempuh itu menguras stok bulog sampai 1,3 juta ton, itu angka yang sangat signifikan," jelas.

Menurutnya, langkah kebijakan bansos secara besar-besaran dan berdampak seperti saat ini menunjukkan bahwa kondisi pemerintahan saat ini tidak berjalan baik.

Jika kondisi beras yang merupakan kebutuhan pokok dianggap tidak stabil, Lembong yakin peristiwa lebih parah pada aspek lainnya.

"Kalau kondisi kebutuhan pokok yang mendasar seperti beras saja kacau ini, kita bayangkan aspek-aspek kebutuhan masyarakat yang lainnya yang diurus oleh kementerian-kementerian lain," tutup dia.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved