Astronomi

Ada Apa dengan Tanggal 29 Februari yang Hanya Ada 4 Tahun Sekali? Alasan Ada Tahun Kabisat

Ada apa dengan tanggal 29 Februari yang hanya ada 4 tahun sekali? Alasan ada tahun kabisat lengkap sejarahnya.

Penulis: Aro | Editor: Christoper Desmawangga
Canva
29 FEBRUARI - Ilustrasi 29 Februari. Ada apa dengan tanggal 29 Februari yang hanya ada 4 tahun sekali? Alasan ada tahun kabisat lengkap sejarahnya. 

Untuk mengatasi itu, Paus Gregorius XIII memperkenalkan kalender Gregorian pada tahun 1582, yang sama dengan kalander Julian tetapi dengan pengecualian tahun kabisat untuk sebagian besar tahun keseratus.

Berabad-abad lamanya pula, kalender itu hanya digunakan oleh negara-negar Katolik seperti Italia dan Spanyol.

Namun akhirnya diadopsi oleh negara-negara lain seperti Inggris Raya pada tahun 1752.

Karena perbedaan kalender, negara-negara yang kemudian beralih ke kalender Gregorian harus melewatkan hari-hari agar dapat melakukan sinkronisasi dengan negara-negara lain di dunia.

Misalnya ketika Inggris berganti kalender pada tahun 1752, 2 September kemudian diikuti oleh 14 September.

Di masa depan, bisa jadi kalender Gregorian perlu juga dievaluasi ulang.

Sebab Adanya Tahun Kabisat

Terjadinya perubahan kalender Julian menjadi kalender Gregorian karena adanya selisih antara panjang satu tahun dalam kalender Julian (365,25 hari) dengan panjang rata-rata tahun tropis (tropical year; 365,2422 hari). 

Dengan demikian dalam Kalender Julian, setiap tiga tahun terdapat 365 hari, dan setiap tahun ke-4 disebut tahun kabisat yang memiliki 366 hari di mana pada Februari menjadi sampai tanggal 29. 

Baca juga: Sejarah 26 Januari: Gerhana Matahari Cincin Melewati Samudra Atlantik Meliputi Kalimantan

Apa yang Terjadi jika Tidak Ada Tahun Kabisat?

Tahukah Anda bahwa Bumi sebenarnya memakan waktu sekitar 365 seperempat hari untuk menyelesaikan satu rotasi?

Setelah empat tahun, sisa jam tersebut menjadi satu hari penuh.

Dikutip TribunKaltim.co dari kompas.com, pada tahun kabisat, kita menambahkan hari ekstra ini ke bulan Februari, menjadikannya 29 hari.

Dengan demikian, tahun kabisat membantu menjaga kalender 12 bulan tetap selaras dengan pergerakan Bumi mengelilingi matahari.

Gagasan mengejar ketertinggalan tahunan ini sudah ada sejak zaman Romawi kuno, ketika masyarakat mempunyai kalender dengan 355 hari yang didasarkan pada siklus dan fase bulan.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved