Astronomi

Ada Apa dengan Tanggal 29 Februari yang Hanya Ada 4 Tahun Sekali? Alasan Ada Tahun Kabisat

Ada apa dengan tanggal 29 Februari yang hanya ada 4 tahun sekali? Alasan ada tahun kabisat lengkap sejarahnya.

Penulis: Aro | Editor: Christoper Desmawangga
Canva
29 FEBRUARI - Ilustrasi 29 Februari. Ada apa dengan tanggal 29 Februari yang hanya ada 4 tahun sekali? Alasan ada tahun kabisat lengkap sejarahnya. 

Mereka memperhatikan bahwa kalender mereka tidak sinkron dengan musim, jadi mereka mulai menambahkan satu bulan tambahan, yang mereka sebut Mercedonius, setiap dua tahun untuk mengejar hari-hari yang hilang.

Pada tahun 45 SM, Kaisar Romawi Julius Caesar memperkenalkan kalender matahari berdasarkan kalender yang dikembangkan di Mesir.

Setiap empat tahun sekali, bulan Februari mendapat satu hari tambahan agar kalender tetap sejalan dengan perjalanan Bumi mengelilingi matahari.

Untuk menghormati Kaisar, sistem ini masih dikenal sebagai kalender Julian.

Baca juga: Fakta-Fakta Seputar Supermoon yang Akan Terjadi Hari Ini 1 Agustus 2023, Cek Dampaknya bagi Bumi

Tetapi, itu bukanlah perubahan terakhir.

Seiring berjalannya waktu, orang-orang menyadari bahwa perjalanan Bumi tidaklah tepat 365,25 hari, tetapi 365,24219 hari, dengan sekitar 11 menit lebih sedikit.

Jadi, menambahkan satu hari penuh setiap empat tahun sebenarnya merupakan koreksi yang lebih banyak dari yang dibutuhkan.

Pada tahun 1582, Paus Gregorius XIII menandatangani perintah yang melakukan sedikit penyesuaian.

Masih akan ada tahun kabisat setiap empat tahun, kecuali pada tahun "abad", yakni tahun yang habis dibagi 100, seperti tahun 1700 atau 2100 – kecuali tahun tersebut juga habis dibagi 400.

Kemudian, penyesuaian ini membuat kalender menjadi lebih akurat, dan sejak saat itu, kalender ini dikenal sebagai kalender Gregorian.

Dengan demikian, jika kalender tidak melakukan koreksi kecil setiap empat tahun, secara bertahap, kalender akan menjadi tidak selaras dengan musim.

Selama berabad-abad, hal ini dapat menyebabkan titik balik matahari dan ekuinoks terjadi pada waktu yang berbeda dari perkiraan.

Cuaca musim dingin mungkin sesuai dengan kalender yang menunjukkan musim panas, dan petani mungkin bingung kapan harus menanam benih.

Baca juga: Jam Berapa Blue Moon Terjadi Malam Ini? Simak Jadwalnya Menurut Masing-masing Waktu di Indonesia

(*)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved