Tribun Kaltim Hari Ini

TPAS Juata Kerikil Kota Tarakan Diresmikan, Sistem Pirolisis Tiru Banyumas

Operasionalisasi Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Juata Kerikil Kota Tarakan akhirnya diresmikan, Selasa (27/2/2024).

Penulis: Jino Prayudi Kartono | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTARA.COM/ANDI PAUSIAH
RESMIKAN TPAS - Walikota Tarakan Khairul bersama rombongan saat meresmikan TPAS Juata Kerikil, Selasa (27/2/2024). 

Sehingga upaya yang disampaikan di atas salah satunya misalnya batako yang diproduksi bisa sampai 400 ton kebutuhan sampah plastik dan tidak pecah.

"Mungkin selanjutnya bisa dibuat paving dari pirolisis, saya kira persoalan sampah akan jadi persoalan besar. Negara menghadapi situasi berat, kota akan semakin berkembang, pertumbuhan penduduk Tarakan ini 8 persen. Sekarang di 275.000 penduduk tercatat punya KTP," ujarnya.

Untuk lokasi TPAS saat ini diharapkan dpat menjaga kelestarian hutan lindung. Serta tak ada bangunan dan permukiman merambah di sekitar TPAS. Untuk itu dia mengapresiasi menyampaikan apresiasi kepada Kepala DLH dan tim yang sudah berjuang pembebasan lahan.

 

"Dan sudah selesai kita bisa manfaatkan 50 hektare ini. Tapi harapan saya mudahan tidak semua bisa dipakai. Karena ada sebagian untuk sumber air. Mudahan bisa tetap dijaga karena pulau kita ini terbatas airnya," ujarnya.

Berbicara fasilitas belumlah lengkap. Masih banyak yang dipangkas dan menjadi PR berikutnya untuk dianggarkan bertahap. Satu untuk jembatan timbang, kemudian kantor, kantor pengolahan, rumah penjaga dan masih banyak lagi harus dibangun di lahan seluas 6 hektare.

Dia berharap bisa dilanjutkan. Serta untuk TPA Hake Babu sudah ditutup dan tinggal dipikirkan sampah menumpuk di sana akan menjadi seperti apa.

"Dalam planning itu akan dijadikan taman kota supaya tidak ada lagi tumpukan sampah di tengah kota," ujarnya.
Semua lurah dan camat kembali dia ingatkan agar penguatan terhadam KSM dilakukan. Setiap kelurahan apabila ada KSM, paling tidak ada satu TPS3R, di sana betul-betul diolah dan residunya tidak terlalu banyak dibawa ke TPAS dan mengurangi biaya operasional.

"Mengurangi volume pengiriman, BBM penggunaan dan operasional lain. Dan itu yang dikurangi dialihkan subsidi untuk membeli kompos, membeli mungkin batako, paving yang diolah KSM dan susbisidkan bahan itu ke petambaj dan petani. Mudahan terjadi multiplier effect. Harapan kita ke depan bisa zero waste dan tidak ada lagi dikirim ke TPA dan jadi museum sejarah TPA," ungkapnya berkelakar.

 

Berkaca di daerah lainnya seperti Banyumas sudah tidak banyak yang membuang ke TPA. Dia berharap 6 hektare lanjutan selesai dan tersisa lainnya untuk pengembangan.

"Sempat 140 ton produksi dan naik terus. Ini diikuti tidak akan ada habisnya. Pola ke depan bisa zero waste, kebijakan penggunaan kanting plastik diketati dari DLH lakukan sosialisasi, penggunaan bahan plastik agar berkurang," ujarnya.

PR berikutnya yaitu tumpukan sampah di TPAS Hake Babu agar bisa dipakai dan tidak menumpuk. Rencananya pemkot akan membuat mesin pirolisis untuk mengolah sampah. Untuk plastik diolah membuat paving dan sisanya organik diolah pupuk kompos.

Sambil berjalan ditutup, sampah di Hake Babu akan diolah. Ia berharap empat kecamatan ada satu mesin pirolisis yang dikelola kelompok swadaya masyarakat dan mereka kelola dan hasilnya dibeli.

"Paving dibeli, pupuk dibeli dan disumbangkan ke petani dan petambak. Kemudian juga dimanfaatkan untuk kepentingan pemkot. Paving kekuatannya cukup kuat," ujarnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved