Sejarah

Arti Penting Serangan Umum 1 Maret 1949, Bukan Hanya Soeharto, Ada Peran Sri Sultan HB IX

Arti penting Serangan Umum 1 Maret 1949. Bukan hanya Soeharto, ada peran penting Sri Sultan Hamengkubuwono (HB) IX yang tak banyak diketahui.

Editor: Amalia Husnul A
Kompas.com
SERANGAN UMUM - Monumen Serangan Umum 1 Maret 1949 di pusat kota Yogyakarta. Arti penting Serangan Umum 1 Maret 1949. Bukan hanya Soeharto, ada peran penting Sri Sultan Hamengkubuwono (HB) IX yang tak banyak diketahui. 

TRIBUNKALTIM.CO - Hari ini, Jumat (1/3/2024) tepat pada 1 Maret ada salah satu momen dalam sejarah Indonesia yakni Serangan Umum 1 Maret 1949.

Dalam sejarah, Serangan Umum 1 Maret 1949 mempunyai arti penting bagi Indonesia. 

Tidak banyak yang tahu, di balik Serangan Umum 1 Maret 1949 ada peran penting Sri Sultan Hamengkubuwono IX atau Sri Sultan HB IX, selain nama Soeharto.

Serangan Umum 1 Maret 1949 berhasil meninggikan semangat rakyat dan TNI.

Baca Selanjutnya: Sejarah serangan umum maret strategi tni pukul mundur belanda dari yogyakarta

Baca Selanjutnya: Bukan hanya pak harto mahfud bongkar nama nama penting tak masuk keppres hpkn

Baca Selanjutnya: Jokowi disorot nama soeharto tak masuk keppres hari penegakan kedaulatan negara

Selain itu, arti penting Serangan Umum 1 Maret 1949 adalah memperkuat posisi Indonesia dalam perundingan di Dewan Keamanan PBB.

Bukan Hanya Soeharto

Selama Orde Baru berkuasa, Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta berupaya dikaitkan dengan Presiden Soeharto.

Saat itu, Soeharto yang menjabat Letnan Kolonel memang menjadi salah satu tokoh yang memimpin pergerakan.

Akan tetapi, banyak yang belum tahu bahwa serangan yang dilakukan sejak pagi itu digagas oleh Sultan Hamengkubuwono IX.

Serangan ini dilakukan untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia masih melakukan perlawanan terhadap Belanda.

Serangan ini menunjukkan bahwa Indonesia masih ada.

Belanda memang membuat propaganda bahwa negara Indonesia yang memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 sudah bubar.

Pada 1 Maret 1949, berlangsung serangan serentak besar-besaran di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya. Saat itu, Yogyakarta menjadi ibu kota Indonesia.
SERANGAN UMUM - Pada 1 Maret 1949, berlangsung serangan serentak besar-besaran di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya. Arti penting Serangan Umum 1 Maret 1949. Bukan hanya Soeharto, ada peran penting Sri Sultan Hamengkubuwono (HB) IX yang tak banyak diketahui. (YouTube)

Namun, serangan ini kemudian tersiar hingga sidang PBB, sekaligus membantah propaganda Belanda.

Peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949 terjadi di kota Yogyakarta.

Baca Selanjutnya: Hari ini pada tahun lalu terjadi serangan umum maret di yogyakarta

Serangan Umum 1 Maret 1949 adalah peristiwa serangan besar-besaran yang dilancarkan oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) terhadap tentara Belanda yang menduduki Yogyakarta.

Pada saat itu, Yogyakarta masih menjadi ibu kota Indonesia, sejak peristiwa pemindahan ibu kota RI dari Jakarta pada 4 Januari 1946.

Tujuan Serangan Umum 1 Maret 1949 adalah untuk menjaga kepercayaan rakyat terhadap TNI, sekaligus menunjukkan kekuatan RI kepada dunia di tengah propaganda Belanda yang menyatakan bahwa Indonesia sudah tidak ada.

Lantas, mengapa terjadi Serangan Umum 1 Maret 1949?

Berikut ini latar belakang terjadinya peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949. 

Latar belakang Serangan Umum 1 Maret 1949 adalah Agresi Militer Belanda II pada Desember 1948 yang berhasil merebut Yogyakarta, yang kala itu berstatus sebagai ibu kota Indonesia.

Dalam peristiwa Agresi Militer Belanda II, pemimpin Indonesia saat itu, Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta, beserta sejumlah tokoh, ditangkap dan diasingkan oleh Belanda.

Setelah itu, Belanda mengeluarkan propaganda politik ke dunia internasional bahwa Republik Indonesia sudah hancur dan tentara Indonesia sudah tidak ada.

Para pimpinan militer dan tokoh yang berhasil menghindar tetap melanjutkan perjuangan dengan cara gerilya.

Di samping itu, disusun siasat agar dunia internasional tidak termakan propaganda Belanda.

 

Terlebih, Sri Sultan HB IX dan Letkol Soeharto mendengar pemancar radio luar negeri terkait masalah Indonesia di PBB, dan keduanya berpendapat bahwa Sidang DK PBB pada awal Maret 1949 merupakan kesempatan baik untuk menunjukkan kekuatan Indonesia.

Penulis Belanda, Dr. L De Jong dalam bukunya, Het Koninkrijk der Nederlanden in de Twede Wereldoorlog, menyatakan bahwa setelah mendengar DK PBB akan sidang lagi pada permulaan Maret, Sri Sultan HB IX membuat rencana supaya mengadakan serangan besar-besaran terhadap Yogyakarta yang diduduki Belanda.

Dari rekaman wawancara Sri Sultan HB IX dengan wartawan Radio BBC London pada 1986, diungkap bahwa rencana serangan disampaikan Sri Sultan HB IX pada awal Februari melalui surat kepada Jenderal Soedirman, yang segera disetujui.

Jenderal Soedirman meminta agar Sri Sultan HB IX berhubungan langsung dengan komandan setempat, yakni Letkol Soeharto.

Instruksi tersebut disusul dengan pertemuan-pertemuan rahasia antara Sri Sultan HB IX dan Letkol Soeharto, guna menyusun strategi serangan.

Penyusunan strategi yang dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Panglima Besar Jenderal Soedirman dan Kolonel Bambang Sugeng, selaku Panglima Divisi III, menghasilkan putusan pelaksanakan Serangan Umum 1 Maret 1949.

Pada saat penyusunan strategi, telah ditentukan siapakah yang menjadi pemimpin Serangan Umum 1 Maret 1949.

Pemimpin Serangan Umum 1 Maret 1949 tidak hanya satu, tetapi ada beberapa yang telah dibagi sesuai wilayah penyerangannya, yaitu:

- Sektor timur, dipimpin oleh Letkol Ventje Sumual

- Sektor selatan, dipimpin oleh Mayor Sardjono

Baca Selanjutnya: Serangan umum maret dan peran radio auri gunung kidul petugas panjat pohon pasang antena

- Sektor utara, dipimpin oleh Mayor Kusno

- Sektor kota, dipimpin oleh Letnan Amir Murtono dan Letnan Masduki

- Sektor barat, dipimpin oleh Letkol Soeharto

Selain nama-nama yang sudah disebutkan, beberapa tokoh Serangan Umum 1 Maret 1949 adalah AH Nasution, Letkol Wiliater Hutagalung, TB Simatupang, Kolonel Gatot Soebroto, dan Kolonel Wijono.

Pagi hari pada 1 Maret 1949 sekitar pukul 06.00 WIB, sewaktu sirene dibunyikan serangan segera dilancarkan ke segala penjuru Kota Yogyakarta.

Pada akhir Serangan Umum 1 Maret 1949, TNI dapat menduduki Kota Yogyakarta selama enam jam.

Perebutan kembali ibu kota Yogyakarta oleh TNI disiarkan ke luar negeri melalui Radio PC AURI.

Meski TNI hanya menguasai Yogyakarta selama enam jam, dampak Serangan Umum 1 Maret 1949 sangat besar.

Serangan Umum 1 Maret 1949 berhasil meninggikan semangat rakyat dan TNI.

Selain itu, arti penting Serangan Umum 1 Maret 1949 adalah memperkuat posisi Indonesia dalam perundingan di Dewan Keamanan PBB.

Baca Selanjutnya: Sejarah hari ini kelahiran herman johannes pahlawan nasional yang ada di uang logam rp

(*)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved