Berita Kaltim Terkini

Data BPS Tunjukkan Produksi Pertanian Kaltim Menurun, Begini Respons Sekda Sri Wahyuni

Data BPS menunjukkan produksi pertanian Kaltim menurun, Sri Wahyuni menyebut akan menjadi sumber informasi pihaknya dalam menentukan kebijakan.

Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Diah Anggraeni
TribunKaltim.co/Mohammad Fairoussaniy 
Sekda Provinsi Kaltim Sri Wahyuni saat memberikan tanggapan terkait produksi beras yang menurun serta kondisi inflasi di Bumi Etam. 

Di antaranya adalah data turunnya produksi padi, penyebabnya, faktor cuaca yang berpengaruh terhadap produksi dan pasokan beberapa komoditas.

Begitupun dampak musim kemarau panjang tahun 2023 yang menyebabkan masa panen mengalami kemunduran.

"Sehingga, penurunan pasokan ini pun menjadi tantangan bagi Pemerintah Daerah untuk meningkatkan produksi padi para petani," ujarnya.

Baca juga: BPS Mahulu Diresmikan, Ketua BPS Kaltim: Tingkatan Pelayanan Publik

Ke depan, Pemprov Kaltim akan menambah luas lahan petani padi hingga menjaga pasokan air, agar pertumbuhan tanaman padi dapat lebih maksimal.

Pemerintah Daerah juga diminta melakukan sikap terhadap turunnya pasokan dengan memediasi pengembangan pertanian padi.

Selain itu, mesti ada hal yang dilakukan untuk menjaga produktivitas padi agar terus meningkat. 

Kondisi saat ini, memang tidak dipungkiri menyebabkan kenaikan inflasi pada Februari lalu yang dirilis Maret ini. 

Inflasi pada Februari (year on year) sebesar 3,28 persen naik dari bulan sebelumnya, Januari sebesar 2,95 persen. 

"Data inflasi ini menjadi atensi kita bersama untuk terus menekan selama 2024 ini," tukasnya.

Baca juga: Data BPS Kaltim, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga Turun Harga

Sebelumnya diberitakan, BPS Kaltim dalam berita resminya mengabarkan, pada Februari 2024 terjadi inflasi year on year (y-on-y) Provinsi Kaltim sebesar 3,28 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,92.

"Inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Berau sebesar 4,14 persen dengan IHK sebesar 106,32 dan terendah terjadi di Kota Samarinda sebesar 3,04 persen dengan IHK sebesar 105,51.

Cukup banyak peristiwa yang mempengaruhi ekonomi Kaltim yang membuat inflasi tinggi. 

Misalnya, penetapan tarif cukai rokok hasil tembakau (CHT) sebesar 10 persen, cukai rokok elektrik (REL) dan hasil pengolahan tembakau lainnya (HPTL) sebesar 15 persen.

Kemudian, musim kemarau panjang yang terjadi tahun 2023 mengakibatkan mundurnya jadwal tanam dan panen padi petani, yang pada akhirnya mempengaruhi tingkat ketersediaan beras di pasar. 

Gelombang tinggi menyebabkan terbatasnya pasokan ikan serta terhambatnya distribusi barang.

Halaman
123
Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved