Berita Kutim Terkini

Izin Penjualan Daging di Kutai Timur Kini Pakai Online, Disperindag Khawatir Stok Tak Aman

Izin penjualan daging di Kutai Timur kini pakai online, Disperindag khawatir stok tak aman.

Penulis: Nurila Firdaus | Editor: Diah Anggraeni
TribunKaltim.co/Nurila Firdaus
Ilustrasi penjual daging sapi. Perizinan secara online dikhawatirkan dapat mempengaruhi stok daging di Kutai Timur. 

TRIBUNKALTIM.CO, SANGATTA - Menjelang Ramadan 1444 Hijriah yang kemungkinan jatuh pada tanggal 9-10 Maret 2024 mendatang.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, kondisi ini  akan mempengaruhi harga serta stok bahan pokok di pasaran.

Salah satunya di Pasar Induk Sangatta Utara, Kabupaten Kutai Timur.

"Kita khawatir ada pengaruh stok (daging) gara-gara ada sistem izin yang harus online. Padahal kita tahu baru ada 1 pedagang di Pasar Induk Sangatta yang menggunakan online," ungkap Jabfung Penyuluh Perindustrian dan Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kutai Timur, Achmad Doni Erviady, Senin (4/3/2024).

Baca juga: Dampak Buruk Pembangunan Drainase Jalan APT Pranoto Kutim, Bupati Ardiansyah Sulaiman Memohon Maaf

Disampaikan bahwa mulai saat ini, perizininan masuk daging sapi potong dan perizinan kesehatan sapi potong telah berali ke sistem online.

Padahal, pedagang sapi potong di pasaran masih gaptek, sehingga dikhawatirkan akan mempengaruhi stok pada bulan Ramadan ini.

"Kami akan koordinasi dengan OPD (organisasi perangkat daerah) terkait agar bisa membantu. Mendekati jelang Ramadan ini dan Hari Raya Idul Fitri, perizinan dipermudah dulu," imbuhnya.

Maksudnya, dijelaskannya, pedagang yang masih menggunakan konsep manual agar dibantu.

Baca juga: Pemkab Kutim Akan Terima Penghargaan Bebas Frambusia dari Kemenkes RI

Kendati demikian, pihaknya yakin jika para pedagang terbiasa menggunakan sistem online maka tak akan ada kendala.

"Untuk harga masih normal, Rp 160 ribu per kilogram, stok juga aman katanya mau masuk lagi," jelasnya.

Sementara itu, salah satu pemilik kios daging sapi Pasar Induk Sangatta Utara, Sabri (45) mengaku sudah menggunakan sistem online sejak 2 minggu ini.

Ia mengaku hanya dirinya saja yang sudah menggunakan sistem online.

"Kemarin sempat tersendat (pasokan) karena beralih ke aplikasi. Yang kemarin pakai rekomendasi itu cepat-cepat saja, sekarang pakai aplikasi nah itu kita mulai belajar lagi, ini saya masih coba-coba," pungkasnya. (*)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya. 

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved