Berita Samarinda Terkini
DLH Samarinda Kerahkan Petugas Angkut Sampah di Rumah-rumah Warga, Ongkos Rp 30 Ribu per Bulan
Dinas Lingkungan Hidup atau DLH Samarinda menyiapkan beberapa strategi untuk menata kebersihan lingkungan kota.
Penulis: Ias | Editor: Mathias Masan Ola
Laporan Wartawan TribunKaltim.co/Sintya Alfatika Sari
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Dinas Lingkungan Hidup atau DLH Samarinda menyiapkan beberapa strategi untuk menata kebersihan lingkungan kota.
Salah satu strategi yang akan dijalankan DLH Samarinda adalah mengubah sistem pengakutan sampah dari rumah-rumah warga.
Kepala DLH Samarinda Endang Liansyah akan mengerahkan petugas kebersihan mendatangi rumah-rumah warga untuk mengangkut sampah.
Baca juga: Kolam Warga Tercemar Air Lindi TPA Sambutan, DLH Samarinda Usulkan Dua Solusi
"Nanti petugas DLH langsung ke rumah-rumah warga untuk mengangkut sampah, sehingga warga tidak perlu lagi membawanya ke TPS. Warga cukup membayar biaya retribusi sekitar Rp 30 ribu per bulan cukup. Kita masih menunggu persetujuan dari Pak Walikota (Andi Harun)," paparnya.
Kendati demikian, ia berharap masyarakat dapat mendukung sistem baru ini dan berkomitmen untuk menjaga kebersihan lingkungan Samarinda.
"Sebetulnya ini tinggal komitmen kita bersama. Gimana kita mau dapat Adipura kalau masih suka membuang sampah sembarangan," tuturnya.
Langkah ini sebagai upaya Pemkot Samarinda untuk menjaga kebersihan dan meraih penghargaan Adipura.
Tahun ini Kota Samarinda gagal mendapat penghargaan Adipura karena beberapa faktor.
Baca juga: Warga Sambutan Keluhkan Bau Sampah, DLH Samarinda Sebut karena Hujan
Di antaranya terbakarnya TPA Bukit Pinang Samarinda menjadi salah satu penyebab Kota Tepian itu gagal meraih Piala Adipura tahun ini.
Sementara 2 kota tetangganya bahkan meraih Piala Adipura Kencana. Balikpapan memboyong Piala Adipura Kencana Kategori Kota Besar dan satu-satunya.
Sedangkan Kota Bontang merebut kembali Piala Adipura Kencana kali ketiga berturut-turut. Di sisi lain Ibu Kota Provinsi Kaltim, Samarinda gagal mendapat penghargaan tertinggi dan harus puas dengan sertifikat Adipura.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup atau DLH Samarinda, Endang Liansyah menjelaskan, kegagalan Samarinda meraih penghargaan tertinggi dalam pengelolaan lingkungan hidup itu lantaran peristiwa terbakarnya Tempat Pemrosesan Akhir atau TPA Bukit Pinang pada September 2023 lalu.
Selain itu, penyebab lainnya adalah kebiasaan warga yang masih membuang sampah di luar tempat pembuangan sementara (TPS).
Baca juga: DLH Samarinda Siapkan Zona 2 untuk Sampah di Wilayah TPA Sambutan
"Meskipun titik api di TPA Bukit Pinang sudah padam dalam lima hari, peristiwa itu bertepatan dengan kedatangan tim penilai dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK)," kata Endang, Rabu (6/3/2024).
Saat peristiwa nahas terjadi, Endang baru menjabat kepala DLH Samarinda selama dua bulan, sehingga dirinya tak dapat berbuat banyak.
"Namun, bukan berarti Samarinda tidak memiliki prestasi. Kita tetap mendapatkan sertifikat Adipura sebagai bukti bahwa upaya kita dalam menjaga kebersihan lingkungan terus dilakukan," tegasnya. (*)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya
Inovasi Gummy Candy Berbasis Madu Klulut, Langkah Strategis Pemberdayaan UMKM Pangan di Kaltim |
![]() |
---|
PHRI Nilai Efisiensi Tekan Industri Hotel di Samarinda, Insentif PPh 21 Tidak Mampu Tutupi |
![]() |
---|
Dishub Beri Teguran dari Ruang Kontrol, CCTV di Samarinda Mulai Ubah Perilaku Pengendara |
![]() |
---|
Cekcok Keluarga di Sidomulyo Samarinda Berakhir Damai Usai Dimediasi Polisi |
![]() |
---|
Plaza 21 Jadi Gedung Parkir, Pemkot Samarinda Cari Formula Tekan Anggaran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.