Pilpres 2024

Terkejut Prabowo Unggul Telak di Pilpres 2024, Jusuf Kalla Sebut Masalah Bukan pada Saat Pencoblosan

Terkejut Prabowo-Gibran unggul telak di Pilpres 2024, Jusuf Kalla sebut masalah bukan pada saat pencoblosan.

KOMPAS.com/VINCENTIUS MARIO
Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla atau JK - Terkejut Prabowo-Gibran unggul telak di Pilpres 2024, Jusuf Kalla sebut masalah bukan pada saat pencoblosan. 

TRIBUNKALTIM.CO - Terkejut Prabowo-Gibran unggul telak di Pilpres 2024, Jusuf Kalla sebut masalah bukan pada saat pencoblosan.

Hasil Pilpres 2024 memang belum diumumkan secara resmi oleh Komisi Pemilihan Umum.

Penghitungan suara juga belum 100 persen.

Namun, paslon nomor urut 2 Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka diprediksi menjadi Presiden dan Wakil Presiden periode 2024-2029.

Pasalnya dari penghitungan sementara Prabowo-Gibran unggul telak dibanding Anies-Cak Imin dan Ganjar-Mahfud.

Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Republik Indonesia, Jusuf Kalla mengaku terkejut pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming menang telak di Pemilihan Presiden 2024 berdasarkan hasil hitung cepat sejumlah lembaga.

Baca juga: Pemerintahan Prabowo Terancam Krisis Ekonomi, Jusuf Kalla Ungkap Pemicunya, Ini Bom Waktu

Baca juga: Jusuf Kalla Sebut Potensi Terjadinya Parlemen Jalanan Jika Dugaan Kecurangan Pemilu tak Diselesaikan

Baca juga: Tanggapi Isu Jokowi Bakal Gabung Golkar, Jusuf Kalla Tegaskan soal Aturan jadi Ketua atau Pengurus

"Mengejutkan, bukan saja saya, saya kira banyak orang (terkejut), mungkin pasangan nomor 2 terkejut juga," kata tokoh yang akrab disapa JK itu dalam program Rosi Kompas TV, Kamis (7/3/2024) malam.

JK mengaku tidak menyangka pasangan Prabowo-Gibran dapat memperoleh suara lebih dari 50 persen, bahkan hampir mencapai 60 persen.

Mantan Ketua Umum Partai Golkar itu memperkirakan, Pilpres 2024 semestinya dapat berlangsung 2 putaran atau tidak ada yang memperoleh suara di atas 50 persen.

"Kita masih memperkirakan ini dua putaran, artinya mungkin angkanya 46, 47, 48 persen, segitu kira-kira. Melihat daripada suasana kampanye, melihat aspirasi masyarakat," kata Kalla.

Namun demikian, JK mengeklaim bahwa kemenangan telak Prabowo-Gibran itu bukan satu-satunya alasan ia mendorong hak angket untuk mengusut dugaan kecurangan pemilu.

Ia berpandangan, tidak ada masalah serius pada hari pencoblosan 14 Februari 2024, tetapi ia menganggap masalah itu terjadi sebelum dan setelah pencoblosan.

"Kalau pencoblosannya sendiri saya kira tidak banyak soal ya, yang soal itu sebelum dan setelah (pencoblosan), ya kan tanggal 14 aman-aman saja," ujar dia.

Calon presiden (capres) nomor urut 1 Anies Baswedan cium tangan Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla menjelang kampanye akbar di Jakarta Internasional Stadium (JIS), Jakarta Utara, Jakarta, Sabtu (10/2/2024).
Calon presiden (capres) nomor urut 1 Anies Baswedan cium tangan Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla menjelang kampanye akbar di Jakarta Internasional Stadium (JIS), Jakarta Utara, Jakarta, Sabtu (10/2/2024). (Dokumentasi Timnas Amin)

Ia juga menekankan bahwa hak angket digulirkan karena pasangan jagoannya, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar kalah dalam Pilpres 2024, tetapi mencegah kecurangan serupa terjadi di pemilu edisi berikutnya.

"Bagi kita semuanya bukan soal menang kalah, bukan, tapi proses ini jangan nanti kebiasaan dan diikuti pada pemilu-pemilu yang akan datang, rusak negeri ini kalau begitu," kata JK.

Baca juga: Megawati dan Jusuf Kalla akan Bertemu, Adian Napitupulu Pastikan PDIP Solid Gulirkan Hak Angket DPR

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved