Tradisi Ziarah Kubur di Samarinda, Ada Warga Terpaksa Duduk di Atas Makam karena Kondisi Padat 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Jelang bulan suci Ramadhan, tradisi ziarah kubur kembali ramai dilakukan oleh masyarakat Kota Samarinda, Kalimantan Timur.

Sejak akhir pekan lalu, sejumlah Tempat Pemakaman Umum (TPU) di Samarinda terlihat ramai dikunjungi oleh peziarah.

Salah satu pemakaman yang terlihat ramai adalah Kuburan Muslimin di Jalan Abul Hasan, Kelurahan Pasar Pagi, Kecamatan Samarinda Kota.

Menurut pantauan TribunKaltim.co, Senin (11/3/2024), para peziarah umumnya datang bersama keluarga untuk membersihkan makam dan mendoakan keluarga yang telah meninggal.

Baca juga: Keutamaan Ramadhan, 3 Keistimewaan Membaca Doa Ini Usai Salat Tarawih dan Witir, Amalkan Tiap Hari

Musdalifah, warga Jalan Lambung Mangkurat mengatakan bahwa ziarah kubur menjelang Ramadan sudah menjadi tradisi turun temurun di keluarganya. Rutinitas ini memang dilakukannya setiap tahun.

"Ini sudah rutinitas mau puasa, kadang habis lebaran juga pasti kesini," ungkapnya.

Selama ziarah, Musdalifah biasanya membawa bunga segar dan dilanjutkan dengan membaca doa untuk mendiang suami, orang tua, dan keluarganya.

"Bapak, kakek, nenek dan suami saya dimakamkan di sini, jadi seperti biasa baca yasin, doa, untuk keluarga yang sudah pergi," tutupnya.

Baca juga: Penyebab Preman Pensiun 9 Absen di Ramadhan 2024, Tugas Kang Murad - Ujang di Tukang Ojek Preman

Selain Kuburan Muslimin Abul Hasan, tradisi ziarah kubur menjelang bulan Ramadan juga terlihat ramai di Kuburan Muslim Jalan Kemakmuran, Kota Samarinda. 

Hal ini disampaikan oleh Siti Aminah, warga Loa Bahu, usai berziarah ke makam ayahnya.

"Saya juga rutin ziarah sebelum bulan puasa, untuk mendoakan abah dan keluarga," ungkapnya.

Menurut Siti Aminah, kondisi TPU Kemakmuran memang sangat ramai dan saat ini cukup padat.

Baca juga: Penetapan 1 Ramadhan 1445 H di Balikpapan, Posisi Hilal Terpantau Belum Capai 1 Derajat

Tak heran jika keterbatasan lahan di TPU Kemakmuran pun menyebabkan kuburan tumpang tindih.

Selain itu, banyak peziarah yang terpaksa duduk di atas makam lantaran padatnya lahan pemakaman.

"Penuh banget, bahkan jalan untuk kita lewat itu sampai gak keliatan, kadang juga kuburan tumpang tindih," tuturnya.