Berita Viral
Viral! 8 Fakta Kepala Bayi Tertinggal di Rahim saat Melahirkan, Dokter Duga Putus Karena Digunting
Berita viral seputar kasus kepala bayi putus dan tertinggal di dalam rahim ibu saat proses melahirkan membuat heboh.
TRIBUNKALTIM.CO - Berita viral seputar kasus kepala bayi putus dan tertinggal di dalam rahim ibu saat proses melahirkan membuat heboh.
Belakangan, sejumlah fakta baru seputar penyebab kepala bayi tertinggal dalam rahim itu perlahan-lahan terungkap.
Salah satunya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bangkalan akhirnya buka suara soal kenapa kepala bayi putus saat proses melahirkan.
Berikut sejumlah fakta seputar kasus kepala bayi putus dan tertinggal di dalam rahim yang sudah dirangkum TribunKaltim.co dari berbagai sumber:
Baca juga: Nasib Bidan Mega Bikin Kepala Bayi Putus Tertinggal dalam Rahim Ibu di Bangkalan, Penjelasan Dinkes
1. Ibu Bayi Mengaku Sempat Ditakut-takuti
Mukarromah, ibu yang viral karena kepala bayinya tertinggal di dalam rahim, akhirnya buka suara terkait peristiwa yang dialaminya.
Diketahui, kasus kepala bayi tertinggal di dalam rahim ini terjadi setelah Mukarromah melahirkan di Bangkalan, Jawa Timur, pada Selasa (5/3/2024).
Saat itu, Mukarromah mendapati bayinya sudah tidak dalam keadaan bernyawa.
Tidak itu saja, kepala bayinya pun putus dan tertinggal di dalam rahim.
Mukarromah mengatakan, dirinya sempat meminta rujukan ke rumah sakit karena enggan melahirkan di Puskesmas Kedungdung.
Tetapi, Mukarromah mengaku mendapatkan ancaman dari pihak puskesmas.
"Saya enggak mau dilayani di sana, saya mau minta rujuk aja," kata Mukarromah, dikutip dari tayangan Kompas TV, Selasa (12/3/2024).
"Saya ditakut-takuti, 'Kamu itu nanti di perjalanan kalau ada apa-apa, bidan sini enggak mau tahu ya,' gitu," tambahnya.
"'Kamu enggak bakalan operasi, kamu bakalan dipaksa pakai tangan juga gitu,'" kenang Mukarromah.
2. Keluarga Laporkan Puskesmas ke Polisi
Setelah beradu argumen, Mukarromah tetap kuekeuh dirinya meminta rujukan ke rumah sakit.
Namun, dirinya tetap diminta untuk melahirkan di puskesmas tersebut dengan dibawa ke ruang persalinan.
Merasa tidak kuat mendorong bayi keluar dari rahimnya, Mukarromah akhirnya dibawa ke RSIA Glamour Husada.
Sayangnya, nyawa bayi itu tidak tertolong.
Lalu, Mukarromah mendapat tindakan operasi untuk mengeluarkan kepala bayi yang tertinggal di dalam rahimnya.
Akibat peristiwa ini, pihak keluarga pun melaporkan Puskesmas Kedungdung ke polisi.
3. Dinkes Sebut Sudah Meninggal 2 Minggu
Dilansir dari TribunJatim, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bangkalan, Nur Chotibah mengungkapkan, pihaknya telah melakukan audit pada Jumat (8/3/2024).
Audit tersebut dihadiri dokter spesialis kandungan (Sp.OG) RSUD Syamrabu Bangkalan dan RS Glamour Surabaya, Kepala Puskesmas Kedungdung, bidan, hingga Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
"Hasil audit tim yakni IUFD (Intrauterine Fetal Death) atau bayi meninggal dalam kandungan kurang lebih 2 minggu," ungkap Nur kepada TribunMadura, Senin (11/3/2024) malam.
"Umur kehamilan 45 minggu, lewat sekitar 4-5 minggu dari HPL (Hari Perkiraan Lahir)," tambahnya.
4. Kronologi Kejadian dan Penyebab Kepala Bayi Putus
Nur Chotibah menjelaskan, pasien bersangkutan datang ke Puskesmas Kedungdung pada Selasa (5/3/2024) dan menyarankan agar dirujuk ke rumah sakit karena sudah pembukaan 4.
Nur mengatakan, rekam jejak komunikasi antara pihak puskesmas dengan RSUD Syamrabu masih disimpan.
Dengan berjalannya waktu, lanjutnya, dari pembukaan 4 langsung ke pembukaan 6 dan langsung pembukaan lengkap.
Baca juga: Viral Kasus Kepala Bayi Tertinggal di Rahim saat Melahirkan, Pengakuan Ibu, Kata Kadinkes Bangkalan
Hal itu disebut Nur tergolong cepat, dari pembukaan 4 ke pembukaan lengkap bahkan hingga muncul bagian terendah yang sudah nampak di jalan lahir.
"Maka ditolonglah karena sudah di jalan lahir. Di satu sisi kami sudah berkomunikasi dengan pihak rumah sakit," tuturnya.
"Posisi bokong duluan, di samping itu tensi ibunya 180/100 disebut dengan istilah medis Pb atau keracunan kehamilan," lanjutnya.
Nur mengatakan, berat badan bayi kala itu seberat 1 kilogram karena memang bayi tidak mengalami perkembangan secara normal.
Hal itu akibat ibu menderita Pb dan pihak dokter sudah menyatakan bahwa bayi itu IUFD selama dua minggu dalam kandungan.
"Kondisi bayi saat di luar, kulit sudah mengelupas semua karena sudah meninggal dunia dalam kandungan," beber Nur.
"Memang ada dorongan sesuai teknis SoP, ibu ngeden secara pelan, kepala tertinggal itu karena IUFD, tidak ada pengaruh lain," tambahnya.
Disinggung terkait kronologis hingga kepala bayi tertinggal di dalam rahim, Nur menjelaskan, hal itu terjadi setelah proses bokong keluar dilanjutkan bahu keluar sesuai teknis SOP.
"Nah disitulah lepas (kepala) karena, maaf, perkiraan kami sudah dua minggu meninggal dunia di dalam kandungan," tuturnya.
"Terjadi maserasi atau kulit-kulit sudah mengelupas dan (tubuh) rapuh," tandasnya.
5. Nasib Bidan Mega
Bidan Mega kini menjadi sorotan.
Ia merupakan bidan yang membantu proses ibu hamil yang akan melahirkan, Mukarrohmah.
Namun, dalam prosesnya kemudian sang bayi meninggal dunia dan kepalanya terputus dan tertinggal di dalam rahim sang ibu.
Kini, bidan Mega yang membuat kepala bayi putus dan tertinggal dalam rahim ibu dilaporkan ke polisi oleh pihak keluarga.
6. Ibu Yakin Bayinya Masih Hidup
Untuk diketahui, kasus kepala bayi tertinggal dalam rahim ibu di Bangkalan jadi sorotan belakangan ini.
Peristiwa nahas itu diketahui tersebut terjadi di Puskesmas Kedungdung Bangkalan, Madura, pada 4 Maret 2024, diduga ada malapraktik karena kelahiran seolah dipaksakan.
Awalnya ibu di Bangkalan datang ke Puskesmas dengan maksud meminta surat rujukan ke rumah sakit karena bayinya berada dalam posisi sungsang.
Namun, Mega, sang bidan, menganjurkan agar proses persalinan dilakukan di Puskesmas karena sudah terdapat bukaan empat.
Hasil pemeriksaan menurut Mukarromah, ibu sang bayi, kondisi bayi lemah namun masih hidup.
Setelah itu dia diberikan suntikan pendorong, dan disuruh ngeden lagi.
Namun pilu, proses persalinan itu justru membuat kepala bayi Mukarromah terputus dan tertinggal di rahimnya.
"Terus saya tak bisa, tidak kuat, akhirnya patah badannya dan kepalanya di dalam (rahim)," tutur Mukarromah.
"Ditarik, saya tidak tahu soal dipotong apa enggak, tapi itu ditarik saya lihat bidannya pegang gunting sambil ditarik," jelas Mukarromah.
Terpisah, Mukarromah mengaku justru ditakuti-takuti oleh bidan Puskesmas jika tidak langsung ditangani di puskesmas tersebut.
Baca juga: 4 Fakta Kepala Bayi Tertinggal di Rahim, Kronologi, Penjelasan Dokter Forensik hingga Lapor Polisi
Bahkan bidan tersebut mengatakan tidak bertanggung jawab jika ada apa-apa selama di perjalanan.
"Saya enggak mau lagi dilayani di sana, saya mau minta rujuk aja, katanya saya ditakut-takuti 'kamu itu nanti di perjalanan kalau ada apa-apa bidan sini enggak mau tahu ya gitu," ungkap Mukarromah dilansir dari Youtube Kompas TV, Selasa, (12/3/2024).
Bidan Puskesmas itu juga menakuti Mukarromah bahwa dirinya tidak akan dilakukan operasi langsung meskipun sudah dirujuk ke rumah sakit.
"'Terus sampai ke rumah sakit kamu enggak bakalan operasi, kamu dipaksa pakai tangan juga," katanya menirukan ucapan bidan.
7. RS Sebut Meninggal 2 Hari dan Kepala Putus Karena DIgunting
Meski sudah ditakut-takuti, Mukarromah tetap tegas meminta ingin dirujuk.
"Saya bilang biarin, saya rujuk aja," ujarnya.
Mukarromah pun tak langsung mendapatkan penanganan atas kondisinya.
Mukarromah akhirnya dirujuk ke rumah sakit Glamour Surabaya dan mendapat penanganan operasi caesar.
"Terus kata dokternya 'gak mungkin ini (kepala) putus sendiri kalau gak digunting, gitu katanya," terang Mukarromah.
"Dari rumah sakit katanya sudah meninggal dua hari gitu," sambungnya.
Akibat peristiwa tersebut, Mukaromah pun langsung dilarikan ke Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Glamour Husada, Bengloa, Tanjung Jati, Bangkalan untuk dilakukan operasi pengeluaran kepala bayi yang tertinggal di rahimnya.
Mukkarromah menangis meminta keadilan atas meninggalnya sang calon bayi.
Diketahui, kepala bayi Mukkarromah tertinggal di dalam rahimnya saat proses melahirkan berlangsung.
Kini, Mukkarromah dan sang suami telah melaporkan bidan Puskesmas Kedungdung Bangkalan ke Polres Bangkalan atas dugaan malapraktik.
"Saya pingin pihak polisi beri keadilan, dan bertindak tegas dan beri saya keadilan," ungkap Mukkarromah terisak tangis,.
Mukkarromah menuturkan pihak kepolisian sudah meminta keterangan darinya dan pihak keluaga.
"Ada saya, suami, dan tante dari suami saya," ujarnya.
8. Puskesmas Tak Menujukkan Itikad Baik
Pihak Puskesmas Kedungdung sendiri belum menunjukkan itikad baik untuk meminta maaf kepada keluarga Mukkarromah.
"Dari puskesmas tidak ada satu pun datang, mereka datang ke rumah sakit ada si bidan Mega itu," sambungnya.
"Gak ada permintaan maaf, tidak ada juga (tanggung jawab)," katanya.
Di sisi lain, wanita asal Desa Panpajung ini mengungkapkan kondisinya hingga kini masih belum stabil secara fisik maupun psikologis.
"Iya, masih sakit," kata Mukkarromah.
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul "Saya Ditakut-takuti" Kata Ibu yang Kepala Bayinya Tertinggal di dalam Rahim, Keluarga Lapor Polisi, Kompas.com dan Tribun Medan
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltim/foto/bank/originals/20240313_Kepala-Bayi-Putus-di-Bangkalan.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.