Ramadhan 2024

Bagaimana Hukum Melaksanakan Salat Tahajud Setelah Salat Tarawih dan Witir? Inilah Penjelasannya

Bagaimana hukum melaksanakan Salat Tahajud setelah Salat Tarawih dan Witir? Inilah penjelasannya.

Penulis: Tribun Kaltim | Editor: Nisa Zakiyah
Pinterest/@m.youtube.com dan @Ahmed Kasem
Ilustrasi. Bagaimana hukum melaksanakan Salat Tahajud setelah Salat Tarawih dan Witir? Inilah penjelasannya. 

TRIBUNKALTIM.CO - Bagaimana hukum melaksanakan Salat Tahajud setelah Salat Tarawih dan Witir? Inilah penjelasannya.

Sebenarnya, kita memang diperintahkan menutup salat malam dengan Salat Witir.

Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadis dari Ibnu ‘Umar, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam (SAW) yang artinya kurang lebih: “Jadikanlah akhir salat kalian di malam hari adalah salat Witir.” (HR. Bukhari no. 998 dan Muslim no. 751).

Baca juga: Bagaimana Hukum Bayar Zakat Fitrah Pada Hari Raya Idul Fitri? Ini Penjelasannya

Baca juga: Bagaimana Hukum Menelan Ludah atau Dahak Saat Melaksanakan Puasa Ramadan? Ini Penjelasannya

Baca juga: Usia Berapa Bulan Ibu Hamil Dibolehkan Berpuasa? Lengkap Tips Jaga Janin Tetap Aman

Sehingga, setelah Salat Witir masih boleh menambah lagi salat sunnah lainnya, seperti Salat Tahajud.

Alasannya, Nabi Muhammad SAW yang sesudah Witir masih menambah lagi dengan dua rakaat lain.

Sayyidatina Aisyah menceritakan mengenai salat malam Nabi SAW, “Nabi SAW biasa melaksanakan salat 13 rakaat (dalam semalam). Beliau melaksanakan salat 8 rakaat kemudian beliau berwitir (dengan 1 rakaat). Kemudian setelah berwitir, beliau melaksanakan salat dua rakaat sambil duduk. Jika ingin melakukan rukuk beliau berdiri dari rukuknya dan beliau membungkukkan badan untuk rukuk. Setelah itu di antara waktu azan Subuh dan iqomahnya, beliau melakukan salat dua rakaat. (HR Muslim No 738)

Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan, “Dua rakaat setelah Witir itu tanda bahwa masih bolehnya dua rakaat setelah Witir dan jika seseorang telah mengerjakan Witir bukan berarti tidak boleh lagi mengerjakan salat sunnah sesudahnya."

Adapun hadis di atas: “Jadikanlah akhir salat kalian di malam hari adalah Salat Witir, yang dimaksud menjadikan Salat Witir sebagai penutup salat malam hanyalah sunnah (bukan wajib). Artinya, dua rakaat sesudah Witir masih boleh dikerjakan.” (Zaad Al-Ma’ad, 1: 322-323).

Bagi yang sudah melaksanakan Tarawih lalu menutupnya dengan Witir tidak lagi melakukan Witir yang kedua setelah melakukan salat Tahajud di malam hari.

Dari Thalq bin ‘Ali, ia mendengar Rasulullah SAW bersabda. “Tidak boleh ada dua Witir dalam satu malam.” (HR. Tirmidzi no. 470, Abu Daud no. 1439, An Nasa-i no. 1679. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Kesimpulan, boleh melaksanakan Tahajud walau sudah mengerjakan Tarawih dan menutupnya dengan Witir. 

Di malam hari ketika Tahajud tak lagi ditutup dengan Witir. 

Untuk jumlah rakaat Tahajud yang dilakukan bebas, tak dibatasi jumlah rakaatnya.

Baca juga: Permainan yang Viral di TikTok, Ojol The Game Benarkah Bisa Menghasilkan Uang?

Salat Witir Merupakan Penutup Ibadah 

Salat Witir adalah salat sunnah yang dilakukan pada malam hari setelah melaksanakan salat Isya'. 

Nama "Witir" berasal dari kata Arab yang berarti "ganjil", karena salat ini biasanya dilakukan dalam jumlah rakaat yang ganjil.

Salat Witir dilakukan setelah salat Isya', baik langsung setelah salat Isya' atau dikerjakan pada waktu-waktu tertentu sepanjang malam sebelum waktu Subuh tiba.

Jumlah rakaat Salat Witir biasanya adalah ganjil, seperti satu, tiga, lima, tujuh, atau sembilan rakaat. 

Jumlah yang paling umum adalah tiga rakaat, yang dilakukan sebagai satu rangkaian tanpa duduk di antara rakaat-rakaatnya.

Pada rakaat terakhir Salat Witir, beberapa umat Islam seringkali membaca doa Qunut, di mana mereka memohon perlindungan, petunjuk, dan keberkahan dari Allah SWT.

Rasulullah SAW menganjurkan umat Islam untuk melaksanakan Salat Witir sebagai salah satu bentuk ibadah yang dianjurkan di malam hari. 

Salat Witir juga dipandang sebagai penutup ibadah malam dan merupakan kesempatan terakhir untuk berkomunikasi dengan Allah SWT sebelum waktu Subuh.

Meskipun bersifat sunnah, melaksanakan Salat Witir secara rutin dapat mendatangkan banyak manfaat.

Baca juga: Inilah Surat yang Sering Dibaca Rasulullah SAW saat Mengerjakan Shalat Tahajud

Komunikasi dengan Allah SWT Lewat Salat Tahajud

Salat Tahajud adalah salat sunnah yang dilakukan pada malam hari setelah seseorang telah tidur sejenak setelah Isya' (salat malam terakhir). 

Ini adalah salah satu salat sunnah yang sangat dianjurkan dalam agama Islam. Tahajud berasal dari kata Arab "hajada", yang berarti "berusaha" atau "bangun".

Salat Tahajud dilakukan setelah seseorang telah tidur sejenak setelah salat Isya' hingga menjelang waktu salat Fajr. 

Namun, waktu yang paling utama untuk melaksanakannya adalah di sepertiga malam terakhir.

Salat Tahajud dapat dilakukan dalam jumlah rakaat yang berbeda-beda, tetapi jumlah yang paling umum adalah dua rakaat. 

Namun, bisa juga dilakukan dalam jumlah yang ganjil, seperti satu rakaat atau tiga rakaat, dan bisa juga lebih banyak, sesuai dengan kebiasaan atau kesempatan yang dimiliki.

Salat Tahajud seringkali diisi dengan banyak doa dan dzikir, karena merupakan waktu yang diberkahi untuk berkomunikasi dengan Allah SWT. 

Banyak orang memanfaatkan waktu ini untuk berdoa, memohon ampun, meminta keberkahan, dan mengekspresikan rasa syukur kepada Allah SWT.

Salat Tahajud memiliki banyak keutamaan dalam Islam. 

Rasulullah SAW sendiri sering kali melaksanakan Salat Tahajud, dan beliau menyarankan umat Islam untuk melakukannya juga. 

Salat Tahajud merupakan waktu yang paling dekat dengan Allah SWT dan merupakan salah satu cara untuk mendapatkan keberkahan, keampunan, dan petunjuk dari-Nya.

Salat Tahajud adalah salah satu ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam, terutama bagi mereka yang ingin mendekatkan diri kepada Allah SWT dan mendapatkan keberkahan dalam hidup mereka.

Baca juga: Niat dan Tata Cara Shalat Tarawih Berjamaah Ramadhan 2024, Lengkap dengan 10 Bacaan Surat Pendek

Tata Cara Melakukan Salat Tahajud Setelah Tarawih

• Cara Pertama:

Tetap mengikuti shalat Tarawih dengan imam di masjid sampai selesai berikut salat witirnya. Kemudian melanjutkan Salat Tahajud di malam harinya tanpa ditutup dengan Salat Witir

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

“Tidak ada salat dua Witir dua kali dalam satu malam.” (HR. Abu Daud, Tirmidzi dan An Nasa’i).

Tetapi, bolehkah melakukan salat setelah Salat Witir? Boleh, dalilnya adalah hadits Aisyah RA.:

“Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah mengerjakan salat dua rakaat setelah witir dalam keadaan beliau duduk.” (HR. Muslim).

• Cara Kedua:

Tetap mengikuti Salat Tarawih dengan imam di masjid sampai selesai berikut Salat Witirnya. Namun, setelah imam menyelesaikan salatnya dengan salam, dia tidak ikut salam, tetapi berdiri lagi untuk menggenapkan rakaat agar tidak terhitung Salat Witir

Kemudian dia melanjutkan Salat Tahajud di malam harinya dan ditutup dengan Salat Witir.

Dalam hal ini dia telah melaksanakan sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

“Jadikan akhir salat malammu dengan melakukan Salat Witir.” (HR Al Bukhari dan Muslim).

Baca juga: Niat dan Tata Cara Shalat Tarawih Berjamaah Ramadhan 2024, Lengkap dengan 10 Bacaan Surat Pendek

• Cara Ketiga:

Meninggalkan salat jamaah ketika imam hendak melakukan Salat Witir, kemudian melanjutkan Salat Tahajud di malam harinya dan ditutup dengan Salat Witir

Namun, orang yang melaksanakan cara yang ketiga ini telah kehilangan keutamaan salat berjamaah bersama imam sampai selesai.

Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

“Barangsiapa yang salat (Tarawih) bersama imam sampai selesai maka akan dihitung salat malam secara penuh.” (Hadits shahih, Riwayat Abu Daud, At Tirmidzi, An Nasai, dan Ibnu Majah).

(*)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved