Tribun Kaltim Hari Ini
Bupati Berau Sri Juniarsih Ingatkan Penggunaan WiFi tak Dipakai untuk Game dan YouTube
Kendati begitu, ke depan hal itu akan menjadi evaluasi bagi pihaknya, supaya ada peningkatan pemanfaatan WiFi menjadi lebih luas lagi.
Penulis: Martinus Wikan | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB - Bupati Berau, Sri Juniarsih mengingatkan pemerintah kampung untuk memprioritaskan pemakaian WiFi untuk berkomunikasi optimal dengan pihak kecamatan maupun kabupaten.
Pun untuk kepentingan mengunggah dokumen penting yang diperlukan.
Diakuinya, program WiFi gratis yang diberikan Pemkab Berau memang masih terbatas.
Dan pemakaiannya pun masih diprioritaskan untuk komunikasi antara pemerintah kampung, kecamatan dan kabupaten.
Baca juga: WiFi Gratis Milik Pemkab Berau Tidak Bisa Diakses
Sehingga, perlu dibatasi kepada pengguna WiFi yang lain yang tidak menjadi prioritas. Seperti, untuk bermain game atau menonton YouTube.
"Tolong dikurangi dulu, karena WiFi gratis ini untuk memperlancar komunikasi diantara kampung, kecamatan dan kabupaten," ucapnya kepada TribunKaltim.co, Rabu (13/3/2024).

Kendati begitu, ke depan hal itu akan menjadi evaluasi bagi pihaknya, supaya ada peningkatan pemanfaatan WiFi menjadi lebih luas lagi.
Dirinya juga meminta kepada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk segera memperbaiki jika ada fasilitas WiFi yang rusak.
"Beberapa WiFi memang sudah seharusnya dilakukan perawatan, saya minta dinas terkait untuk segera memperbaiki kerusakan agar WiFi tersebut, agar dapat digunakan secara maksimal," pintanya.
Sementara itu, Kepada Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Berau, Didi Rahmadi menjelaskan, bahwa ada tiga cara pemasangan program 1.000 titik WiFi Pemkab Berau.
Baca juga: Program 1.000 Titik Wifi Gratis di Berau Capai 97 Persen, Pemasangan di Kelay Terkendala Jaringan
Di antaranya, menggunakan jalur fibber optik, poin to poin dan vsat. Tahun ini ada 690 titik yang menggunakan jalur fiber optik, utamanya di sekitar Kecamatan Tanjung Redeb.
Selanjutnya, yang ada di kampung-kampung menggunakan poin to poin. Sedangkan, yang tidak bisa diakses dengan fiber optik maupun poin to poin disiasati menggunakan vsat.
"Di mana tahun ini ada delapan kampung yang memanfaatkan vsat," sebutnya.
Adapun kecepatan WiFi tahun lalu yakni hanya 5 mbps saja. Dan tahun ini pihaknya mendapat dukungan dana untuk menaikan kecepatan menjadi 8 mbps.
Memang itu diakuinya masih belum cukup. Namun, jika hanya digunakan untuk mengakses aplikasi sistem keuangan desa (Siskedes), kecepatan tersebut masih cukup.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.