Berita Samarinda Terkini
Keluarga Guru yang Tewas Membusuk Datangi Apotek di Samarinda, Minta Rekaman CCTV Diserahkan
Puluhan keluarga dari almarhumah Bertha Mimi (56), mendadak menggeruduk salah satu apotek yang berada di Jalan Pangeran Hidayatullah, Kota Samarinda.
Penulis: Mir | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO,SAMARINDA - Diliputi rasa duka dan kejanggalan, puluhan keluarga dari almarhumah Bertha Mimi (56), mendadak menggeruduk salah satu apotek yang berada di Jalan Pangeran Hidayatullah, Kota Samarinda, Jumat (15/3/2024).
Dengan seragam serba hitam yang melambangkan kedukaan mendalam itu para simpatisan yang notabene berdarah Suku Toraja itu datang dan melakukan orasi sejak pukul 15.00 Wita.
Sebelumnya diketahui gudang apotek tersebut menjadi lokasi penemuan jasad Bertha Mimi, yang telah membusuk pada Minggu (18/2) lalu.
Kedatangan keluarga kali ini adalah untuk meminta pihak apotek dapat memberikan keterangan pasti dan menunjukan rekaman CCTV yang merekam detik-detik almarhum masuk ke dalam sarana kesehatan masyarakat tersebut.
"Tadi ada pihak apotek keluar. Mereka bilang sudah menyerahkan semua ke kepolisian. Benar-benar tidak ada jawaban yang kami dapat," kata Iwan, salah satu perwakilan keluarga.
Baca juga: Terbaru! 6 Fakta Mayat Wanita Membusuk di Gudang Apotek di Samarinda, Korban Ternyata Seorang Guru
Kejanggalan itu dirasakan sebab almarhum dikatakan masuk ke dalam apotek pada 2 Januari 2024.
Kemudian saat ditemukan pada Minggu, 18 Februari polisi mengatakan korban sudah meninggal dunia selama 4 hari sebelum ditemukan.
"Artinya ada jeda 14 hari almarhum di dalam gudang sebelum meninggal. Masa sih pihak apotek tidak tahu ada orang di dalam gudang selama itu? Kenapa sih kejanggalan itu tidak dijawab secara gamblang?" sahut Marta, perwakilan keluaga lainnya.
Pihak keluarga semakin mendesak sebab mereka merasa janggal dengan jawaban kepolisian yang mengatakan pihak apotek telah menghapus rekaman CCTV saat almarhum masuk.
"Apakah sengaja dihapus atau bagaimana? Kami cuma mau jawaban pasti," tegasnya.
Sebagaimana diketahui hasil autopsi dari jasad perempuan yang pernah menjadi seorang guru itu telah keluar pada Rabu (6/3/2024) lalu.

Dari hasil autopsi mengatakan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan dan alasan almarhum meninggal adalah mati lemas.
Meski begitu pihak keluarga masih merasa janggal dengan segala fakta-fakta yang mereka temukan.
Oleh sebab itu mereka masih menunggu kepastian dari pihak Polsek Samarinda Kota terkait kapan gelar perkara kasus tersebut akan dilaksanakan.
"Tapi diundur-undur terus (gelar perkaranya). Harusnya hari ini (Jumat), tapi polisi bilang masih sibuk," timpal Alfrida, sanak family lainnya juga.
Pukul 16.30 Wita puluhan warga Toraja itu akhirnya membubarkan diri.
Namun mereka meyakinkan akan kembali melakukan aksi yang sama Sabtu (16/3/2024) besok.
"Kami tidak akan mundur. Karena kematian almarhum sangat janggal," tegas Martha lagi sebelum berlalu.
Keluarga juga Pernah Gerunduk Polsek Samarinda Kota
Keluarga merasa janggal dengan tewasnya Berta Mimi (56), yang jasadnya ditemukan membusuk di dalam gudang sebuh apotek di Jalan Hidayatullah, Kota Samarinda pada Minggu (18/2/2024) lalu.
Pihak keluarga menduga mantan guru Sekolah Dasar (SD) itu telah menjadi korban pembunuhan.
Dugaan itu muncul sebab ditemukan sejumlah kejanggalan semenjak Berta dinyatakan hilang pada Rabu (31/1/2024) lalu.
Baca juga: Tanpa Identitas, Mayat Perempuan Ditemukan Membusuk Dalam Gudang Apotek di Samarinda
Oleh sebab itu, sejumlah orang yang merupakan keluarga almarhum datang ke Mapolsek Samarinda Kota untuk menanyakan perkembangan hasil penyelidikan pihak kepolisian.
"Kami curiga sama suaminya. Karena memang sudah beberapa kali keluarga kami ini (almarhum Berta) dianiaya," ungkap Marta Pare, salah satu keluarga korban saat ditemui TribunKaltim.co di Kantor Polisi yang berada di Jalan Bhayangkari Kota Samarinda tersebut, Selasa (20/2).
Ia menjelaskan kecurigaan itu bukan tanpa dasar.
Pasalnya, pihak keluarga menganggap suami Berta tak merasa panik semenjak sang istri dinyatakan hilang.
Selain itu pihak keluarga juga menemukan berbagai kejanggalan lain.
Sebelum dinyatakan hilang, berdasarkan rekaman CCTV, almarhum sempat melakukan kontrol ke RSJD Atma Husada Samarinda pada Rabu (31/2) dengan ditemani sang suami.
Namun mendadak pihak keluarga mendapat laporan bahwa almarhum tak pulang ke rumah mereka yang berada di Jalan Gotong Royong, Kecamatan Palaran Samarinda sejak Kamis, 1 Februari 2023.
Oleh sebab itu suami almarhum bersama keluarga melakukan pelaporan hilangnya korban ke Polsek Palaran pada 2 Februari 2024 lalu.
Polisi pun melakukan pelacakan ponsel korban.
Saat itu handphone korban dinyatakan masih aktif dengan titik akhir berada di Jalan Aminah Syukur.
"Oleh karena itu Polsek Palaran mengarahkan kami untuk laporan kehilangannya ke Polsek Kota," kata Marta.
Pihaknya sempat mencari keberadaan Berta di titik yang dimaksud.
Namun tidak membuahkan hasil sampai ponsel almarhum tak lagi aktif dan justru ditemukan meninggal dunia di seputaran lokasi pencarian.
Setelah jasad Berta ditemukan, polisi akhirnya memanggil suami almarhum untuk dimintai keterangan.
Di situlah pihak keluarga baru mengetahui bahwa ternyata suami almarhum bekerja di sebuah kantor yang berada di Jalan Aminah Syukur.
"Tapi kenapa saat kami laporan kehilangan, suami almarhum tidak memberitahu kami kalau dia kerja di sana. Padahal kami heran, kok almarhum sampai ke sana (Jalan Aminah Syukur)," bebernya.
Tidak hanya itu, meski kepolisian mengatakan tidak ada tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban, namun pihak keluarga mengklaim menemukan fakta yang berbeda.
Mereka menemukan memar pada pipi, bibir atas rusak, pelipis kiri robek, pada dahi kanan, dan kepala bagian belakang terdapat beberapa luka terbuka serta terdapat bekas jeratan tali di tangan dan kaki.
"Makanya kemarin kami bersikeras minta jasad almarhum diautopsi," imbuhnya.
Selain itu mereka juga menemukan sejumlah barang tak biasa di dalam jok motor suami Berta.
Seperti palu-palu, kain dan pisau kater.
"Motornya sudah ditahan. Kami belum melakukan pelaporan karena masih menunggu hasil autopsi," pungkas perempuan asal Kota Bontang tersebut.
Sementara jasad korban telah dikebumikan siang tadi, meninggalkan misteri penyebab kematiannya yang belum terungkap. (Rita Lavenia)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya
Jaga Ekosistem Penjualan, Koperasi Merah Putih Lempake Samarinda Buka Jam 1 Siang hingga 5 Sore |
![]() |
---|
Pembiayaan dan Ketersediaan Barang Jadi Tantangan Koperasi Merah Putih Lempake Samarinda |
![]() |
---|
Pekan Pertama Setelah Launching, Koperasi Merah Putih Lempake Samarinda Jual 2,5 Ton Beras |
![]() |
---|
Kapal Sabuk Nusantara 89 Tabrak Tongkang di Muara Mahakam, Penumpang Selamat |
![]() |
---|
SDN 020 Samarinda Utara Sudah Ditangani, Kepala Sekolah: Mudahan ke Depan Ada Gedung Baru |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.