Jejak Islam di Bumi Etam
Jejak Islam di Bumi Etam 6 - Raja Aji Dilanggar, Ulama Sekaligus Umara di Kutai Kartanegara
Seusai Aji Raja Mahkota wafat, tampuk kekuasaan Kerajaan Kutai Kartanegara berpindah ke sang putra, Raja Aji Dilanggar.
Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Syaiful Syafar
Di masa pemerintahannya yang relatif singkat, Raja Aji Dilanggar memperbesar pengaruh Islam di Kerajaan Kutai Kartanegara. Sebagai murid langsung dari Tunggang Parangan, Raja Aji Dilanggar juga dikenal sebagai ulama sekaligus umara di Kerajaan Kutai Kartanegara.
TRIBUNKALTIM.CO - Seusai Aji Raja Mahkota wafat, tampuk kekuasaan berpindah ke sang putra, Raja Aji Dilanggar.
Di masa kekuasaannya, pengaruh Islam semakin berkembang di wilayah Kutai Kartanegara.
Dosen Ilmu Sejarah Islam, Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris (UINSI) Samarinda, Samsir, S.Ag, M.Hum, mengatakan di masa kekuasaan Raja Aji Dilanggar pertama kali diadakan pengangkatan seorang mangkubumi.
Yakni wadu (putra Raden Wijaya) yang berkuasa empat di wilayah seperti Kuningan, Manubar, Sangkulirang, dan Balikpapan, sehingga Islam telah tersebar luas ke seluruh wilayah Kerajaan Kutai Kartanegara, tertulis dalam bukunya, yaitu Islam dan Kebudayaan Kerajaan Kutai Kartanegara.
"Aji Dilanggar ialah anak Raja Mahkota yang sering dibawa saat beribadah ke langgar atau surau, makanya bernama Aji Dilanggar," kata Samsir.
Baca juga: Jejak Islam di Bumi Etam 1 - Mengumpulkan Kepingan Sejarah Islam di Kalimantan Timur
Pemerintahan yang dipimpin oleh Aji Dilanggar termasuk singkat, kira-kira sekitar 5 tahun.
Aji Dilanggar mangkat dan digantikan oleh anaknya, yakni Aji Pangeran Sinum Panji Mendapa.

Ketua Adat Kutai Lama, Abdul Munir juga menambahkan terkait bagaimana Aji Dilanggar sebelum naik takhta hingga jadi Raja Kutai, turut belajar Islam kepada Tunggang Parangan.
Artinya semasa itu pula, Tunggang Parangan belum wafat, dan ikut menuntun ajaran Islam kepada Aji Dilanggar, Raja Kutai ke-7 tersebut.
"Lebih kental lagi (ke-Islaman) anaknya, setelah mengetahui ayahnya Islam, ia belajar ke Tunggang Parangan," tukasnya.
Baca juga: Jejak Islam di Bumi Etam 2 - Adu Kesaktian Berujung Syahadat
Abdul Munir menuturkan bahwa Aji Dilanggar menjadi penganut muslim taat setelah dibimbing dalam belajar Islam oleh Tunggang Parangan.
Tentunya mengajarkan Rukun Islam, Rukun Iman, dan bacaan doa-doa serta zikir.
Sejarawan dan penulis buku Histori Kutai, Muhammad Sarip, secara eksklusif kepada TribunKaltim.co mengungkap figur Aji Dilanggar, Raja Kutai ke-7 tersebut.
"Dalam penelitian saya terhadap kitab Arab Melayu Salasilah Kutai, narasi tentang Aji Dilanggar mendapat proporsi khusus.
"Secara tekstual dalam kitab yang ditulis oleh Khatib Muhammad Thahir itu diinfokan bahwa ketika Aji Dilanggar berusia 14 tahun, menandai timeline didirikannya masjid pertama di tanah Kutai.
"Saat itu ia masih berstatus pangeran. Sementara ayahnya, yakni Raja Mahkota masih bertakhta," jelas Sarip.
Baca juga: Jejak Islam di Bumi Etam 3 - Gelar Tunggang Parangan dari Kerajaan Kutai Kartanegara
Lebih lanjut dijelaskan Sarip, dengan penetapan waktu kedatangan Tunggang Parangan di tahun 1575, maka tahun pembangunan masjid pertama tersebut dapat diestimasi terjadi pada sekitar tahun 1575 atau 1576, mengingat tempat ibadah yang kali pertama dibangun adalah langgar atau surau.
Raja Mahkota bertakhta dalam periode yang sangat lama.
Durasinya mencapai tiga perempat abad alias 75 tahun, sejak 1525.
"Raja Mahkota mangkat pada tahun 1600. Dengan demikian, Aji Dilanggar menjadi raja ke-7 di Kerajaan Kutai Kertanegara saat dirinya berusia sekitar setengah abad," ungkap Sarip.
Dengan kondisi Aji Dilanggar yang relatif tidak terlalu muda lagi, ketika menjadi raja ia lebih banyak menghabiskan waktunya di langgar.
Ia gemar beribadah dan juga mengajar di surau.
Baca juga: Jejak Islam di Bumi Etam 4 - Berdakwah di Sepanjang Pesisir Kaltim
Satu dari keistimewaan Aji Dilanggar adalah dirinya merupakan murid langsung dari Tuan Tunggang Parangan.
"Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa Aji Dilanggar merupakan umara (pemerintah) sekaligus ulama (ahli agama) di Kerajaan Kutai," ujar Sarip.
"Takdir kekuasaan Aji Dilanggar hanya sampai pada tahun 1605. Periode ayah dari Aji Pangeran Sinum Panji Mendapa ini hanya berlangsung selama lima tahun," katanya.
Baca juga: Jejak Islam di Bumi Etam 5 - Raja Pertama Penerima Islam di Kerajaan Kutai
(TribunKaltim.co/Mohammad Fairoussaniy)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Jejak Islam di Bumi Etam
Sejarah Islam di Kalimantan Timur
Aji Raja Mahkota
Aji Dilanggar
Tunggang Parangan
Aji Pangeran Sinum Panji Mendapa
Kutai Kartanegara
Jejak Islam di Bumi Etam 26 Selesai - Batu Indra Giri, Penanda Hubungan Diplomatik Masuknya Islam |
![]() |
---|
Jejak Islam di Bumi Etam 25 - Sosok Abu Mansyuh Indra Jaya, Pembawa Islam di Tana Paser |
![]() |
---|
Jejak Islam di Bumi Etam 24 - Al-Qur'an Tua Tulisan Tangan Jejak Penyebaran Islam di Paser |
![]() |
---|
Jejak Islam di Bumi Etam 23 - Masjid Jami Nurul Ibadah, Bukti Perkembangan Islam di Paser |
![]() |
---|
Jejak Islam di Bumi Etam 22 - Datu Bejambe, Leluhur Tokoh Penyebar Islam di Paser |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.