Berita Samarinda Terkini
Bertha 12 Hari Tinggal di Gudang? Kejanggalan Mayat Guru Wanita Membusuk di Apotek di Samarinda
Sejumlah kejanggalan terungkap dalam kasus penemuan mayat wanita guru SD di dalam gudang sebuah Apotek di Samarinda.
10. Keluarga juga Pernah Gerunduk Polsek Samarinda Kota
MISTERI KEMATIAN BERTHA - Ratusan warga saat tiba di depan apotek tempat penemuan jasad Bertha Mimi di Jalan Hidayatullah, Kota Samarinda, Kalimantan Timur pada Sabtu (17/3/2024) lalu. Guna menghindari gejolak besar, akhirnya Unit Reskrim Polsek Samarinda Kota turun untuk mengambil hardisk dari CCTV milik apotek tersebut pada Minggu 17 Maret 2024.
Keluarga merasa janggal dengan tewasnya Berta Mimi (56), yang jasadnya ditemukan membusuk di dalam gudang sebuh apotek di Jalan Hidayatullah, Kota Samarinda pada Minggu (18/2/2024) lalu.
Pihak keluarga menduga mantan guru Sekolah Dasar (SD) itu telah menjadi korban pembunuhan.
Dugaan itu muncul sebab ditemukan sejumlah kejanggalan semenjak Berta dinyatakan hilang pada Rabu (31/1/2024) lalu.
Oleh sebab itu, sejumlah orang yang merupakan keluarga almarhum datang ke Mapolsek Samarinda Kota untuk menanyakan perkembangan hasil penyelidikan pihak kepolisian.
"Kami curiga sama suaminya. Karena memang sudah beberapa kali keluarga kami ini (almarhum Berta) dianiaya," ungkap Marta Pare, salah satu keluarga korban saat ditemui TribunKaltim.co di Kantor Polisi yang berada di Jalan Bhayangkari Kota Samarinda tersebut, Selasa (20/2).
Ia menjelaskan kecurigaan itu bukan tanpa dasar.
Pasalnya, pihak keluarga menganggap suami Berta tak merasa panik semenjak sang istri dinyatakan hilang.
Selain itu pihak keluarga juga menemukan berbagai kejanggalan lain.
Sebelum dinyatakan hilang, berdasarkan rekaman CCTV, almarhum sempat melakukan kontrol ke RSJD Atma Husada Samarinda pada Rabu (31/2) dengan ditemani sang suami.
Namun mendadak pihak keluarga mendapat laporan bahwa almarhum tak pulang ke rumah mereka yang berada di Jalan Gotong Royong, Kecamatan Palaran Samarinda sejak Kamis, 1 Februari 2023.
Oleh sebab itu suami almarhum bersama keluarga melakukan pelaporan hilangnya korban ke Polsek Palaran pada 2 Februari 2024 lalu.
Polisi pun melakukan pelacakan ponsel korban.
Saat itu handphone korban dinyatakan masih aktif dengan titik akhir berada di Jalan Aminah Syukur.
"Oleh karena itu Polsek Palaran mengarahkan kami untuk laporan kehilangannya ke Polsek Kota," kata Marta.
Pihaknya sempat mencari keberadaan Berta di titik yang dimaksud.
Namun tidak membuahkan hasil sampai ponsel almarhum tak lagi aktif dan justru ditemukan meninggal dunia di seputaran lokasi pencarian.
Setelah jasad Berta ditemukan, polisi akhirnya memanggil suami almarhum untuk dimintai keterangan.
Di situlah pihak keluarga baru mengetahui bahwa ternyata suami almarhum bekerja di sebuah kantor yang berada di Jalan Aminah Syukur.
"Tapi kenapa saat kami laporan kehilangan, suami almarhum tidak memberitahu kami kalau dia kerja di sana. Padahal kami heran, kok almarhum sampai ke sana (Jalan Aminah Syukur)," bebernya.
Tidak hanya itu, meski kepolisian mengatakan tidak ada tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban, namun pihak keluarga mengklaim menemukan fakta yang berbeda.
Mereka menemukan memar pada pipi, bibir atas rusak, pelipis kiri robek, pada dahi kanan, dan kepala bagian belakang terdapat beberapa luka terbuka serta terdapat bekas jeratan tali di tangan dan kaki.
"Makanya kemarin kami bersikeras minta jasad almarhum diautopsi," imbuhnya.
Selain itu mereka juga menemukan sejumlah barang tak biasa di dalam jok motor suami Berta.
Seperti palu-palu, kain dan pisau kater.
"Motornya sudah ditahan. Kami belum melakukan pelaporan karena masih menunggu hasil autopsi," pungkas perempuan asal Kota Bontang tersebut.
Sementara jasad korban telah dikebumikan siang tadi, meninggalkan misteri penyebab kematiannya yang belum terungkap.
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.