Pilpres 2024

Di Depan Pendemo, Adian Napitupulu Singgung Pemilu Bisa Diulang, Soeharto Dijatuhkan Usai Terpilih

Di depan pendemo, Adian Napitupulu singgung Pemilu bisa diulang, Soeharto dijatuhkan usai terpilih

Editor: Rafan Arif Dwinanto
Tribunnews.com/ Gita Irawan
Di depan pendemo, Adian Napitupulu singgung Pemilu bisa diulang, Soeharto dijatuhkan usai terpilih 

TRIBUNKALTIM.CO - Demo di depan KPU terus berlangsung jelang rampungnya rekapitulasi suara Pilpres 2024.

Diketahui, KPU akan mengumumkan dan menetapkan pemenang Pilpres 2024, hari ini.

Aktivis 98 Adian Napitupulu tampak diantara para pendemo tersebut.

Bahkan, politikus PDIP ini ikut berorasi membakar semangat para pengunjukrasa.

Baca juga: Terjawab Alasan Refly Harun Sebut Sirekap Alat Bantu Kecurangan, Ungkit Pernyataan KPU Depok

Adian Napitupulu bercerita mengenai Presiden kedua Soeharto yang digulingkan oleh rakyat pada 1998.

Adian bertanya apakah kejadian penggulingan presiden tersebut mungkin terjadi kembali atau tidak.

Hal tersebut Adian sampaikan saat menerima massa demo yang mendesak hak angket DPR dan pemakzulan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di ruang Fraksi PDI-P, Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (19/3/2024) malam.

Perwakilan massa demo berasal dari Banten Bersatu, Aliansi Mahasiswa Jawa Barat, Gerakan Sipil, dan Forum Koordinasi Nasional.

Lalu, tampak pula tokoh dari Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), yakni Ahmad Yani dan Marwan Batubara.

Mulanya, Adian bertanya apakah pemilu di Indonesia pernah diulang atau tidak.

"Termasuk misalnya apakah pemilu bisa diulang, pelajari sejarah.

Pernah enggak di Indonesia pemilu diulang?" tanya Adian ke sejumlah perwakilan massa demo.

"Pernah," jawab para pedemo. "Pernah, '97 pemilu, '99 kembali diulang.

Jadi kalau kita mau mencari jawaban, kita buka lagi sejarah itu.

Pernah tidak kemudian pemilu diulang kembali, pernah, tahun berapa? 1999," tutur Adian.

Lalu, Adian kembali bertanya kepada perwakilan massa, apakah hak angket DPR pernah menjatuhkan presiden atau tidak.

Adian mengingatkan bahwa sejarah sangat mungkin terjadi kembali di masa depan.

"Pernah tidak kemudian hak angket menjatuhkan presiden? Pernah enggak?" tanya Adian.

"Pernah," jawab pedemo.

"Kapan? Gus Dur. Tapi, pernah enggak kemudian hak angket tidak menjatuhkan siapa-siapa? Pernah.

Artinya bahwa sejarah itu selalu berulang dari waktu ke waktu.

Baca juga: Hasil Rekapitulasi Pilpres 2024 Hari Ini, Suara AMIN Menurun Ganjar Bukan 16 Persen, Sisa 5 Provinsi

Sehingga orang bilang satu-satunya yang kebenaran yang diajarkan pada sejarah manusia, manusia tidak pernah belajar dari sejarah.

Karena selalu berulang. Apakah mungkin terjadi pengulangan?

Ya mungkin saja, secara historis pernah terjadi kok," tegas Adian.

Kemudian, Adian memberi contoh Soeharto yang baru dilantik pada Maret 1998, tetapi tidak lama kemudian diturunkan dari jabatannya.

Dia kembali menyinggung mengenai sejarah yang mungkin terulang.

Menurutnya, sejarah akan terulang, baik itu harus menunggu 10 tahun, 20 tahun, maupun 30 tahun.

"Kemudian, 11 Maret 98 Soeharto dilantik. 71 hari kemudian, 21 Mei diturunkan.

Ia hanya dilantik 71 hari. Mungkin enggak terulang? Sejarah mengatakan pernah terjadi," imbuhnya.

Refly Harun Ikut Aksi

Jubir Timnas AMIN Refly Harun yang juga Pakar Hukum Tata Negara mengatakan bahwa ada hakim di Mahkamah Konstitusi (MK) yang lurus tetapi mendapatkan intimidasi.

Refly Harun juga mengatakan adanya kecurangan Pemilu 2024 secara terencana.

Tak hanya itu, Refly Harun menyebut para komisioner KPU itu hanyalah boneka kecurangan.

Refly pun menyerukan agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) lengser dari jabatannya.

Refly menyebut hal ini saat menggelar aksi demonstrasi tolak hasil Pilpres di depan Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Senin (18/3/2024).

Baca juga: Bukan Hanya Anies, Ahok Juga Diuntungkan Jika Pilgub DKI Jakarta 2024 Satu Putaran

Kata Refly, MK merupakan agen kecurangan pada Pemilu 2024.

Hal itu disampaikannya saat unjuk rasa di depan Kantor KPU, Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (18/3/2024).

"Agen kecurangan lain adalah Mahkamah Konstitusi. Sekali lagi kita ingatkan. Mahkamah Konstitusi agen kecurangan," pekik Refly.

Namun, kata Juru Bicara Timnas AMIN itu, masih ada hakim MK yang lurus tak mau jadi agen kecurangan.

Nahasnya, hakim yang namanya tidak disebutkan Refly itu terancam karena sikapnya, bahkan sampai mau ditembak.

"Tetapi di antara hakim-hakim Mahkamah Konstitusi masih ada hakim yang, paling tidak, lurus,"

Hakim yang lurus itu mau dipermasalahkan, mau ditembak, mau di-DKPP-kan, mau dikodeetikkan," jelas Refly dengan nada tinggi.

Refly mengajak masyarakat untuk melawan kecurangan pada pesta demokrasi yang menurutnya terjadi secara terencana.

"Kita harus lawan ini semua, karena kecurangan, karena keculasan, karena ketidakberesan, karena ketidakadilan, ini sudah by design, sudah direncanakan terlebih dahulu," jelasnya.

Karena kecurangan yang terjadi sudah terencana, maka, kata Refly, penghitungan oleh KPU tak relevan lagi.

"Yakin gak kalau pemilu ini curang? Apakah relevan lagi kita bicara tentang penghitungan suara. Tidak kalau semuanya sudah direncanakan," kata Refly.

Baca juga: Asa Anies dan Ganjar ke Putaran 2 Sirna, Yusril Pastikan Prabowo-Gibran Menangi Pilpres 1 Putaran

Dia lantas membeberkan beberapa dugaan kecurangan yang terjadi di Pemilu 2024 ini.

Di antaranya ketika kubu Prabowo-Gibran selaku pasangan yang didukung Jokowi sudah bisa mengklaim kemenangan di saat sebelum Pemilu digelar.

"Bagaimana mungkin, pemungutan suara 14 Februari tetapi Istora sudah dipesan dua hari sebelumnya untuk selebrasi kemenangan."

"Teman saya, saya tidak sebutkan namanya, sudah dipanggil dari kubu 02. 'Sudahlah. Kalian tidak usah lagi bergerak. Karena kemenangan sudah ditentukan', itu satu pekan sebelumnya," papar Refly.

Refly menyebut aksi mereka yang rutin menggeruduk KPU RI untuk menyuarakan kecurangan Pemilu sebenarnya tidak terlalu berdampak besar.

Sebab, ia menyebut para komisioner KPU itu hanyalah boneka dalam kecurangan yang diatur oleh Jokowi.

"Karena kita hanyalah demo di depan boneka kecurangan."

"Tidak penting sebenarnya KPU, tidak penting Hasyim Asy'ari dan semua anggota KPU karena yang paling penting kita lengserkan adalah Joko Widodo," ujar Refly dari atas mobil komando.

Baca juga: Terjawab Peluang AMIN dan Ganjar Menangkan Gugatan Pilpres di MK, Cek Analisis Zainal Arifin Mochtar

Seperti diketahui, saat ini tengah berlangsung penghitungan hasil Pemilu 2024 yang tengah mendekati akhir oleh KPU. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Di Depan Pedemo, Adian Napitupulu PDI-P: Soeharto Diturunkan, Mungkin Terulang Enggak?"

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved