Berita Samarinda Terkini

Polres Samarinda Beber Fakta Terbaru Kematian eks Guru SD di Gudang Apotek Kimia Farma, Pembunuhan?

Titik terang mulai didapatkan jajaran Polresta Samarinda terkait tewasnya wanita berusia 56 tahun bernama Bertha Mimi di gudang Apotek Kimia Farma.

Tribun Kaltim
Apotek Kimia Farma, Jalan Hidayatullah, Samarinda, digeruduk keluarga korban. 

TRIBUNKALTIM.CO - Titik terang mulai didapatkan jajaran Polresta Samarinda terkait kasus tewasnya wanita berusia 56 tahun bernama Bertha Mimi di gudang Apotek Kimia Farma, Jalan Hidayatullah, Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim).

Bertha Mimi sendiri ditemukan sudah tidak bernyawa pada Minggu (18/2/2024) lalu.

Kasus ini dianggap berlarut-larut, mengakibatkan keluarga dan kerabat korban sempat menggeruduk Apotek Kimia Farma.

Penemuan jasad Bertha Mimi juga menjadi perhatian nasional.

Baca juga: Kronologi Kenapa Guru Wanita Bisa di Gudang Apotek Samarinda, Lalu Ditemukan Meninggal

Baca juga: Bertha 12 Hari Tinggal di Gudang? Kejanggalan Mayat Guru Wanita Membusuk di Apotek di Samarinda

Baca juga: 10 Fakta Terkini Jasad Guru Wanita Membusuk di Apotek di Samarinda, Jeda Waktu Kematian Disorot

Tak ingin dianggap lamban dalam menangani kasus tersebut, Polresta Samarinda pun memberikan keterangannya terkait hasil penyelidikan sementara.

Kapolresta Samarinda, Kombes Pol Ary Fadli meyakinkan bahwa kasus ini sudah dalam penyelidikan oleh jajaran Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) dan Polsek Samarinda Kota.

Ia pun menjelaskan kronologi sesuai hasil pemeriksaan dan keterangan para saksi.

Sesuai rekaman CCTV, almarhumah masuk apotek berplat merah itu pada Rabu, 31 Januari 2024, pukul 11.00 Wita.

Pada tanggal itu almarhumah baru saja melakukan kontrol di RSJD Atma Husada Samarinda dengan ditemani sang suami.

MAYAT DI GUDANG - Kapolresta Samarinda Kombes Pol Ary Fadli membeberkan info terbaru soal penemuan mayat di gudang apotek di sebuah Kota Samarinda, Kalimantan Timur pada Rabu (20/3/2024). Saat olah TKP polisi menemukan ponsel, dompet berisi identitas dan uang senilai Rp 110 ribu milik korban. 
MAYAT DI GUDANG - Kapolresta Samarinda Kombes Pol Ary Fadli membeberkan info terbaru soal penemuan mayat di gudang apotek di sebuah Kota Samarinda, Kalimantan Timur pada Rabu (20/3/2024). Saat olah TKP polisi menemukan ponsel, dompet berisi identitas dan uang senilai Rp 110 ribu milik korban.  (TRIBUNKALTIM.CO/RITA LAVENIA)

Sang suami mengaku kehilangan jejak istrinya di hari itu juga sekembalinya ia membeli air mineral.

"Suaminya sempat telepon dan bertanya di mana. Tapi jawaban ibu (Bertha Mimi) itu tidak begitu jelas," bebernya.

Saat masuk ke dalam apotek, Bertha Mimi mengenakan setelan serba cokelat dengan membawa plastik berisi bungkusan makanan ringan.

Baca juga: Update Kasus Penemuan Mayat di Apotek Samarinda, CCTV Dikirim ke Polri hingga Warga Segel Apotek

Tiba-tiba saja perempuan itu hendak masuk ke area tempat meracik obat.

Para karyawan yang melihat lantas menghadang dan menanyakan ke mana tujuannya.

Kala itu, Berta Mimi tidak menjawab dan hanya memperlihatkan bungkusan yang dibawa.

Melihat itu, petugas apotek mengira dia hendak membuang sampah yang kemudian diarahkan ke area belakang apotek.

Karena apotek sedang ramai, para saksi tidak lagi memperhatikan apakah ibu tersebut telah keluar ataupun belum.

"Cuma bungkusan yang sebelumnya dibawa ditemukan di area mushola tapi tidak lagi melihat ibu ini," beber Kombes Pol Ary Fadli, Rabu (20/3/2024).

Kemudian, Ary Fadli menunjukan sketsa bangunan apotek.

Pada area belakang terdapat sebuah taman dan beberapa bangunan terpisah dari apotek, terdiri dari mushola serta gudang penyimpanan barang ataupun obat-obatan kedaluwarsa.

Baca juga: Keluarga Perempuan yang Jasadnya Membusuk di Gudang Apotek Samarinda Geruduk Kantor Polisi

Jasad Bertha Mimi sendiri ditemukan di dalam gudang yang memang sangat jarang dikunjungi, kecuali ada barang atau obat-obatan yang hendak disisihkan.

"Pintunya (gudang) tidak terkunci. Saat ditemukan jasad korban mengganjal pintu," bebernya.

Dari kondisi jasad, almarhumah telah meninggal dunia selama 5 hari atau sekitar tanggal 14 Februari sebelum ditemukan pada 18 Februari 2024.

Saat olah TKP polisi menemukan ponsel, dompet berisi identitas dan uang senilai Rp 110 ribu milik almarhumah.

Ia mengatakan, masih melakukan pendalaman saat disinggung mengenai dengan siapa almarhum terakhir berkomunikasi sejak masuk ke apotek Kimia Farma hingga akhirnya ponsel kehabisan daya.

Tidak hanya itu pihaknya juga telah mengambil rekaman CCTV apotek sejak H+1 setelah jasad korban ditemukan.

"CCTV itu juga sudah dibawa ke Labfor Surabaya untuk dianalisa agar tidak ada rekayasa pada CCTV (apotek) tersebut," jelasnya.

Saat ini pihaknya masih mengumpulkan berbagai informasi, bukti dan petunjuk untuk mencari fakta sebelum digelarkan dan merilis kronologis sebenar-benarnya.

Baca juga: Terbaru! 6 Fakta Mayat Wanita Membusuk di Gudang Apotek di Samarinda, Korban Ternyata Seorang Guru

Dikonfirmasi terpisah, Manajer Area Kimia Farma Samarinda, Restu, memastikan tidak ada kejadian yang disembunyikan dari kasus tersebut.

Pihak karyawan juga telah dimintai keterangan.

"Terkait rekaman CCTV juga telah kami serahkan kepada pihak kepolisian di hari penemuan itu juga. Tidak ada yang kami tutup-tutupi terkait kasus ini," singkat Restu.

Lebih lanjut, manajemen PT Kimia Farma Apotek (KFA) buka suara.

KFA selaku anak usaha PT Kimia Farma Tbk menyatakan turut berbelasungkawa kepada pihak keluarga Almarhumah yang ditemukan meninggal di gudang penyimpanan barang-barang bekas milik KFA Hidayatullah pada 18 Februari lalu.

Gudang tersebut bukan tempat gudang obat dan tidak dipakai untuk operasional harian.

Ditemui pada Rabu (20/3), Direktur Operasional KFA, Muhardiman di tengah kunjungan ke Samarinda mengungkapkan bahwa pihak KFA proaktif untuk mengusut kasus tersebut.

“Sejak ditemukannya jasad Almarhumah pada Minggu (18/2), kami segera melaporkannya kepada pihak berwajib.

Baca juga: Warga Geruduk Apotek TKP Penemuan Jasad Guru di Samarinda, Berikut Tuntutan Mereka

Manajemen segera memerintahkan seluruh pegawai apotek untuk koperatif dengan aparat kepolisian untuk menyelesaikan kasus ini secara transparan dengan memberikan semua data dan informasi pendukung. Tidak ada yang ditutup-tutupi,” ujarnya melalui press release yang diterima Tribunkaltim.co.

Dia menambahkan, KFA Unit Bisnis Samarinda telah memberikan seluruh informasi dan bukti-bukti yang diperlukan termasuk rekaman CCTV apotek.

Muhardiman pun memastikan pergantian pimpinan KFA Hidayatullah tidak ada hubungannya dengan peristiwa tersebut.

Pergantian tersebut merupakan bagian dari program rutin mutasi kepada 50 kepala cabang apotek untuk penyegaran Sumber Daya Manusia (SDM) di cabang-cabang Apotek Kimia Farma.

Untuk memudahkan penyelidikan, manajemen KFA menutup sementara kegiatan operasional Apotek Kimia Farma Hidayatullah per tanggal 16 Maret 2024.

Namun demikian, KFA tetap memastikan pelayanan kesehatan masyarakat melalui apotek-apotek Kimia Farma lainnya di Kota Samarinda.

Lebih lanjut, Muhardiman menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada aparat kepolisian khususnya Polda Kalimantan Timur, Polresta Samarinda, dan Polsek Samarinda Kota yang telah bekerja keras secara profesional melakukan penyelidikan.

Keluarga Merasa Janggal

Keluarga merasa janggal dengan tewasnya Berta Mimi (56), yang jasadnya ditemukan membusuk di dalam gudang sebuah apotek di Jalan Hidayatullah, Kota Samarinda pada Minggu (18/2/2024) lalu.

Baca juga: Keluarga Guru yang Tewas Membusuk Datangi Apotek di Samarinda, Minta Rekaman CCTV Diserahkan

Pihak keluarga menduga mantan guru Sekolah Dasar (SD) itu telah menjadi korban pembunuhan.

Dugaan itu muncul sebab ditemukan sejumlah kejanggalan semenjak Berta dinyatakan hilang pada Rabu (31/1/2024) lalu.

Oleh sebab itu, sejumlah orang yang merupakan keluarga almarhum datang ke Mapolsek Samarinda Kota untuk menanyakan perkembangan hasil penyelidikan pihak kepolisian.

"Kami curiga sama suaminya. Karena memang sudah beberapa kali keluarga kami ini (almarhum Berta) dianiaya," ungkap Marta Pare, salah satu keluarga korban saat ditemui Tribunkaltim.co di kantor Polisi yang berada di Jalan Bhayangkari Kota Samarinda tersebut, Selasa (20/2).

Ia menjelaskan kecurigaan itu bukan tanpa dasar.

Pasalnya pihak keluarga menganggap suami Berta tak merasa panik semenjak sang istri dinyatakan hilang.

Selain itu pihak keluarga juga menemukan berbagai kejanggalan lain.

Sebelum dinyatakan hilang, berdasarkan rekaman CCTV, almarhum sempat melakukan kontrol ke RSJD Atma Husada Samarinda pada Rabu (31/2) dengan ditemani sang suami.

Baca juga: Terjawab Identitas Jasad Perempuan yang Membusuk di Apotek Samarinda, Keluarga Sampai Demo Polisi

Namun, mendadak pihak keluarga mendapat laporan bahwa almarhum tak pulang ke rumah mereka yang berada di Jalan Gotong Royong, Kecamatan Palaran Samarinda sejak Kamis, 1 Februari 2023.

Oleh sebab itu suami almarhum bersama keluarga melakukan pelaporan hilangnya korban ke Polsek Palaran pada 2 Februari 2024 lalu.

Polisi pun melakukan pelacakan ponsel korban.

Saat itu handphone korban dinyatakan masih aktif dengan titik akhir berada di Jalan Aminah Syukur.

"Oleh karena itu Polsek Palaran mengarahkan kami untuk laporan kehilangannya ke Polsek Kota," kata Marta.

Pihaknya sempat mencari keberadaan Berta di titik yang dimaksud.

Namun tidak membuahkan hasil sampai ponsel almarhum tak lagi aktif dan justru ditemukan meninggal dunia di seputaran lokasi pencarian.

Setelah jasad Berta ditemukan polisi akhirnya memanggil suami almarhum untuk dimintai keterangan.

Baca juga: Update Kasus Penemuan Mayat di Apotek Samarinda, CCTV Dikirim ke Polri hingga Warga Segel Apotek

Di situlah pihak keluarga baru mengetahui bahwa ternyata suami almarhum bekerja di sebuah kantor yang berada di Jalan Aminah Syukur.

"Tapi kenapa saat kami laporan kehilangan, suami almarhum tidak memberitahu kami kalau dia kerja di sana. Padahal kami heran, kok almarhum sampai ke sana (Jalan Aminah Syukur)," bebernya.

Tidak hanya itu, meski kepolisian mengatakan tidak ada tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban, namun pihak keluarga mengklaim menemukan fakta yang berbeda.

Mereka menemukan memar pada pipi, bibir atas rusak, pelipis kiri robek, pada dahi kanan dan kepala bagian belakang terdapat beberapa luka terbuka serta terdapat bekas jeratan tali di tangan dan kaki.

"Makanya kemarin kami bersikeras minta jasad almarhum diautopsi," imbuhnya.

Selain itu mereka juga menemukan sejumlah barang tak biasa di dalam jok motor suami Berta.

Seperti palu-palu, kain dan pisau kater.

"Motornya sudah ditahan. Kami belum melakukan pelaporan karena masih menunggu hasil autopsi," pungkas perempuan asal Kota Bontang tersebut. (*)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved