Pilpres 2024
Tak Terima Kalah, Etika Anies Lebih Rendah Daripada Gibran? Pengamat: Tak Layak Jadi Pemimpin
Tak terima kalah, etika Anies Baswedan lebih rendah daripada Gibran? Pengamat sebut Anies Baswedan tak layak jadi pemimpin.
TRIBUNKALTIM.CO - Pilpres 2024 belum selesai, meski Prabowo-Gibran telah diumumkan sebagai pasangan calon pemenang oleh KPU.
Saat ini baik kubu paslon 01 dan 03 masih melakukan upaya konstitusi, baik di Mahkamah Konstitusi dan DPR RI.
Ya, upaya gugatan ke MK dan Hak Angket DPR masih jadi jalan bagi paslon 01 dan 03.
Tak terima kalah, etika Anies Baswedan lebih rendah daripada Gibran, hal itu diungkapkan pengamat politik Citra Institute, Efriza.
Bahkan pengamat sebut Anies Baswedan tak layak jadi pemimpin, lantaran menunjukkan sikap tak menerima hasil Pemilu yang menyatakan bahwa dirinya kalah.
Selengkapnya ada dalam artikel ini.
Baca juga: Soal Isu Ditawari Jadi Menteri Kabinet Prabowo, Anies Baswedan: Tanyakan Beberapa Bulan Lagi
Baca juga: Akhirnya Prabowo Temui Surya Paloh di Nasdem Tower, Pendukung Anies Kecewa? Sahroni: Biasalah Kecewa
Baca juga: Surya Paloh Mesra Lagi dengan Prabowo, Nasdem Ditawari Masuk Pemerintah oleh Rival Anies di Pilpres
Pengamat Politik Citra Institute, Efriza menyebut, etika Anies Baswedan lebih rendah daripada Gibran Rakabuming Raka, cawapres yang selalu disindir capres nomor urut 1 itu.
Efriza mengatakan hal ini, karena Anies Baswedan tidak bisa menerima kekalahan di Pilpres 2024.
"Ini malah membuktikan Anies Baswedan tidak layak menjadi seorang pemimpin," tegasnya, Jumat (22/3/2024).
Seperti diketahui Anies Baswedan sering berbicara etika ketika kampanye maupun debat Capres yang digelar oleh KPU RI beberapa waktu lalu.
Efriza menilai, narasi etika yang sering disebut Anies Baswedan hanya basa-basi saja untuk menyulut para pendukungnya agar melakukan gerakan turun ke jalan.
Baca juga: Surya Paloh Mesra Lagi dengan Prabowo, Nasdem Ditawari Masuk Pemerintah oleh Rival Anies di Pilpres
Harusnya, Anies seperti kubu Ganjar Pranowo-Mahfud MD yang menyatakan kalau keputusan MK sudah final dan mengikat maka menerima.
"Untuk apa Anies seperti itu?, PKB saja sudah mulai terlihat bakal merapat kan. Menteri dari PKB dua orang bertemu Presiden Jokowi," tegasnya.
Efrizan mengimbau Anies untuk mengurangi memberikan statement atau gerakan yang bisa menggerakan masyarakat turun ke jalan.
Ia menjelaskan, Pemilu bukanlah mencari permusuhan tapi memilih pemimpin bangsa Indonesia selama lima tahun ke depan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.