Jejak Islam di Bumi Etam

Jejak Islam di Bumi Etam 18 - Aji Amir Hasanuddin, Ulama Besar Pemugar Masjid Sultan

Nama Aji Amir Hasanuddin disematkan menjadi nama masjid yang dahulu dikenal sebagai Masjid Sultan.

|
TRIBUNKALTIM.CO/DWI ARDIANTO
Interior Masjid Jami Aji Amir Hasanuddin di Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Masjid yang terletak di komplek Kedaton Kutai Kartanegara ini masih mempertahankan ciri khas keasliannya pasca dipugar oleh ulama besar Aji Amir Hasanuddin pada tahun 1929 silam. TRIBUNKALTIM.CO/DWI ARDIANTO 

Namanya kini disematkan di masjid yang dahulu dikenal sebagai Masjid Sultan. Sebagai seorang menteri kerajaan, Aji Amir Hasanuddin juga dikenal sebagai tokoh yang menginisasi masjid utama yang berada di komplek kedaton.

TRIBUNKALTIM.CO - Nama Aji Amir Hasanuddin disematkan menjadi nama masjid yang dahulu dikenal sebagai Masjid Sultan.

Selain dikenal sebagai ulama penyebar Islam, Aji Amir Hasanuddin juga dikenal sebagai tokoh yang memugar bangunan masjid hingga bisa bertahan seperti sekarang.

Bersama Tuan Guru Sayid Saggaf Baraqbah atau Aji Raden, Aji Amir Hasanuddin melakukan pemugaran tersebut pada tahun 1929 tanpa menghilangkan sisi historisnya.

Hingga akhirnya sebagai penghargaan atas perjuangannya dalam syiar Islam ini, Departemen Agama Kalimantan Timur dalam surat nomor WQ/2/2526/1981 menetapkan nama beliau untuk dinobatkan sebagai nama Masjid Jami Aji Amir Hasanuddin dalam keputusan seminar sejarah Islam di Kalimantan Timur pada 26-28 November 1981.

Baca juga: Jejak Islam di Bumi Etam 17 - Orang Kepercayaan Sultan Dipilih jadi Arsitek Masjid

Baca juga: Jejak Islam di Bumi Etam 16 - Masjid Warisan Sultan Kutai untuk Syiar Islam

Baca juga: Jejak Islam di Bumi Etam 15 - Ubah Kampung Maksiat jadi Kampung Masjid

Edy Sofyansyah selaku Sekretaris Masjid, menuturkan Aji Amir Hasanuddin ialah seorang yang memprakarsai perombakan masjid tersebut, sekaligus seorang menteri kerajaan yang bergelar Aji Pangeran Sosronegoro.

"Beliau ini peran pentingnya pada waktu itu sebagai tokoh pemuka agama. Mereka (Aji Pangeran Sosronegoro dan Aji Raden) yang mengurus masalah agama pada zaman kerajaan kala itu," ucap Edy.

Selama memangku jabatannya, Aji Amir Hasanuddin aktif melakukan sesi pengajaran serta pengenalan ilmu syariat agama Islam dengan bahasa yang mudah dipahami oleh masyarakat.

Hingga syiar agama tersebar di Tanah Kutai.

Dalam mensyiarkan Islam, berbagai macam ekspansi dakwah dilakukan.

Mulai dari azan dengan menggunakan bedug dan syair-syair, kemudian rutin ribaan atau berjanji dan sebagainya.

"Beliau ini yang sangat banyak dedikasinya dalam mensyiarkan Islam. Dengan trik bergaul sambil berbincang-bincang dengan masyarakat kemudian memasukkan sendi agama," imbuh Edy.

Baca juga: Jejak Islam di Bumi Etam 13 - Masjid Shirathal Mustaqiem, Kisah 4 Tiang dan Syiar Islam di Samarinda

Hingga kini, Edy menerangkan para sejarawan masih banyak menggali perihal kapan tepatnya Aji Amir Hasanuddin dan Tuan Guru Sayid Saggaf Baraqbah wafat.

Namun merujuk dari berbagai sumber, Tuan Guru Sayid Saggaf Baraqbah dimakamkan di komplek pemakaman Kelambu Kuning.

Makam Sultan Aji Muhammad Alimuddin, salah satu makam yang ada di komplek pemakaman Kelambu Kuning, Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (28/2/2024). Di komplek itu juga turut dimakamkan putri sultan, Aji Raden Lesminingpuri serta sang menantu Pangeran Noto Igomo yang merupkan ulama besar di Kesultanan Kutai Kartanegara.
Makam Sultan Aji Muhammad Alimuddin, salah satu makam yang ada di komplek pemakaman Kelambu Kuning, Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (28/2/2024). Di komplek itu juga turut dimakamkan putri sultan, Aji Raden Lesminingpuri serta sang menantu Pangeran Noto Igomo yang merupkan ulama besar di Kesultanan Kutai Kartanegara. (TRIBUNKALTIM.CO/DWI ARDIANTO)

Makam tersebut berlokasi di Gunung Gandek, Jalan Sultan Aji Muhammad Alimuddin, Kelurahan Melayu, Kecamatan Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

"Sementara Aji Amir Hasanuddin dimakamkan di kuburan muslim tepatnya di belakang Kodim Tenggarong Kutai Kartanegara," katanya.

Baca juga: Jejak Islam di Bumi Etam 10 - Makam Kelambu Kuning, Saksi Bisu Penyebaran Islam di Kesultanan Kutai

Sebelumnya bangunan masjid yang dahulu dikenal sebagai Masjid Sultan ini hanya berupa musala atau surau kecil.

Kemudian tahun 1923 di bawah pemerintahan Sultan Aji Muhammad Parikesit, bangunan surau tersebut dirombak ulang menjadi bangunan masjid yang cukup besar.

Bangunan masjid Jami Aji Amir Hasanuddin di Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Bangunan masjid Jami Aji Amir Hasanuddin di Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. (DOK TRIBUNKALTIM.CO)

Kemudian karena termakan usia, bangunan masjid tersebut dilakukan pemugaran pada 1929, atas prakarsa Aji Amir Hasanuddin bersama Tuan Guru Sayid Saggaf Baraqbah.

"Jadi pembangunan tahap pertama Masjid Jami Aji Amir Hasanuddin dilakukan pada masa pemerintahan Raja Sultan Sulaiman, sedangkan tahap kedua dilakukan pada masa pemerintahan cucunya, yakni Sultan Aji Muhammad Parikesit," katanya.

Baca juga: Jejak Islam di Bumi Etam 2 - Adu Kesaktian Berujung Syahadat

Edy mengatakan Masjid Jami Aji Amir Hasanuddin masih menjadi sentra kegiatan ibadah dan keagamaan warga setempat.

Terlebih, konstruksi dari bangunan masjid tersebut masih relevan dengan mempertahankan keaslian arsitektur serta bentuk bangunannya.

Bahkan, masjid tersebut sudah ditetapkan menjadi masjid bersejarah di Indonesia dari hasil keputusan seminar sejarah Islam di Kalimantan Timur pada November 1981.

Selain itu, Masjid Jami Aji Amir Hasanuddin ini juga ditetapkan menjadi Cagar Budaya Nasional oleh pemerintah.

"Sekarang masjid ini sudah ditetapkan menjadi masjid bersejarah di Indonesia. Meski berkali-kali direhab, tidak satu pun paku yang digunakan untuk membangun masjid. Melainkan pasak kayu itu sendiri yang menjadi penguat setiap struktur bangunannya," kata Edy.

(TribunKaltim.co/Ary Nindita Intan R S)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved