Berita Nasional Terkini

Daftar Kritik PDIP untuk Jokowi yang Kini Beda Haluan, Singgung Gibran, Nepotisme hingga Utang

Daftar kritik PDIP untuk Jokowi yang kini beda haluan. Singgung Gibran, nepotisme hingga utang

|
Editor: Amalia Husnul A
KOMPAS.com/NICHOLAS RYAN ADITYA-Dok Biro Sekretariat Presiden
PDIP KRITIK JOKOWI - Presiden Joko Widodo dan Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto. Daftar kritik PDIP untuk Jokowi yang kini beda haluan. Singgung Gibran, nepotisme hingga utang 

TRIBUNKALTIM.CO - Hubungan PDIP dan Presiden Jokowi disorot sejak Gibran, anak Jokowi sebagai cawapres Prabowo.

Kini, setelah pengumuman hasil Pilpres 2024, Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto melayangkan sejumlah kritik terhadap Presiden Jokowi.

Dalam kritiknya, Sekjen PDIP ini menyinggung Gibran, nepotisme hingga utang di masa pemerintahan Jokowi.

Kritik PDIP ini mengemuka lantaran Jokowi yang masih menjadi kader PDIP justru mendukung pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Baca juga: PDIP Ungkit Kebohongan Gibran Sebelum Jadi Cawapres Prabowo, Anak Jokowi Beri Respons Singkat

Baca juga: Terjawab Alasan Hak Angket Belum Bergulir, Hasto: PDIP Dapat Tekanan Hukum, Ada Wacana Revisi UU MD3

Baca juga: Megawati Diminta Hadir di Sidang Sengketa Pilpres 2024 oleh Pihak Prabowo-Gibran, Ini Jawaban PDIP

Kemenangan telak Prabowo-Gibran dalam Pilpres 2024 pun diyakini tak lepas dari campur tangan Jokowi.

Sederet kritik itu pun juga disampaikan dalam acara diskusi bertajuk "Sing Waras Sing Menang" pada Sabtu (30/3/2024):

1. Khilaf menudukung Gibran

Dalam acara itu, Hasto menyebutkan bahwa PDIP merasa khilaf karena pernah mencalonkan putra Jokowi, Gibran Rakabuming Raka sebagai Wali Kota Solo pada Pilkada 2020.

Menurutnya, alasan PDIP kala itu mengusung Gibran adalah kemajuan Indonesia sejak dipimpin Jokowi.

"Kami jujur saja khilaf ketika dulu ikut mencalonkan Gibran karena di sisi lain memang kami mengakui terhadap kemajuan yang dilakukan Pak Jokowi," ungkap Hasto, dikutip dari Kompas.com, Minggu (31/3/2024).

Ia juga mengungkit Putusan MK Nomor 90 Tahun 2023 yang mengubah syarat pencalonan presiden dan wakil presiden.

Setelah putusan itu, Gibran akhirnya bisa mencalonkan diri sebagai Cawapres mendampingi Prabowo Subianto.

KURSI KETUA DPR - Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto. Wacana mengutak-atik revisi Undang-undang MPR, DPR, DPRD, dan DPD (UU MD3) mengemuka demi memperebutkan kursi Ketua DPR hingga membuat PDIP bersuara.
PDIP KRITIK JOKOWI - Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto. Sekjen PDIP melemparkan sejumlah kritik kepada Presiden Jokowi yang kini tak sejalan lagi dengan PDI Perjuangan. (Tribunnews.com/ Fransiskus Adhiyuda)

Padahal, Hasto menilai putra sulung Jokowi itu belum memiliki pengalaman yang cukup untuk memimpin Indonesia dalam berbagai aspek, seperti ekonomi, sosial, dan geopolitik.

"Kemudian di tengah-tengah itu muncul seorang anak presiden yang belum mencukupi batas usia, wali kota juga baru dua tahun, kemudian mendapatkan suatu preferensi," ungkap Hasto.'

Baca juga: Deretan Menteri Jokowi yang Berpeluang Besar Masuk di Kabinet Prabowo, Ada Ketum Parpol Juga Relawan

Ia menjelaskan, seorang pemimpin seharusnya mempunyai “kedewasaan” dalam menghadapi kompleksnya permasalahan suatu negara.

Sebab, ketidakdewasaan dapat menyebabkan hal yang tak diinginkan, seperti kasus kecelakaan Gerbang Tol Halim Perdanakusuma yang terjadi karena sopir belum memenuhi syarat usia mengemudi dan tidak memiliki SIM.

2. Sindir kebiasaan Jokowi angkat orang dekatnya di Solo

Selain tentang Gibran, Hasto juga mengkritik kebiasaan Jokowi yang kerap menempatkan orang-orang terdekatnya di Solo pada jabatan strategis pemerintahan.

Menurutnya, sikap Jokowi tersebut merupakan bentuk dari antimeritokrasi dalam pemerintahan.

"Di dalam penempatan jabatan strategis pun kami melihat untuk menjadi pejabat Indonesia itu harus kenal Pak Jokowi dulu di Solo, ini kan antimeritokrasi, apakah Solo betul-betul menjadi wahana penggemblengan," ujar Hasto, dilansir dari Kompas.com, Sabtu (30/3/2024).

Hasto juga menuding Jokowi telah melakukan nepotisme dengan tidak mengedepankan nilai-nilai yang berpedoman pada proses dan perjuangan.

Hal ini dibuktikan dengan munculnya hampir seluruh keluarga terdekat Jokowi yang mengisi jabatan pemerintahan.

Baca juga: Blak-blakan Puan Maharani Beber Tak Ada Instruksi Hak Angket di Parlemen, Harapan PKB ke PDIP Pupus?

Adapun beberapa nama pejabat yang mengisi jabatan strategis dan telah mengenal Jokowi ketika masih di Solo atau sering disebut "Geng Solo", antara lain Menko Polhukam Hadi Tjahjanto, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

3. Kritik utang besar era Jokowi

Meskipun mengakui kemajuan saat dipimpin Jokowi, PDIP tak menampik bahwa utang yang ditanggung juga besar.

Pasalnya, utang pemerintah saat ini hampir mencapai 196 miliar dollar Amerika Serikat atau sekitar Rp 3.112 triliun.

Selain itu, masih terdapat utang lain pada sektor swasta dan BUMN yang nilainya mencapai 220 miliar Amerika Serikat atau sekitar Rp 3.493 triliun.

"Ketika ini digabung, maka ke depan kita bisa mengalami suatu persoalan yang sangat serius," tutur Hasto, dikutip dari Kompas.com, Sabtu (30/3/2024).

Sementara itu, berdasarkan data dokumen APBN KiTa edisi Maret 2024, utang Indonesia saat ini berada pada angka Rp 8.319 triliun per Februari 2024.

Respons Gibran

Baca juga: Prediksi Kabinet Prabowo, Bakal Didesain Jokowi, Nasdem dan PKB Berpeluang Gabung, PDIP dan PKS?

Menanggapi hal tersebut, Gibran mengucapkan terima kasih dan meminta maaf kepada Hasto.

“Ya, terima kasih, Pak Hasto. Mohon maaf, Pak Hasto,” ujar Gibran saat ditemui di Masjid Raya Sheikh Zayed, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (30/3/2024) malam, dilansir TribunSolo.com.

Gibran juga menanggapi pernyataan Hasto yang menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan dirinya biasa berbohong.

Di mana Hasto mengungkit momen ketika Wali Kota Solo itu dipanggil karena menemui calon presiden (capres) Prabowo Subianto di Angkringan Omah Semar 19 Mei 2023 lalu.

Saat itu, Gibran berdalih menemui Prabowo dalam kapasitasnya sebagai Wali Kota Solo yang menerima Menteri Pertahanan (Menhan).

Dan ketika diminta klarifikasi oleh PDIP, ia menegaskan bahwa akan taat pada keputusan partai.

Namun, pada akhirnya putra sulung Presiden Jokowi itu justru menyeberang dan berpasangan dengan Prabowo dalam kontestasi Pilpres 2024.

Mengenai apa yang disampaikan Hasto itu, Gibran meminta maaf.

“Mohon maaf Pak Hasto. Terima kasih. Pak Hasto paling oke,” ujarnya.

Baca juga: Prabowo Sukses Rayu NasDem? Pengamat Sebut Surya Paloh Cari Peluang, Gibran Kesulitan Rangkul PDIP

(Sumber: Kompas.com/Muhamad Syahrial, Ardito Ramadhan)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Artikel ini telah tayang di kompas.com dan Tribunnews.com dengan judul Reaksi Gibran soal PDIP Khilaf Usung Dirinya sebagai Wali Kota Solo: Mohon Maaf Pak Hasto

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved