Berita Internasional Terkini

Tentara Israel Menarik Diri dari Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza, Tidak Ada Kehidupan Di Sini

Israel telah menarik pasukannya dari Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza setelah melakukan operasi selama dua minggu terakhir.

Penulis: Tribun Kaltim | Editor: Nisa Zakiyah
AFP
Ilustrasi. Tentara Israel menarik diri dari Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza: Tidak ada kehidupan di sini. 

TRIBUNKALTIM.CO - Israel telah menarik pasukannya dari Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza setelah melakukan operasi selama dua minggu terakhir.

Melansir laman Al Jazeera, para saksi mata mengatakan ratusan mayat ditemukan di dalam Kompleks Medis al-Shifa dan di jalan-jalan di sekitarnya.

Militer Israel mengkonfirmasi penarikan mundur mendadak pada hari Senin (1/4/2024), dengan mengatakan bahwa mereka telah menyelesaikan kegiatan operasional di area rumah sakit.

Selain itu mereka juga mengklaim telah membunuh dan menangkap banyak pejuang Hamas. 

Baca juga: Puluhan Ribu Orang Menggelar Protes di Israel saat Operasi, Benjamin Netanyahu Dipuji Sukses

Para saksi mata melaporkan banyaknya korban jiwa dan kehancuran di kompleks medis tersebut, tempat sejumlah besar warga Palestina yang terlantar bernaung.

"Pasukan telah menyelesaikan kegiatan operasional yang tepat di area Rumah Sakit Al-Shifa dan keluar dari area tersebut," kata militer Israel.

Tentara melancarkan serangan ke rumah sakit terbesar di Gaza, di Kota Gaza Utara, pada 18 Maret 2024. 

Mereka mengatakan bahwa mereka menargetkan para pejuang Hamas yang menggunakan kompleks tersebut sebagai basis.

Rumah Sakit Al-Shifa
Ilustrasi. Warga Palestina memeriksa kerusakan di Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza.

Pasukan Israel telah membuat klaim serupa selama perang yang meletus pada bulan Oktober lalu ketika mereka mengepung beberapa rumah sakit di Gaza

Hamas membantah beroperasi dari Al-Shifa atau fasilitas kesehatan lainnya.

Al-Shifa, yang mengalami pengepungan sebelumnya pada bulan November, sekarang tampak sebagian besar hancur.

Orang-orang berusaha menyelamatkan apa yang mereka bisa, lapor Ismail al-Ghoul dari Al Jazeera dari Al-Shifa.

Tercatat bahwa rumah sakit tersebut berfungsi sebagai tempat penampungan bagi para pengungsi, serta menjadi tempat tinggal bagi banyak staf dan pasien.

Baca juga: Situs Web yang Wajib Kamu Ketahui Sebagai Rujukan Agar Tidak Membeli Produk Israel

"Tidak ada kehidupan di sini. Kompleks ini hancur dan tidak dapat dihidupkan kembali," lapornya.

"Bangunan di semua departemen telah terbakar, dan struktur kompleks telah rusak dari dalam," lanjut al-Ghoul. 

"Dari apa yang kami lihat, tampaknya pasukan penjajah sengaja menargetkan sektor kesehatan dan menghancurkan kompleks medis terbesar di Kota Gaza."

Militer Israel menggambarkan serangan tersebut sebagai salah satu operasi paling sukses dalam perangnya di Gaza, yang kini telah berlangsung selama hampir enam bulan.

Mereka mengklaim telah menewaskan banyak pejuang Hamas, termasuk para petinggi. 

Seorang juru bicara mengatakan bahwa sekitar 900 orang yang dicurigai sebagai "militan" telah ditangkap, dan senjata, informasi intelijen yang berharga, serta lebih dari $3 juta dalam berbagai mata uang, telah disita.

Pihak militer juga bersikeras bahwa penyerbuan ke rumah sakit tersebut dilakukan "untuk mencegah bahaya bagi warga sipil, pasien, dan tim medis".

Baca juga: Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu Memberikan Sinyal Hijau untuk Operasi Militer di Rafah

Sumber-sumber medis mengatakan kepada Al Jazeera bahwa ratusan mayat ditemukan di dalam kompleks dan di jalan-jalan di sekitarnya.

Rekaman video yang beredar di dunia maya menunjukkan bangunan-bangunan yang rusak parah dan hangus, gundukan tanah yang diaduk oleh buldoser, dan para pasien yang ditandu di koridor-koridor yang gelap.

Pada hari Minggu, kepala Organisasi Kesehatan Dunia Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa 21 pasien telah meninggal sejak Israel memulai pengepungannya.

Selama serangan Israel sebelumnya pada bulan November, militer Israel menuduh bahwa Hamas memiliki pusat komando dan kontrol yang rumit di dalam dan di bawah al-Shifa, dengan menunjukkan video beberapa terowongan dan ruangan. 

Hamas telah menepis klaim Israel, menyebutnya sebagai "kebohongan dan propaganda murahan".

Perang dimulai pada 7 Oktober setelah serangan Hamas ke Israel, yang menewaskan sekitar 1.100 orang dan membuat kelompok bersenjata itu menawan hampir 250 orang.

Israel merespons dengan serangan udara, darat, dan laut yang telah menewaskan lebih dari 32.000 warga Palestina.

Hal ini membuat sebagian besar penduduk wilayah itu mengungsi, dan mendorong sepertiga penduduknya ke ambang kelaparan.

(*)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved