Pilpres 2024

3 Fakta Penjelasan soal Sirekap dari Pengembang di Sidang MK, dari Serangan DDoS hingga Server

Berikut sejumlah fakta penjelasan Sirekap dari pengembang di Sidang MK sengketa Pilpres hari ini, Rabu (3/4/2024). Dari serangan DDos hingga server

Editor: Amalia Husnul A
Tangkap layar YouTube Kompas TV
SIREKAP - Pengembang aplikasi Sirekap, Yudistira Dwi Wardhana di sidang MK sengketa Pilpres 2024 hari ini, Rabu (3/4/2024). Simak 3 fakta penjelasan pengembang terkait aplikasi Sirekap yang dipakai KPU di Pemilu 2024 ini. 

TRIBUNKALTIM.CO - Akhirnya pengembang aplikasi Sirekap muncul, sosoknya hadir di Sidang MK sengketa Pilpres 2024 sebagai saksi dari Komisi Pemilihan Umum hari ini, Rabu (3/4/2024). 

Pengembang Sirekap dari Institut Teknologi Bandung, Yudistira Dwi Wardhana menyampaikan sejumlah hal terkait apilikasi Sistem Informasi Rekapitulasi yang dipakai KPU dalam Pemilu 2024 ini.

Simak sejumlah fakta penjelasan dari pengembang terkait Sirekap yang dalam Pemilu 2024 menjadi sorotan.

1. Kena Serangan DDoS

Baca juga: MK sudah Resmi Undang 4 Menteri Jokowi, Respons Sri Mulyani, Airlangga, Risma dan Muhadjir

Baca juga: Pengamat Bongkar Motif PDIP-Ganjar Gugat Gibran ke MK dan PTUN, Bukan Cari Menang Tapi Balas Jokowi

Baca juga: Terjawab Kapan Sidang MK Selesai, Cek Jadwal Putusan Sidang Sengketa Pilpres 2024 Dibacakan

Yudistira Dwi Wardhana mengatakan aplikasi tersebut kerap menerima serangan distributed denial-of-service (DDoS) pada hari pemungutan suara hingga hari terakhir rekapitulasi suara.

"DDoS yang masuk dalam satu hari itu di awal pemilihan itu sekitar dua atau tiga.

Pada waktu akhir rekapitulasi kemarin itu kita dapat DDoS itu selama seminggu itu kayak minum obat, tiga kali sehari," kata Yudistira.

Ia mengatakan akibat serangan DDoS ini mengakibatkan tidak ada perubahan data di situs Sirekap pada 14 Februari 2024 petang hingga malam, ketika pemungutan suara baru selesai.

Ia menyebutkan, Sirekap sesungguhnya sudah menerima data pada pukul 11.04 WIB dari tempat pemungutan suara yang terletak di Sorong, tetapi data-data lain baru masuk selepas pukul 18.30 WIB.

"Sebagaimana keterangan pers yang kami beri, kita dihantam DDoS sejak pagi, dan baru kita bisa revive sampai 18.30 WIB," kata Yudistira.

Setelah masalah DDoS selesai ditangani, Yudistira mengeklaim data yang masuk langsung melonjak.

"Biasanya yang masuk itu orde-nya biasanya cuma 100 atau 200 per menit, lalu begitu kita beres dengan urusan DDoS, langsung naik datanya," kata dia.

SIREKAP - Pengembang aplikasi Sirekap dari ITB, Yudistira Dwi Wardhana, saat menjadi saksi dalam sidang sengketa hasil Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 di Gedung MK, Jakarta, Rabu (3/4/2024).
SIREKAP - Pengembang aplikasi Sirekap dari ITB, Yudistira Dwi Wardhana, saat menjadi saksi dalam sidang sengketa hasil Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 di Gedung MK, Jakarta, Rabu (3/4/2024). (Tangkap Layar YouTube Mahkamah Konstitusi)

Yudistira mengatakan, pihaknya segera mengatasi persoalan tersebut karena petugas di daerah juga harus memasukkan data yang mereka dapat secepat mungkin.

"Harus punya banyak perjuangan dari kawan-kawan sampai akhirnya ada tuduhan-tuduhan kita menggunakan ini itu ini itu, ya enggak apa-apa yang penting 18.30 rekan-rekan itu bisa naik," ujar Yudistira.

Baca juga: Analisis Roy Suryo Salah? Ahli KPU Tegaskan Server Sirekap Ada di Jakarta, Tapi Pakai IP Shadow

Yudistira pun mengeklaim, serangan tersebut tidak banyak berpengaruh terhadap proses rekapitulasi yang dilakukan oleh KPU.

2. Bantah Server Sirekap di Luar Negeri

Selanjutnya, ia juga membantah anggapan yang menyebut server Sirekap berada di luar negeri.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved