Breaking News

Idul Fitri 2024

Kisah Jemaah Aolia di Gunung Kidul yang Rayakan Idul Fitri Lebih Awal, Hidup Harmonis dengan Warga

Kisah Jemaah Aolia di Gunung Kidul yang rayakan Idul Fitri lebih awal. Meski tidak bersamaan, namun jemaah Aolia hidup harmonis dengan warga sekitar

Editor: Amalia Husnul A
Kompas.com/Markus Yuwono
JEMAAH AOLIA - Jamaah Masjid Aolia, menggelar shalat tarawih pertama di Panggang III, Giriharjo, Panggang, Gunungkidul, DI Yogyakarta. Rabu (6/3/2024) lalu. Kisah Jemaah Aolia di Gunung Kidul yang rayakan Idul Fitri lebih awal, Jumat (5/4/2024). Meski tidak bersamaan, namun jemaah Aolia hidup harmonis dengan warga sekitar. 

"Kalau secara pasti saya tidak tahu karena sangat banyak. Di (Kecamatan) Panggang ada sekitar 10 titik," tutur dia.

Dia menyebutkan, jika Mursyid Kiai Raden Ibnu Hajar Sholeh Pranowo atau Mbah Benu keilmuannya secara Laduni yang turun tiba-tiba ke pribadi Raden Ibnu Hajar Sholeh.

Menurut cerita, Mbah Benu pernah dibimbing oleh mursyid-mursyid.

"Beliau pernah mondok seperti di Pesantren Mbulus, pesantren daerah Maron Purworejo. Bahkan, beliau dibimbing juga mursyid-mursyid yang lain seperti Gus Jogo Rekso di Muntilan, Syech Jumadil Kubro dimakamkan di Gunung Turgi dan Sunan Pandanaran di Klaten," ujarnya.

Dalam ajaran Islam, ilmu dibedakan menjadi dua jenis, yaitu ilmu kasbi dan ilmu laduni.

Baca juga: Bacaan, Adab, dan Tata Cara Ziarah Kubur Menjelang Idul Fitri 2024/1445 H

Ilmu kasbi dapat diperoleh manusia melalui usaha seperti belajar, melakukan percobaan, dan lain-lain.

Sementara itu, ilmu laduni bersifat rahasia dan diturunkan secara langsung dari Allah ke dalam hati seseorang.

Sementara itu, Mbah Benu menjelaskan alasan mereka menyelenggarakan salat Id lebih awal ketimbang dengan penetapan pemerintah karena hal tersebut adalah keyakinan yang selama ini mereka anut.

Sebab, di Indonesia masih bebas memilih menentukan hari rayanya sendiri.

"Indonesia itu bebas. Mau hari raya silakan, tidak hari raya ya monggo. Mau puasa monggo tidak puasa monggo."

"Itu tidak masalah yang penting jaga persatuan dan kesatuan. Jangan menyalahkan yang lain, ndak boleh itu," ujarnya.

Dia menambahkan, jemaahnya tidak pernah menjelekkan pihak lain.

Namun, jika dijelekkan, dia justru mempersilakannya.

Dia mengimbau kepada jemaahnya untuk tidak marah karena tidak ada kamus marah di Jamaah Aolia sesama anak cucu Nabi Adam.

"Jadi kita semua itu saudara. Harus saling mencintai satu sama lain. Harus mengajak kebaikan jadi sama orang lain agama lain tidak masalah."

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved