Ibu Kota Negara
Dampak Positif dan Negatif Kereta Api Cepat IKN Nusantara, Malaysia Tak Percaya, Cek 4 Fakta Terbaru
Berikut dampak positif dan negatif kereta api cepat IKN Nusantara. Malaysia tak percaya. Cek 4 fakta terbaru proyek jalur kereta trans internasional.
Menteri Perhubungan Loke Siew Fook mengatakan pemerintah federal belum memberikan persetujuan untuk proyek tersebut dan tender untuk studi kelayakan proposal serupa baru akan dibuka pada bulan Mei.
Baca juga: Internet Starlink Milik Elon Musk Dinilai Tidak Cocok untuk IKN Nusantara, APJII Beber Alasannya
Dia mengatakan, studi kelayakan akan memakan waktu sembilan bulan untuk diselesaikan.
"Jika ingin membangun rel kecepatan tinggi di Sabah dan Sarawak, harus mendapat persetujuan dari pemerintah Malaysia, Sabah, dan Sarawak," ungkap Loke usai meresmikan klasifikasi Terminal 2 KLIA sebagai terminal Kelas A, Rabu (3/4/2024) dilansir Daily Express Malaysia.
"Sampai saat ini belum ada persetujuan, bahkan kami belum pernah membicarakan hal ini dengan pihak perusahaan," lanjutnya.
Loke menegaskan bahwa pengumuman mega proyek harus dilakukan oleh pemerintah, bukan swasta.
Moeldoko Ungkap Dampak Positif dan Negatif
Sebelumnya diberitakan, perusahaan Brunei Darussalam yang fokus pada pembangunan proyek infrastruktur utama, Brunergy Utama, berencana mendorong pertumbuhan di Kalimantan, salah satu gagasannya adalah merealisasikan operasional kereta cepat Brunei Darussalam-IKN.
Pemerintah RI sudah memastikan bakal membangun fasilitas kereta api di IKN, meski belum memastikan bakal ikut tergabung dalam megaproyek kereta cepat dengan negara tetangga.
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengemukakan pendapatnya terkait dampak positif dan negatif dari rencana Brunei Darussalam membangun kereta cepat hingga ke Ibu Kota Nusantara (IKN).
"Bagi saya konektivitas menjadi sesuatu. Tetapi yang harus diingat ini adalah border, di negara mana pun border selalu membawa situasi yang perlu ada awareness karena itu ada mobilitas manusia, mobilitas barang yang terjadi di situ," tutur Moeldoko, dikutip dari Antara, Kamis (4/4/2024).
Moeldoko mengatakan, wacana tersebut berkaitan dengan hubungan bilateral dan multilateral dalam rangka menghadapi berbagai persoalan yang muncul dari wilayah perbatasan.
Moeldoko secara pribadi menilai kehadiran kereta cepat tersebut merupakan wacana yang bagus dalam upaya menghubungkan sektor transportasi manusia dan barang dari Indonesia menuju Brunei Darussalam, maupun negara perlintasan.
Menurutnya, rencana ini bagus karena menghadirkan sebuah konektivitas, mendekatkan, sehingga nanti barang-barang di Indonesia bisa dengan cepat menuju ke Brunei, lalu menghubungkan Brunei Darussalam walaupun singgah di Malaysia.
"Berikutnya akan memudahkan mobilitas manusia, mobilitas barang," ucap Moeldoko.
Baca juga: Terjawab Sudah, Mei 2024 Starlink Elon Musk Uji Coba Internet Super Cepat di 7 Lokasi IKN Nusantara
Sementara di sisi lain, kata Moeldoko, kehadiran moda transportasi darat di kawasan perbatasan negara selalu membawa dilema.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.