Berita Nasional Terkini

Pengamat Bongkar Penyebab PDIP Sulit Menerima Tawaran Prabowo, Singgung Hubungan Megawati dan Jokowi

Pengamat bongkar penyebab PDIP sulit menerima tawaran Prabowo Subianto, singgung hubungan Megawati dan Jokowi

Editor: Rafan Arif Dwinanto
Dok Sekretariat Presiden
SIKAP PDIP - Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri. Pengamat bongkar penyebab PDIP sulit menerima tawaran Prabowo Subianto, singgung hubungan Megawati dan Jokowi 

TRIBUNKALTIM.CO - Pilpres 2024 resmi berakhir.

Mahkamah Konstitusi sudah memutuskan menolak gugatan kubu AMIN dan Ganjar-Mahfud.

Kini, tinggal kasak-kusuk elite politik yang semula berseberangan, apakah akan bergabung ke kubu Prabowo-Gibran?.

Salah satunya adalah PDIP.

Diketahui, Presiden terpilih Prabowo Subianto berencana menemui Ketua Umum PDIP Megawati.

Namun, upaya Prabowo menggandeng PDIP ke Pemerintahan tampaknya terganjal hubungan Jokowi dengan Megawati yang merenggang sejak Pilpres 2024.

PDIP diprediksi baru akan bergabung jika hubungan antara Prabowo dengan Jokowi renggang alias retak.

Baca juga: Ridwan Kamil Pastikan IKN Nusantara Siap Gelar Upacara 17 Agustus, Tiang Bendera Setinggi 45 Meter

Baca juga: PDIP Bongkar 2 Jejak Kebohongan Gibran, 1 Langsung ke Megawati, Bahaya Bila Diulang Saat Jadi Wapres

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menduga, PDIP tertarik jika diajak bekerja sama dalam pemerintahan oleh Prabowo-Gibran.

Pasalnya, sampai saat ini hubungan antara Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan Prabowo nyaris tidak ada masalah.

Ketua DPP PDIP sekaligus puter Megawati Puan Maharani bahkan sudah beberapa kali bertemu dan tampak mesra dengan Prabowo.

"Kalau saya melihat arah kecenderungan politik PDIP di masa yang akan datang tentu sangat tergantung dengan hubungan politik Jokowi dan Prabowo," kata Adi dikutip Kompas.com dari program Kompas Petang di Kompas TV, Senin (22/4/2024).

Menurut Adi, jika hubungan Jokowi dan Prabowo terus harmonis maka hal itu justru menjadi tembok psikologis bagi PDIP.

"Tapi kalau kemesraan, kebersamaan antara Prabowo dan Jokowi tidak lama, artinya setelah ada serah terima jabatan politik presiden tanggal 20 Oktober, hubungan Jokowi dan Prabowo tidak baik-baik saja, di situlah ada celah," ucap Adi.

Adi juga memperkirakan PDIP tak bakal menolak tawaran bergabung dengan koalisi pemerintah jika dirayu.

"Jika betul PDIP diajak kerja sama, bukan tidak mungkin PDIP juga akan tertarik menjadi bagian koalisi di dalamnya," ujar Adi.

Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved