Berita Samarinda Terkini
Dampak Kebakaran, SMPN 5 Samarinda Menggunakan Tenda Sebagai Pengganti Ruang Kelas Menyambut Ujian
Dampak kebakaran pada SMPN 5 Samarinda terasa hingga hari ini, siswa melaksanakan ujian menggunakan tenda karena ruang kelas yang terbakar.
Penulis: Tribun Kaltim | Editor: Dzakkyah Putri
TRIBUNKALTIM.CO - Masih ada cerita sedih yang tersisa bagi para pelajar yang bersekolah di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 5 di Jalan Ir H Juanda RT 17, Air Putih, Kota Samarinda, setelah musibah kebakaran yang terjadi pada tanggal (19/03.2024) bulan lalu.
Para siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 5 di Jalan Ir H Juanda RT 17, Air Putih, Kota Samarinda, masih menghadapi tantangan setelah kebakaran yang terjadi pada 19 Maret lalu.
Mereka terpaksa harus belajar di dalam tenda yang dipasang di halaman sekolah, bahkan saat menjalani ujian akhir semester.
Hal ini tentunya memprihatinkan, terlihat dari video yang beredar pada akun Instagram Samarindamedsos, terlihat tenda-tenda bewarna putih yang menjadi ruang kelas para siswa berjejer berdampingan.
Tenda-tenda tersebut menjadi ruang pengganti bagi siswa yang kelasnya terbakar.
Menurut Kepala SMPN 5 Samarinda, Diah Astuty, pasca kebakaran, terdapat beberapa kendala dalam kegiatan belajar mengajar, terutama dalam pelaksanaan ujian.
Sebanyak 20 ruang, termasuk ruang kelas, Unit Kesehatan Sekolah (UKS), ruang Ekstrakurikuler Marching Band, dan beberapa bilik toilet, rusak dalam kebakaran tersebut.
Diah menjelaskan bahwa untuk ujian akhir semester kelas 9, mereka harus menggunakan kelas yang tidak terdampak kebakaran, sekitar 9 rombongan belajar dari 10 yang masih tersisa.
Sementara itu, untuk kelas 7 hingga 8, sebagian ujian direncanakan dilakukan di luar kelas menggunakan tenda yang dibantu oleh Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Kalimantan Timur.
Dalam petunjuk teknis pelaksanaan ujian, hanya boleh ada 20 orang dalam satu rombongan belajar.
Oleh karena itu, pihak sekolah merencanakan untuk menggabungkan kelas 7 dan 8 dalam satu kelas sehingga jumlah peserta ujian menjadi 40 orang dengan angkatan yang berbeda.
Tidak menutup kemungkinan, siswa kelas 7 dan 8 akan menggunakan tenda saat pelaksanaan ujian yang dijadwalkan pada bulan Juni mendatang.
Hal ini disebabkan karena kelas 7 dan 8 masih harus menjalani kegiatan belajar mengajar terlebih dahulu.
Diah berharap agar pemerintah kota dapat mempercepat pembangunan sekolah yang terbakar agar memudahkan kegiatan belajar mengajar.
Halaman sekolah yang biasa digunakan sering kali banjir saat hujan deras, sehingga mempengaruhi aktivitas belajar siswa. (*)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.