Berita Paser Terkini
Disdikbud akan Fokus Revitalisasi Bahasa Paser, Yunus Syam Ingin Sasar SD dan SMP
Peningkatan kebudayaan dan revitalisasi bahasa Paser menjadi salah satu fokus Pemerintah Kabupaten Paser.
Penulis: Syaifullah Ibrahim | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, TANA PASER - Peningkatan kebudayaan dan revitalisasi bahasa Paser menjadi salah satu fokus Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Paser melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Paser untuk tahun 2024.
Pada tahun ajaran baru ini, Disdikbud Paser akan memasifkan pelajaran muatan lokal (Mulok) khususnya untuk bahasa Paser, Kamis (9/5/2024).
Kepala Disdikbud Paser, M. Yunus Syam mengatakan pelajaran Mulok tersebut akan menyasar pelajar di tingkat SD dan SMP.
Kalau dulu itu, pelajaran bahasa Paser ini hanya dilakukan oleh sekolah-sekolah yang memiliki guru penutur bahasa Paser.
Baca juga: Selamatkan Bahasa Paser di Tengah IKN, Sultan Paser Berharap Pemkab Segera Susun Perda Khusus
"Tahun ini, kita akan masifkan seluruh sekolah untuk pelajaran mulok ini," terang Yunus.
Jika nantinya terdapat sekolah yang tidak memiliki guru penutur bahasa Paser, Disdikbud Paser akan merekrut putra-putri daerah yang menguasai bahasa daerah.

"Kemungkinan kita akan menerima dari semua disiplin ilmu, memang yang kita utamakan itu keguruan," ujarnya.
"Tetap kita utamakan sarjana pendidikan, kalau memang masih kurang maka akan kita rekrut sarjana lain," tambahnya.
Baca juga: Bahasa Paser Akan Kembali Dimasukkan Jadi Mata Pelajaran di SD di PPU
Nantinya, guru pelajaran muatan lokal tersebut membutuhkan 2 jam per minggunya untuk mengajarkan kepada siswa/siswa pelajaran bahasa Paser.
Harus Punya Guru Penutur Bahasa
Berdasarkan data dari Disdikbud Paser, terdapat 125 Sekolah Dasar (SD) dan 78 Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Paser.
Secara tidak langsung, kurang lebih 75 persen dari sekolah itu harus memiliki guru penutur bahasa Paser.
Kalau sekolah besar itu paling tidak memiliki 1 guru penutur bahasa Paser.
"Berbeda dengan sekolah kecil bisa saja dalam dua sekolah memiliki 1 guru penutur bahasa Paser," ulasnya.
Baca juga: DPRD Dorong Pelajaran Bahasa Paser Diajarkan di Tiap Sekolah agar Bahasa Ibu Tak Punah
Kebutuhan guru di Kabupaten Paser, diakui sudah terpenuhi seiring dengan adanya kebijakan pengajar pengganti (Jarti).
"Cuman memang ada guru yang sulit kita dapatkan, yaitu guru seni budaya dan guru pendidikan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)," pungkas Yunus Syam.
Disdikbud Paser tahun ini, juga akan fokus dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia tenaga pengajar.
Kemudian meningkatkan sarana dan prasarana di sekolah-sekolah dan meningkatkan kualitas dan kreativitas siswa.
(*)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.