Ibu Kota Negara

Ahok Tak Mau Warga Jakarta Kelaparan Saat Ibu Kota Pindah ke IKN Nusantara di Kalimantan Timur

Ahok tak mau warga Jakarta kelaparan saat Ibu Kota pindah ke IKN Nusantara di Kalimantan Timur

Penulis: Rafan Arif Dwinanto | Editor: Heriani AM
Tribunnews.com/Abdi Ryanda Shakti
Politisi PDI Perjuangan (PDIP), Basuki Tjahja Purnama alias Ahok di Warunk Wow, Jakarta Selatan, Kamis (8/2/2024). Ahok tak mau warga Jakarta kelaparan saat Ibu Kota pindah ke IKN Nusantara di Kalimantan Timur 

TRIBUNKALTIM.CO - Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyoroti nasib warga Jakarta saat sudah tak lagi menjadi Ibu Kota Indonesia.

Saat itu, Jakarta hanya bertatus sebagai kota besar atau metropolitan di Indonesia.

Diketahui, saat ini Pemerintah sedang mengebut pembangunan IKN Nusantara di Kalimantan Timur.

Ditargetkan, IKN Nusantara menjadi Ibu Kota Indonesia pada 2024 ini.

Baca juga: Tak Mau Mirip Jakarta, Ridwan Kamil Minta Gedung Apartemen di IKN Nusantara Bisa Menyamar Jadi Hutan

Baca juga: Kode Keras Ahok Turun Gunung ke Pilkada Jakarta 2024, Dapat Dukungan Megawati Karena Bantu Ganjar

Terbaru Ahok bicara soal Jakarta pasca tak lagi menjadi Ibu Kota.

Ahok berpendapat, nasib penduduk yang terpinggirkan di Jakarta harus tetap diperhatikan.

"Jakarta akan menjadi sebuah kota metropolitan yang besar, tapi bagaimana penduduknya itu?

Jangan ini jadi kota yang begitu besar, tapi perutnya tidak kenyang," ungkap Ahok dalam video di channel YouTube pribadinya, @PanggilSayaBTP, dikutip Jumat (10/5/2024).

"Kata Bung Karno kan yang penting perut rakyat itu kenyang.

Nah kalau perut kenyang, tentu pikiran tenang.

Pikiran tenang baru dompet bisa penuh untuk bisa bekerja dengan baik," sambungnya.

Ahok menyampaikan, setelah tak lagi menjadi Ibu Kota, Jakarta harus dibuat menjadi sebuah kota yang sangat menguntungkan semua pihak dan diadministrasi dengan baik.

Meski begitu, ia yakin Jakarta tetap menjadi kota bisnis, kota budaya, pusat keuangan, hingga tempat turis meski tak lagi menjadi Ibu Kota.

Baca juga: 2 Tokoh Ini Bisa Jadi Pasangan Terkuat Bila Bersatu di Pilkada Jabar 2024, 2 Hasil Survei Terbaru

"Nah ini akan kita wujudkan. Caranya bagaimana? Nah di sinilah fungsi pemerintah. Bagaimana caranya?

Misalnya setiap pembangunan oleh properti company mana pun ada kontribusi," jelas Ahok.

"Ketika orang menaikkan ke atas, dia harus membayar kontribusi membangun Jakarta sehingga Jakarta itu bisa memfokuskan uangnya untuk memperhatikan saudara-saudara kita yang berkekurangan," lanjutnya.

Ahok pun mencontohkan beberapa kontribusi pembangunan yang sebelumnya telah dilakukan.

"Mungkin kita masih ingat bagaimana jalan Jakarta jadi lebar di Sudirman Thamrin.

Bagaimana ada tambahan Semanggi? Bagaimana kali besar di kota jadi bersih?

Bagaimana Lapangan Banteng, Monas bisa dirapikan, diperbagus?

Itu semua kompensasi koefisien luas bangunan," tuturnya.

Lebih lanjut, Ahok menyampaikan bahwa dirinya tak ingin Jakarta jadi kota begitu besar yang didatangi banyak orang kaya dan pintar, tetapi masih ada orang-orang tertinggal yang tidak mempunyai daya beli.

Oleh karena itu, pemimpin di Jakarta nantinya harus membuat satu program untuk menghadapi tantangan tersebut.

"Kita harus menjamin setiap keluarga di Jakarta punya kemampuan keuangan minimal 5 juta.

Ideal tinggal di Jakarta itu seharusnya Rp 5 juta sampai Rp 10 juta, Rp 15 juta lebih bagus," kata Ahok.

"Nah dengan ada uang seperti ini, pemerintah yang harus meng-up administrasi keadilan sosial, bagian mana yang membuat warga Jakarta, keluarga di Jakarta tidak mempunyai Rp 5 juta," sambungnya.

Baca juga: Hasil Survei Pilkada Surabaya 2024: Eri Cahyadi Terkuat, Disusul Armuji dan Ahmad Dhani

Kata Ahok, apabila seseorang tidak mempunyai pekerjaan, pemerintah harus melatih mereka agar menjadi mampu.

Misal, menjadikan mereka sebagai pasukan untuk memperbaiki rumah yang terlatih dan punya sertifikat dalam mengecat, memasang keramik, memasang atap baja maupun bata, dan sebagainya.

Dengan begitu, terbuka kesempatan bagi orang-orang untuk mendapat pekerjaan, terlebih kota besar akan membutuhkan banyak orang untuk merawat atau memperbaiki rumah.

"Orang yang mengerti tentang listrik, ngerti tentang plumbing pipa, tentang mesin, itu semua akan dibutuhkan orang karena orang akan tinggal vertikal.

Semua perusahaan akan membutuhkan tenaga-tenaga untuk melakukan maintenance," jelasnya.

"Nah dari mana untuk melatihnya? Di situlah fungsi pemerintah, melatih, memberi sertifikat kepada mereka, tapi yang terutama adalah menjamin kemampuan keuangan minimal Rp 5 juta," imbuhnya.

Baca juga: Hasil Survei Terbaru Pilkada Jakarta 2024, Popularitas Kaesang Nomor 3, Elektabilitas Anies Kalah

Apartemen Jangan Mirip Jakarta

Ibu Kota Nusantara atau IKN Nusantara di Kalimantan Timur didesain sebagai Forest City alias kota hutan.

Tak hanya memiliki banyak pohon, bangunan di IKN juga harus berkonsep alam.

Hal ini diungkapkan Kurator pembangunan IKN Nusantara, Ridwan Kamil.

Ridwan Kamil tak setuju bila gedung-gedung apartemen di IKN serupa dengan di Jakarta.

Ridwan Kamil meminta agar apartemen di IKN bisa menyamar menjadi seperti hutan.

Hal ini disampaikannya dalam Rakornas Otorita IKN (OIKN) di Grand Ballroom Kempinski, Jakarta, Kamis (14/3/2024).

"Di IKN harus hijau kayak hutan bawahnya, harus banyak air, banyak pepohonan, bangunannya harus ada balkon-balkon kehijauan, atasnya harus jadi hutan kecil.

Warnanya harus warna kayu supaya menyamar menjadi kayak hutan," kata Ridwan Kamil.

Menurutnya, suatu bangunan akan lebih baik bila bisa menyatu dengan alam sekitarnya.

"Kalau bangunan bisa hilang itu bagus, bukan bangunannya berteriak," lanjutnya.

Baca juga: Hasil Survei Pilkada Jawa Barat 2024, Persaingan Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi, Muncul Nama Anies

Ridwan Kamil juga bercerita bahwa pada awalnya, apartemen di IKN didesain seperti apartemen yang ada di Jakarta.

Lantas, dirinya langsung menolak konsep tersebut dan mengatakan pola pikir membangun gedung seperti di Jakarta harus dilupakan.

"Tadinya apartemennya kayak Jakarta pak, kaca-kaca gitu kan ya, kayak Sudirman Thamrin.

Saya bilang tidak boleh, lupakan pola pikir itu," tegasnya. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok: Jangan Hanya Jadi Kota Besar, tapi Penduduknya Tidak Kenyang"

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved