Tribun Kaltim Hari Ini

Oknum PNS Disdukcapil Nunukan Bantah Lakukan Pelecehan ke Seorang Wanita Saat Mengurus KTP

Oknum PNS yang berdinas di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Nunukan bantah tudingan pelecehan terhadap gadis pemohon KT

Penulis: Jino Prayudi Kartono | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTARA.COM/FEBRIANUS FELIS
KANTOR DISDUKCAPIL - Ilustrasi. Kantor Disdukcapil Nunukan di Jalan Antasari, Kelurahan Nunukan Tengah, Kalimantan Utara. 

TRIBUNKALTIM.CO, NUNUKAN - Oknum PNS yang berdinas di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Nunukan bantah tudingan pelecehan terhadap gadis pemohon KTP (kartu tanda penduduk).

Oknum PNS inisial AH itu mengatakan tak pernah melakukan sentuhan fisik sebagaimana pengakuan gadis inisial SU (21) kepada awak media, Jumat (10/5/2024).

"Memang betul yang bersangkutan (SU) ada datang ke kantor Capil dengan tujuan daftar diri untuk pembuatan NIK. Dia bawa dokumen berdasarkan KTP orang tua dan paspor mamanya yang ada di Tawau," kata AH kepada Tribun melalui telepon seluler, sore.

Baca juga: Tersangka TPPO Kirim Pekerja ke Malaysia Lewat Jalur Tikus dari Nunukan Kaltara

Namun, AH membantah keterangan SU kepada awak media mengenai sentuhan fisik yang dilakukannya pada gadis tersebut.

"Saya bantah itu. Saya tidak pernah melakukan pelecahan terhadap dia. Baik memegang maupun mencium," ucapnya.

AH sampaikan bahwa saat melakukan interview terhadap SU, posisi pintu ruangan kantor dalam keadaan terbuka.

"Jendela juga tidak tertutup gorden. Siapapun dan kapanpun orang bisa masuk. Kalaupun saya melakukan pelecehan, kenapa dia tidak berteriak. Itu di kantor loh. Masa saya melakukan hal tidak senonoh kepada orang," ujarnya.

AH juga membantah soal ancaman akan merobek dokumen kependudukannya apabila tidak bisa menghafal lagu kebangsaan Indonesia Raya.

Baca juga: Cerita Dokter Jambri Pranata Maju Pilkada Nunukan Kalimantan Utara, Mengaku 3 Kali Ajukan Resign

"Tidak pernah saya bilang robek dokumen. Saya bilang masa kamu tidak hafal lagu Indonesia Raya. Kamu lebih hafal lagu kebangsaan Malaysia. Kamu orang Indonesia atau tidak," katanya.

AH menuturkan, sebelum melakukan interview lebih dalam mengenai keluarga SU, dia memastikan SU dalam kondisi psikis yang sehat.

"Betul saya melontarkan pertanyaan kenapa matamu merah. Apakah habis dugem atau sakit. Kalau kita wawancara kan harus dalam keadaan sadar atau sehat. Kata dia, saya sehat saja pak. Terus kenapa matamu merah apakah habis dugem. Tolong jujur. Kata dia lagi, saya habis nonton drakor sampai jam dua malam," tuturnya.

Kendati begitu, AH membenarkan bahwa dirinya sempat menanyakan ada tidaknya tato pada lengan SU saat interview.

"Betul saya ada minta dia untuk buktikan kalau tidak ada tato pada lengannya. Itupun saya izin dulu dan dia yang tarik sendiri lengan baju itu sampai siku saja. Jangan sampai dia bekerja tidak benar di Tawau. Jangan sampai kami salah memberikan KTP kepada orang," ungkapnya.

Baca juga: Sabu 50 Kg dari Malaysia Tujuan Sulawesi Selatan Kandas di Nunukan, Dibawa Kurir Asal Pontianak

Meski begitu, AH katakan dirinya akan siap memenuhi panggilan klarifikasi dari Polres Nunukan mengenai laporan dugaan pelecehan yang mengarah pada dia.

"Saya masih menunggu panggilan polisi. Saya siap kok. Saya tidak akan lari dari masalah yang ada. Saya yakin saya tidak bersalah," imbuh AH. (febrianus felis)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya

Sumber: Tribun kaltara
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved