Berita Nasional Terkini

Baru Saja! Info Gempa Hari Ini Tuban Jawa Timur BMKG, Pusat Gempa Terkini Jakarta 2 Menit yang Lalu

Ini info BMKG gempa terkini atau gempa hari ini Tuban Jawa Timur, pusat gempa terkini jakarta 2 menit yang lalu/pusat gempa terkini 2 menit yang lalu

Editor: Doan Pardede
Twitter @infoBMKG
GEMPA TERKINI TUBAN - Ini info BMKG gempa terkini atau gempa hari ini Tuban Jawa Timur, pusat gempa terkini jakarta 2 menit yang lalu/pusat gempa terkini 2 menit yang lal 

* Jangan menggunakan tangga berjalan atau lift, gunakan tangga biasa;

* Periksa apa ada yang terluka, lakukan P3K;

* Telepon atau mintalah pertolongan apabila terjadi luka parah pada Anda atau sekitar Anda.

2. Periksa lingkungan sekitar Anda

* Periksa apabila terjadi kebakaran.

* Periksa apabila terjadi kebocoran gas.

* Periksa apabila terjadi hubungan arus pendek listrik.

* Periksa aliran dan pipa air.

* Periksa apabila ada hal-hal yang membahayakan (mematikan listrik, tidak menyalakan api dll)

3. Jangan mamasuki bangunan yang sudah terkena gempa

* Karena kemungkinan masih terdapat reruntuhan.

4. Jangan berjalan di daerah sekitar gempa

* Kemungkinan terjadi bahaya susulan masih ada.

Baca juga: Gempa 6.5 Magnitudo di Garut Jawa Barat, Warga Sayangheulang Panik Takut Tsunami, Penjelasan BMKG

5. Mendengarkan informasi.

* Dengarkan informasi mengenai gempa bumi dari radio (apabila terjadi gempa susulan).

* Jangan mudah terpancing oleh isu atau berita yang tidak jelas sumbernya.

6. Mengisi angket yang diberikan oleh instansi terkait untuk mengetahui seberapa besar kerusakan yang terjadi.

7. Jangan panik dan jangan lupa selalu berdoa kepada Tuhan YME demi keamanan dan keselamatan kita semuanya.

11 Fakta Gempa M 5,9 dan M 6,5 Tuban yang Bersifat Destruktif 22 Maret 2024 Lalu

Gempa beruntun mengguncang kawasan Tuban dan Bawean, Gresik, Jawa Timur pada Jumat (22/3/2024).

Gempa pertama berkekuatan magnitudo 5,9 terjadi pada pukul 11.22 WIB.

Gempa tersebut diikuti dengan sejumlah gempa lainnya. Pada pukul 15.52 WIB, terjadi gempa berkekuatan signifikan dengan magnitudo 6,5.

Pusat gempa berada di Timur Laut Tuban.

Hingga Minggu (24/3/2024) pukul 10.00 WIB, BMKG mencatat telah terjadi 239 kali gempa.

Berikut 11 fakta mengenai gempa Tuban atau gempa Bawean menurut versi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Jenis gempa

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengungkapkan, gempa berkekuatan magnitudo 5,9 dan 6,5 merupakan jenis gempa kerak dangkal atau shallow crustal earthquake.

"Gempa ini dipicu aktivitas sesar aktif dengan mekanisme geser atau mendatar (strike-slip) di Laut Jawa," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima oleh Kompas.com, Minggu (24/3/2024).

Bersifat merusak

Gempa Tuban bersifat merusak atau destruktif. Gempa tersebut menimbulkan kerusakan bangunan di sejumlah lokasi.

Hasil kaji cepat BPBD Provinsi Jawa Timur juga menghimpun total jumlah kerusakan akibat gempa dirasakan hingga ke Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Lamongan, Kota Surabaya, dan Kabupaten Tuban.

Dalam keterangan tertulis BNPB, total rumah rusak ringan sebanyak 2.654 unit, rumah rusak sedang 1.177 unit, dan rumah rusak berat sebanyak 779 unit.

Selain itu, gempa juga menyebabkan rusaknya sekolah sebanyak 78 unit, rumah sakit 5 unit, tempat ibadah 156 unit, dan gedung delapan unit.

Tak Berisiko Tsunami

Daryono mengungkap, gempa ini tidak berisiko tsunami menurut hasil permodelan tsunami BMKG.

"Dari data lapangan hasil monitoring muka laut dengan menggunakan Tide Gauge milik Badan Informasi Geospasial (BID) di Karimunjawa, Lamongan, dan Tuban menunjukkan muka laut yang normal tanpa ada anomali catatan tsunami," katanya.

Gempa berkekuatan magnitudo 6,5 yang terjadi belum dapat menimbulkan deformasi dasar laut yang dapat mengganggu kolom air laut, di samping mekanisme sumber gempanya yang berupa sesar geser atau mendatar tidak produktif dalam membangkitkan tsunami.

Guncangan spektrum luas

BMKG menyebutkan bahwa gempa ini memiliki guncangan spektrum luas.

Dampak guncangan dirasakan sampai daerah yang berjarak jauh.

Seperti misalnya Banjarmasin, Banjarbaru, Balikpapan, Sampit, Demak, Semarang, Solo, Temanggung, Kulon Progo, dan Kebumen.

Berpusat di zona kegempaan rendah

Gempa ini dinilai sebagai "gempa tak lazim" lantaran berpusat di zona aktivitas kegempaan rendah (low seismicity).

Wilayah terjadinya gempa adalah lokasi yang jarang terjadi gempa dangkal.

"Selama ini wilayah Laut Jawa lazimnya menjadi episenter gempa-gempa hiposenter dalam (deep fokus) akibat defornasi slab Lempeng Indo-Australia yang tersubduksi di bawah Lempeng Eurasia, tepatnya di bawah Laut Jawa dengan kedalaman 500-600 km," terang Daryono.

Berpusat di zona Sesar Tua Pola Meratus

Berdasarkan analisis BMKG, wilayah Laut Jawa utara Jawa Timur secara geologi dan tektonik berada pada zona Sesar Tua Meratus.

Sesar ini mengindikasikan keberadaan jejak sesar-sesar atau patahan yang berusia tua.

Menurut Daryono, gempa Bawean membuktikan bahwa ternyata jalur sesar di Laut Jawa masih aktif, sekaligus menjadi pengingat untuk waspada terhadap keberadaan sesar aktif dasar laut yang jalurnya dekat Pulau Bawean yang berpenduduk.

"Meski termasuk dalam zona kegempaan rendah, Laut Jawa utara Jawa Timur tetap memiliki potensi gempa lantaran secara geologi dan tektonik terdapat jalur Sesar Tua Pola Meratus," kata dia.

Dipicu reaktivasi sesar tua

BMKG mencermati, episenter pusat gempa tersebut tepat pada jalur Sesar Muria.

Jalur sesar ini berada di zona Sesar Tua Meratus.

"Salah satu jalur sesar di zona Pola Meratus ini diduga mengalami reaktiviasi dan memicu gempa," ujar Daryono.

Menurut BMKG, gempa susulan dalam peristiwa gempa Tuban atau gempa Bawean ini memiliki kekuatan lebih besar dari gempa pertama.

Untuk diketahui, gempa pertama berkekuatan magnitudo 5,9 dan diikuti gempa magnitudo 6,5.

Fenomena ini terjadi karena bidang bakal geser di bidang sesar (asperity) ukurannya lebih besar (6,5) pecah belakangan, salah satunya dipicu tekanan dari gempa pertama dengan asperity yang ukurannya relatif lebih kecil.

"Bidang sesar yang pecah pertama kali (first rupture) adalah asperity pada struktur batuan yang lebih lemah, sehingga mengalami pecah duluan sebagai gempa pembuka (foreshock)," kata dia.

Retak Gempa susulan cukup banyak

Penyebab mengapa terjadi gempa susulan yang cukup banyak lantaran karakteristik gempa kerak dangkal di Bawean terjadi pada batuan kerak bumi permukaan.

Batuannya bersifat heterogen sehingga mudah rapuh. Beda dengan gempa kerak samudra yang batuannya bersifat homogen dan elastis sehingga biasanya tidak diikuti dengan gempa susulan meski magnitudo gempa awal cukup besar.

Menurut Daryono gempa susulan lazim terjadi setelah terjadi gempa kuat dan bukan untuk ditakuti.

"Banyaknya gempa susulan justru bisa memberikan informasi peluruhan gempa sehingga kita dapat mengestimasi kapan berakhirnya gempa susulan," ujarnya.

Mulai meluruh

Berdasarkan hasil pemantauan BMKG, tercatat telah terjadi 239 kali gempa sampai Minggu (24/3/2024) pagi.

Adapun frekuensi gempa semakin jarang. Pada Jumat (22/3/2024) dapat terjadi 19 kali gempa dalam satu jam.

Sedangkan pada Minggu (24/3/2024) terjadi 2-3 kali gempa dalam satu jam. 

Hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M6,5.

Ini merupakan gempa susulan ke-20 yang terjadi Jumat siang hingga sore.(BMKG) Daryono mengungkapkan, gempa Bawean menambah catatan gempa kuat di Laut Jawa.

Menurut catatan BMKG, sejarah gempa kuat di Laut Jawa terjadi empat kali yakni 1902,1939, 1950, dan 2024.

Gempa ini juga menjadi sebuah pelajaran penting.

"Bahwa ancaman gempa merusak di Jawa Timur tidak hanya berasal dari selatan yaitu sumber gempa subduksi lempeng atau megathrust dan sesar-sesar aktif di daratan tetapi ternyata juga dari sumber gempa di Lauta Jawa utara Jawa Timur," jelas dia.

Itulah tadi info BMKG gempa terkini atau gempa hari ini Tuban Jawa Timur, pusat gempa terkini jakarta 2 menit yang lalu/pusat gempa terkini 2 menit yang lalu.

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved