Banjir di Mahakam Ulu

9 Fakta Mahulu, Tetangga IKN di Kaltim, Kini Dilanda Banjir Besar, Pertama Punya Jalan Aspal 2018

9 Fakta Mahakam Ulu atau Mahulu kini dilanda banjir besar. Mahulu pertama kali punya jalan aspal 2018. Mahulu adalah kabupaten tetangga IKN di Kaltim

|
Editor: Amalia Husnul A
TribunKaltim.co/HO-Warga
MAHULU BANJIR - Beginilah kondisi banjir setinggi 4 meter di Ujoh Bilang, Mahulu. Kamis (16/5/2024). Mahulu adalah kabupaten tetangga IKN Kaltim. Simak 9 fakta Mahulu yang pertama kali punya jalan aspal tahun 2018 

Dari luas lahan tersebut, Kabupaten Mahakam Ulu dapat memproduksi sawit sebanyak 127.110 ton, yang melibatkan 3.260 orang petani.

4. Festival Hudoq Cross Border

Kabupaten Mahakam Ulu terkenal dengan seni budayanya berupa Tari Hudoq.

Tarian ini biasanya ditampilkan saat membuka lahan atau menabur benih, yaitu antara bulan September hingga November.

Masyarakat suku Dayak meyakini gerakan tari Hudoq mampu membawa kesuburan pada benih tanaman yang ditanam.

Baca juga: Intensitas Hujan di Mahulu Cukup Tinggi, BPBD Kaltim: Kami Belum Bisa Memperkirakan sampai Kapan

Secara bahasa, Hudoq berarti menjelma.

Dalam praktiknya, para penari memakai topeng sebagai perwujudan hewan atau hama yang merusak tanaman.

Pemantasan Tari Hudoq kini bukan sekadar untuk upacara adat belaka.

Pemerintah Mahakam Ulu bahkan sudah menggelar festival dengan nama Festival Hudoq “Cross Border”.

Pada tahun 2018, festival ini berhasil memecahkan rekor MURI dengan penari terbanyak yaitu 2.230 orang.

5. UMK Mahakam Ulu 2024

Upah Minimum Kabupaten (UMK) Mahakam Ulu tahun 2024 ditetapkan sebesar Rp 3.711.017,82 .

Sebagai catatan, UMK Mahulu ini masih mengikuti Kabupaten Kutai Barat yang sebelumnya merupakan kabupaten induk. 

UMK Mahakam Ulu ini masih lebih rendah dibanding UMK Penajam Paser Utara yang ditetapkan sebesar Rp 3.715.817,74.

UMK ditetapkan berdasarkan standar kebutuhan hidup di Kabupaten Mahakam Ulu.

6. Pertama Punya Jalan Aspal Tahun 2018

Sebagai kabupaten termuda di Kalimantan Timur, pembangunan infrastruktur di Kabupaten Mahakam Ulu tergolong sangat lambat.

Kabupaten ini baru memiliki jalan beraspal pertama kali tahun 2018, yaitu sepanjang 300 meter dari total target 145 kilometer.

Pembangunan jalan beraspal itu untuk menghubungkan wilayah Tering menuju Long Bagun.

Sementara hingga tahun 2019, Mahakam Ulu baru memiliki 18 kilometer jalan beraspal. Padahal total jalan di sana mencapai 737,587 kilometer.

7. Kondisi transportasi

Mengingat minimnya jalan beraspal, tak heran masyarakat Kabupaten Mahakam Ulu mengandalkan transportasi sungai untuk mobilitas.

Bahkan, sebanyak 90 persen warga ketergantungan menggunakan kapal pedalaman, speedboat, long boat, maupun perahu keriting.

Namun ketika musim kemarau, aliran sungai yang dangkal sangat tidak memungkinkan untuk dilalui kapal.

Sementara saat musim penghujan, jalanan Mahakam Ulu yang mayoritas belum teraspal akan menjadi lincin sehingga kendaraan darat akan kesulitan melintas.

Kondisi memprihatinkan di Kabupaten Mahakam Ulu sangat bertolak belakang dengan rencana pembangunan besar-besaran Ibu Kota Nusantara oleh pemerintah.

Padahal, Mahakam Ulu ini nantinya juga akan menjadi salah satu penyokong ibu kota baru tersebut.

8. Tempat Wisata di Mahakam Ulu

Kabupaten Mahakam Ulu menawarkan nuansa Borneo yang sesungguhnya pada aliran Sungai Mahakam.

Di antara tempat wisata di Mahakam Ulu yang ramai dikunjungi adalah Batu Dinding yang berlokasi di Kampung Long Melaham.

Batu Dinding adalah sekumpulan bebatuan karst yang terbentuk sejak ribuan tahun silam.

Tinggi Batu Dinding menjulang hingga 100 meter dan terhampar sepanjang 800 meter.

Dari kejauhan, Batu Dinding akan terlihat seolah memagari Sungai Mahakam Ulu, dan tampak seperti tembok yang kokoh.

Pada bagian bawah Batu Dinding terdapat goa yang dilengkapi dengan stalaktit dan stalakmit.

Bagian dalam goa ini terdapat peti mati yang biasa disebut Lungun, yang bentuknya menyerupai perahu dengan motif Burung Enggang.

Rute menuju Batu dinding dapat ditempuh selama 3-4 jam dari Pelabuhan Tering, dengan biaya sekitar Rp 300.000.

9. Banjir terparah dalam sejarah

Banjir yang melanda Mahulu tahun 2024 adalah yang terparah dalam sejarah.

Kepala BPBD Mahulu, Agus Darmawan mengatakan berkaca dari pengalaman banjir di tahun-tahun sebelumnya, banjir ini adalah yang paling parah sepanjang sejarah. 

"Ini menurut cerita dari tahun-tahun sebelumnya ini yang paling parah sepanjang sejarah," katanya, Kamis (16/5/2024). 

Ia menyebut, sebelumnya Mahulu pernah mengalami bencana serupa di tahun 2005. 

Di mana pada tahun tersebut banjir yang melanda Mahulu mencapai ketinggian 2 meter.   

"Bahkan ini banjir yang paling tinggi sejak 2005," ujarnya. 

Ia menyebut faktor penyebab tingginya banjir kali ini karena intensitas hujan yang cukup tinggi. 

Namun, sebelumnya BPBD telah memberikan imbauan kepada masyarakat tentang hal ini. 

"Kita susah memprediksi cuaca ya karena memang intensitas hujan di bulan ini tinggi. Intinya kami sudah memberikan peringatan sejak awal kepada masyarakat untuk mewaspadai terjadinya banjir," jelasnya. 

Melihat informasi BMKG, intensitas hujan di bulan ini memang cukup tinggi dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya. 

"Prakiraan BMKG beberapa bulan ini memang intensitas hujan cukup tinggi. Hujannya bersamaan di beberapa anak sungai sehingga Mahakam tidak bisa membendungnya," sebutnya. 

Menurut pantauan timnya, saat ini kondisi banjir sedang berada pada posisi bertahan yang artinya tidak ada pertambahan. 

Ia berharap cuaca tetap cerah hingga sore hari sehingga air dapat segera surut. 

"Bertahan ya posisinya, mudah-mudahan tidak hujan. Semoga sore ini mudah-mudahan segera surut," harapnya. 

Baca juga: 7 Fakta Dahsyatnya Banjir di Mahulu yang Masih 1 Provinsi dengan IKN Kaltim, Ribuan Rumah Terendam

(Tribunkaltim.co/Febriawan/Kristiani Tandi Rani/kompas.com)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Katim untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved