Berita Nasional Terkini

Refly Harun Menduga PDIP tak Lagi Solid, Singgung Sejumlah Sinyal Beda Suara Megawati dan Puan

Pakar hukum tata negara, Refly Harun menduga PDIP tak lagi solid. Ia menunjuk sejumlah sinyal perbedaan suara antara Megawati dan Puan Maharani.

Editor: Amalia Husnul A
Tribunnews.com/Fransiskus Adhiyuda
PUAN DAN MEGAWATI BEDA SUARA - Momen saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggandeng Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri saat di acara Rakernas III PDIP di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta, Selasa (6/6/2023) lalu. Pakar hukum tata negara, Refly Harun menduga PDIP tak lagi solid. Ia menunjuk sejumlah sinyal perbedaan suara antara Megawati dan Puan Maharani. 

Ketua DPP PDIP itu pun duduk hanya terpisah dua kursi dari tempat duduk Jokowi.

Pertemuan ini merupakan kali perdana Jokowi dan Puan bertemu sejak akhir 2023.

Hubungan Jokowi dengan politisi PDIP sempat merenggang sejak majunya Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto dalam Pilpres 2024.

Pada momen Idul Fitri 2024, Jokowi juga tidak bertemu dengan Puan dan ibunya Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri

Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Pakar hukum tata negara Refly Harun mengatakan, sikap PDI Perjuangan (PDIP) yang belum secara tegas menyatakan memilih jalur oposisi dinilai karena didasari pertimbangan tersendiri.

Yakni menanti renggangnya hubungan antara Presiden Joko Widodo dengan presiden terpilih Prabowo Subianto.

Sebab menurut Refly, selama ini Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri tidak punya persoalan dengan Prabowo yang juga merupakan Ketua Umum Partai Gerindra.

Baca juga: Dag Dig Dug Tunggu Megawati, Sikap Politik PDIP Terhadap Koalisi Prabowo Diputuskan 24 Mei 2024

"Sebenarnya kenapa PDIP belum memutuskan? Karena lagi-lagi Megawati tidak punya persoalan sama Prabowo. Dia punya persoalan dengan Jokowi," ujar Refly dalam program Gaspol Kompas.com, sebagaimana dilansir tayangan YouTube Kompas.com, Sabtu (19/5/2024).

"PDIP sedang menunggu berakhirnya kemesraan Jokowi dan Prabowo. Begitu berakhir masuk dia (PDIP).

Sekarang pertanyaannya, yang paling ditakutkan Jokowi adalah enggak ada lagi orang mau mendengar dia, apalagi setelah lengser, " lanjutnya seperti dikutip TribunKaltim.co dari kompas.com.

Sisa masa pemerintahan Jokowi yang kurang dari enam bulan juga menjadi pertimbangan.

Karena meski Jokowi masih memimpin, presiden terpilih yang akan dilantik sudah ada, yakni Prabowo.

Lebih lanjut, Refly juga menyinggung soal hubungan Jokowi dan Prabowo yang masih dekat, karena Jokowi yang melakukan endorse kepada empat menterinya agar bisa masuk ke kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming mendatang.

Keempat menteri itu yakni Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, Menteri BUMN Erick Thohir, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno.

Keempat nama itu merupakan orang dekat Jokowi yang sangat berperan melancarkan kekuasaannya sekaligus pemenangan untuk Pilpres 2024 lalu.

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved