Berita Nasional Terkini
Sandiaga Uno akan Tolak Tawaran Masuk Kabinet Prabowo? 'Banyak yang Lebih Berkeringat daripada Saya'
Sandiaga Uno soal tawaran masuk kabinet Prabowo-Gibran, 'Banyak yang lebih berkeringat daripada Saya'.
TRIBUNKALTIM.CO – Sandiaga Uno soal tawaran masuk kabinet Prabowo-Gibran, 'Banyak yang lebih berkeringat daripada Saya'.
Siapa saja yang akan masuk dalam kabinet Prabowo-Gibran menarik untuk dinantikan.
Apakah para menteri akan tetap berjumlah 34 orang atau bertambah menjadi 40 menteri di kabinet Prabowo-Gibran.
Salah satu politik yang juga pengusaha yang digadang-gadang masuk di kabinet Prabowo-Gibran, adalah Sandiaga Uno.
Baca juga: PDIP Ogah Cawe-cawe Urusan Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Bukan Tanpa Alasan
Politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Sandiaga Uno menjawab pertanyaan tentang bagaimana jika dirinya mendapatkan tawaran kursi menteri di kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Diketahui, pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 lalu, Sandiaga dan PPP berada di kubu pasangan nomor urut 3, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
Menjawab pertanyaan tersebut, Sandiaga mengatakan banyak figur lain yang lebih berjasa untuk Prabowo-Gibran pada Pilpres 2024 dibandingkan dirinya.
Mantan wakil gubernur DKI Jakarta itu juga berpendapat sudah saatnya kursi menteri diduduki oleh figur-figur dari partai politik (parpol) pengusung Prabowo-Gibran.
"Sudah banyak yang lebih berkeringat dari saya. Kemarin kan saya ada di pihak Pak Ganjar dan rasanya sudah saatnya dari koalisinya Pak Prabowo," tutur Sandiaga setelah menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) World Water Forum (WWF) di Nusa Dua, Badung, Bali, Senin (20/5/2024), dikutip Kompas.com.
Meski demikian, Sandiaga yang merupakan mantan pasangan Prabowo di Pilpres 2019, mengaku akan memberi kontribusi dan doa terbaik.

Dia juga menjawab pertanyaan mengenai sikap partainya terhadap koalisi Prabowo.
Menurut Sandiaga, hal itu akan dibahas melalui proses internal partai.
"Mungkin di Mukernas atau Rapimnas di tingkat jajaran yang melibatkan semua DPW," katanya.
Diketahui pasangan Prabowo-Gibran telah dinyatakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai pemenang Pilpres 2024.
Mereka mengalahkan pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar-Mahfud.
3 Sosok Ini Menolak Masuk Kabinet Prabowo-Gibran
3 sosok yang menolak tawaran jadi menteri di kabinet Prabowo-Gibran, ada yang lebih memilih ikut Pilkada Jawa Timur 2024.
Tawaran presiden terpilih Prabowo Subianto untuk menjadi menteri di kabinetnya tak serta merta mendapat persetujuan.
Setidaknya ada tiga sosok yang sementara ini menolak menjadi menteri di Kabinet Prabowo-Gibran.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Tribun ada tiga politisi yang mengaku sudah ditawari menjadi menteri oleh Prabowo.
Baca juga: Yusril Ihza Mahendra Mundur Jadi Ketua Umum PBB, Pengamat Nilai Sinyal Masuk Kabinet Prabowo-Gibran
1. Luhut Binsar Pandjaitan
Tapi, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi di kabinet Jokowi itu menolak tawaran Prabowo.
Luhut lebih tertarik jika dipercaya menjadi penasehat Prabowo Subianto di pemerintahan 5 tahun mendatang. Itu pun jika diminta oleh Prabowo.
"Beliau sudah minta, saya sudah sampaikan, kalau untuk jadi menteri saya tidak. Tapi, saya siap membantu sesuai permintaan beliau sebagai penasihat, kalau itu masih diminta," kata Luhut kepada wartawan di Kawasan Kura Kura Bali, Denpasar, Bali, Sabtu (18/5/2024).
Terkait dengan kelanjutan program-program pemerintahan Jokowi-Maruf Amin, Luhut menilai Prabowo akan melakukan hal itu.
Keyakinan tersebut berdasarkan hasil obrolannya bersama Menteri Pertahanan itu.
"Sederhana aja, karena ini kan akan berbuat baik pada Indonesia. Saya kira Pak Prabowo punya jiwa patriotisme yang tinggi. Saya bicara sama beliau, beliau akan meneruskan ini," ujar Luhut.

Meski demikian, ia memandang Prabowo tentu akan melakukan penyesuaian terkait dengan kelangsungan program-program Jokowi yang ada saat ini.
"Mungkin di sana-sini ada nanti penyesuaian. Tapi saya pikir apa yang telah diletakkan oleh Pak Joko Widodo adalah satu fondasi yang sangat-sangat baik," pungkas Luhut.
Sebelumnya, Luhut pernah menyatakan hal serupa. Ia menyebut tak akan menerima jika ditawari menjadi menteri lagi.
Luhut menyatakan istrinya keberatan jika Luhut kembali menjabat sebagai menteri.
"Tidak. Kalau saya jadi menteri lagi, cukup lah sudah. Ya kalau beri saran-saran tidak apa-apa. Kalau jadi menteri, istri saya tidak setuju," ungkap Luhut, Rabu (14/2/2024).
2. Khofifah Indar Parawansa
Mantan Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa mengaku mendapat tawaran untuk menjadi menteri pada pemerintahan Prabowo-Gibran mendatang.
Namun, Khofifah menolak tawaran tersebut karena ia memilih untuk kembali bertarung di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jatim 2024.
"Ada, ada (tawaran). Tapi saya sudah menyampaikan dari awal, saya mohon diberi kesempatan untuk kembali memimpin dan menjaga Jawa Timur," katanya saat menghadiri halalbihalal Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) di Kementerian Agama, Jakarta Pusat, Sabtu (4/5/2024).
Ia menyebut ingin kembali menjadi gubernur demi memajukan dan membuat Jawa Timur lebih hebat.
Khofifah mengaku ingin menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas di Jawa Timur lewat program sekolah taruna yang dijalankannya saat menjabat sebagai gubernur.
Program sekolah taruna tersebut bekerja sama dengan tiga matra Tentara Nasional Indonesia (TNI), yakni Angkatan Darat, Angkatan Udara, Angkatan Laut, dan Kepolisian RI.
Ia mengalokasikan 20 persen kuota siswa sekolah taruna untuk warga di luar Jatim.
Baca juga: Refly Harun Ungkap Dampak Buruk Bagi Gibran Bila Isu Jokowi Titip 4 Nama di Kabinet Prabowo Benar
“Untuk non Jatim kita beri porsi 20 persen, yang (porsi) lain adalah untuk masyarakat Jatim karena untuk sekolah di taruna-taruna itu kedisiplinannya luar biasa, kualitasnya juga Alhamdulillah luar biasa,” kata dia.
“Dan ini banyak sekali yang kemudian tertarik berminat untuk sekolah di 5 SMA taruna yang ada di Jatim," tambahnya.
Jawa Timur, lanjut Khofifah, juga menerima banyak apresiasi saat ia menjabat sebagai gubernur, termasuk penghargaan tanda kehormatan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha dari Presiden Joko Widodo.
"Insyaallah itu prestasi-prestasi yang mudah-mudahan bisa kita tingkatkan kemanfaatannya untuk masyarakat lebih luas, bukan hanya Jawa Timur," ujar dia.
Rencananya, ia akan kembali berduet dengan Emil Dardak, mantan wakil gubernurnya, pada Pilgub Jatim 2024.
Keduanya tengah berusaha mengomunikasikan wacana tersebut kepada partai-partai yang mengusung
"Jadi (saya dan Emil) sama-sama berikhtiar mengomunikasikan dengan partai-partai pengusung. Karena kan saya, Golkar, Gerindra, suaranya lebih besar dari Demokrat, jadi komunikasi sedang dan terus kita lakukan," ujar Khofifah.
3. Sufmi Dasco Ahmad
Presiden terpilih Prabowo Subianto juga sudah meminta Ketua Harian DPP Partai Gerindra untuk masuk ke kabinetnya.
Wakil Ketua DPR RI itu diminta untuk menjabat sebagai Menteri Sekretaris Negara.
"Gue sudah diminta (untuk menjadi Mensesneg)," kata Dasco kepada wartawan di kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara IV, Kamis (25/4/2024).
Baca juga: Jokowi Disebut Titip 4 Nama di Kabinet Prabowo-Gibran, Refly Harun Soroti Peran Wapres Terpilih
Namun demikian, Sufmi Dasco tidak menjelaskan apakah dirinya menerima atau menolak tawaran tersebut.
Dirinya hanya mengatakan tidak sanggup menjadi Mensesneg karena harus selalu mendampingi presiden setiap saat.
“Gua mana betah,” kata dia.
Jumlah Kementerian Jadi 40
Sejak pekan lalu kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran disebut-sebut akan membentuk 'kabinet gemuk' dalam pemerintahannya dengan 40 kementerian dan lembaga.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman menyebut ide semacam itu murni merupakan hak prerogatif dari Prabowo Subianto sebagai Presiden terpilih.
Oleh sebab itu, menurut Habiburokhman, Prabowo pun memiliki hak untuk menambah atau pun mengurangi jumlah kementerian sebagai instrumen pendukung pemerintahannya.
Hal itu disampaikan Habiburokhman saat merespons isu munculnya rencana pembentukan kementerian baru dengan jumlah total 40 kementerian.
"Baik secara substansi, baik konstitusi (pembentukan kementerian) itu ada di Pak Prabowo, sebagai presiden elected."
"Apakah (tim yang) besar efektif, tidak efektif dan lain sebagainya kan tentu pertimbangan beliau," kata Habiburokhman di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (6/5/2024).
Habiburokhman pun mendukung jika Prabowo ingin menambah jumlah kementerian.
Menurutnya, Indonesia merupakan negara yang besar, dan memiliki tujuan dan cita-cita yang besar juga.
Oleh karenanya dengan melibatkan banyak pihak, maka tujuan untuk mewujudkan cita-cita itu akan semakin baik dilakukan.
"Jadi kalau memang ingin melibatkan banyak orang, menurut saya juga nggak ada masalah."
"Justru semakin banyak semakin bagus kalo saya pribadi," kata Habiburokhman.
Habiburokhman pun meminta kepada publik untuk tidak membaca bentuk 'besar' itu identik dengan badan gemuk yang memiliki gaya hidup tidak sehat.
Baginya, postur gemuk di jajaran kabinet lain halnya dengan postur tubuh manusia.
Sehingga, dalam urusan kenegaraan, jumlah pihak yang dilibatkan semakin banyak maka dinilai akan semakin baik.
"Jadi kita gak bicara, kalau gemuk dalam konteks fisik seorang perorang itu kan tidak sehat, tapi dalam konteks negara jumlah yang banyak itu artinya besar, buat saya bagus, negara kita kan negara besar. Tantangan kita besar, target target kita besar," kata Habiburokhman.
"Wajar kalau kita perlu mengumpulkan banyak orang, berkumpul dalam pemerintahan sehingga jadi besar," ujar Habiburokhman. (*)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas TV dan Tribunnews.com dengan judul Selain Luhut Dua Politisi Mengaku Ditawari Prabowo Masuk Kabinet Jadi Menteri, Dua Nama Ini Menolak
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.