Pilkada Jambi 2024
Hasil Survei Pilkada Jambi 2024: Syarif Fasha Kandidat Terkuat Calon Gubernur
Berikut hasil survei terbaru Pilkada Jambi 2024, elektabilitas mantan Wali Kota Jambi Syarif Fasha teratas sebagai calon gubernur.
TRIBUNKALTIM.CO - Berikut hasil survei terbaru Pilkada Jambi 2024, elektabilitas mantan Wali Kota Jambi Syarif Fasha teratas sebagai calon gubernur.
Sebagaimana diketahui, Pilgub Jambi 2024 akan digelar pada 27 November 2024.
Saat ini bursa calon gubernur untuk Pilkada Jambi 2024 diramaikan beberapa tokoh politik.
Adapun hasil survei Pilkada Jambi 2024 untuk calon gubernur dirilis oleh Charta Politika.
Baca juga: Survei Litbang Kompas: 42,3 Persen Responden Ingin Jumlah Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran Tetap 34
Hasil survei Pilgub Jambi 2024

Elektabilitas Syarif Fasha dalam survei tersebut mendapat 35,8 persen dengan pertanyaan "seadainya Pemilihan Gubernur Jambi dilaksanakan hari ini, siapakah yang akan Bapak/Ibu/Saudara pilih?.
Eletabilitas yang diraih Ketua NasDem Jambi ini mengalahkan calon petahana yakni Al Haris.
Al Haris hanya mendapatkan 17,5 persen. Kemudian disusul Abdullah Sani 16,8 persen, Edi Purwanto 3.0 persen, Ratu Munawaroh 2,8 persen, Endra 2,5 persen dan Romli Haryanto 1,5 persen.
Perjalanan Syarif Fasha
Syarif Fasha telah mencatatkan kesuksesan dengan menjadi Wali Kota Jambi dua periode dan berhasil membangun Kota Tanah Pilih Pseko Betuah menjadi lebih maju.
Berhasil menjadi tokoh penting di Kota Jambi, ternyata kisah kesuksesan Syarif Fasha tak didapatkan dengan mudah, rintangan dan jatuh bangun ia lalui sejak kecil.
Pria kelahiran Plaju, Palembang 12 Mei 1968 ini bahkan tak sempat mencicipi sekolah di Taman Kanak-Kanak (TK) karena keterbatasan biaya yang dimiliki oleh orang tua.
"Saya Sekolah dimulai dari SD, Saya tidak sempat Sekolah TK, karena saat itu memang orang tua saya tidak mampu untuk menyekolahkan di TK," ujarnya dalam politictainment di Tribun Jambi beberapa waktu lalu.
Sehingga Syarif Fasha kecil baru bisa belajar membaca dan menulis saat berada di SD, padahal teman-temannya sudah mulai sejak di TK.
"Saya di SD kelas 1 termasuk yang terbelakang, karena telat untuk belajar menulis dan membaca," ucapnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.