Tribun Kaltim Hari Ini

Pernikahan Dini jadi Tantangan Tuntaskan Stunting di Kaltim

faktor-faktor penyebab stunting antara lain pola asuh yang mempengaruhi tumbuh kembang, sanitasi dan gizi di Kalimantan Timur.

|
Penulis: Martinus Wikan | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD FAIROUSSANIY
Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kaltim, Sunarto, menegaskan target Pemprov Kalimantan Timur untuk penurunan stunting terus dimaksimalkan. Memang tidak akan bisa cepat. Tapi pasti bisa dengan penanganan tepat untuk menciptakan generasi hebat di 2045. (TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD FAIROUSSANIY) 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Permasalahan stunting masih menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan pemerintah Indonesia, tak terkecuali di Provinsi Kalimantan Timur.

Sebagaimana diketahui, secara nasional stunting di Provinsi Kaltim dari 23,9 persen menjadi 22,9 persen atau hanya turun 1 persen di 2024 ini.

Hal ini diutarakan oleh Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kalimantan Timur, Sunarto kepada TribunKaltim.co pada Selasa (4/6/2024) di Samarinda

Dia mengatakan, faktor-faktor penyebab stunting antara lain pola asuh yang mempengaruhi tumbuh kembang, sanitasi dan gizi.

Baca juga: Kasus Stunting di Kaltim Hanya Turun 1 Persen, Akmal Malik Kecewa, Tuding Belum Kolaboratif

Selain itu ada faktor lain yang juga menjadi ancaman tingginya angka stunting. Yakni pernikahan dini dan remaja mengonsumsi narkotika, psikotropika dan bahan adiktif lainnya (NAPZA).

"Mengejutkan. Tapi faktanya begitu. Itu benar-benar ancaman," ungkapnya.

Ia membeberkan, pada 2019 lalu, tercatat 5,9 persen remaja pernah mengonsumsi Napza.

Selain itu tercatat 9,8 persen remaja dari generasi zoomer (Gen Z) dan Alpha mengalami mental disorder atau gangguan emosional.

"Tren mental disorder terus naik. Benar-benar harus diwaspadai," tegas Sunarto.

Sebagai langkah antisipasi terhadap ancaman-ancaman itu, BKKBN Kaltim telah menyiapkan program Generasi Berencana (Genre).

Mereka tengah melatih para remaja terpilih yang nantinya bisa menjadi konseling remaja.

Baca juga: Cegah Stunting dan Inflasi Melalui GEMARIKAN, Pemkot Samarinda Bakal Bangun Cold Storage

"Karena Gen Z dan Alpha akan lebih terbuka kepada yang sebaya," jelasnya.

Sementara berbicara pernikahan dini, BKKBN telah membangun kerja sama dengan Kementerian Agama dengan adanya Elektronik Siap Nikah dan Hamil (Elsimil) bagi calon pengantin.

Bagi BKKBN usia matang untuk memulai pernikahan adalah 21 tahun untuk perempuan dan 25 tahun untuk laki-laki.

Namun pada kenyataannya saat ini pernikahan dini di Kaltim cukup tinggi dengan beberapa penyebab.

Halaman
123
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved